Share Margin Lembaga Tataniaga

pedagang pengumpul daerah. Pisang barangan yang telah dibeli kemudian disimpan dan dipilah sesuai ukurannya untuk menentukan harga jual. Kemudian pisang barangan yang sudah matang dibeli oleh pedagang pengecer setiap hari. Fungsi informasi pasar diperoleh dari pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Fungsi-fungsi yang dilakukan pedagang pengecer luar daerah adalah sebagai berikut: pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, standarisasi, pengemasan, penanggungan resiko, dan informasi pasar. Pedagang pengecer membeli pisang barangan kemudian menjualnya langsung ke tangan konsumen. Ada pedagang pengecer yang membeli pisang barangan dari agen, dan ada juga yang langsung diantar oleh pedagang pengumpul daerah. Pedagang pengecer yang membeli pisang barangan dari agen menggunakan kendaraan berupa becak bermotor untuk mengangkut pisang barangan ke tempat berjualan dan ada juga yang tanpa menggunakan alat transportasi karena tempat berjualan pedagang pengecer dengan agen cukup dekat. Jadi, dengan rata-rata volume penjualan sebanyak 325 sisir per minggu Lampiran 5 atau rata-rata per hari sebanyak 46 sisir, pedagang pengecer cukup menjinjing pisang tersebut hingga ke tempat berjualan. Adapun resiko yang dihadapi pedagang pengecer luar daerah yaitu penurunan harga dan penyusutan kebusukan buah. Sistem informasi pasar diperoleh dari agen, pedagang pengecer yang lain dan konsumen.

5.3 Share Margin Lembaga Tataniaga

Share margin adalah rasio antara harga jual akhir pada tingkat petaniprodusen dengan harga yang diterima konsumen akhir yang dinyatakan dalam persentase. Share margin juga merupakan persentase price spread terhadap Universitas Sumatera Utara harga beli konsumen di pasaran. Sementara itu, price spread adalah sebaran harga pada setiap komponen biaya tataniaga untuk masing-masing lembaga tataniaga. Untuk menganalisis share margin dan price spread di setiap lembaga tataniaga maka perlu dihitung biaya tataniaga yang dilakukan oleh masing-masing petaniprodusen dan lembaga tataniaganya. Berikut perhitungan rata-rata share margin dan price spread tataniaga pisang barangan per 1.000 sisir pada setiap saluran I, II, dan III. Tabel 12. Rata-Rata Price Spread dan Share Margin Tataniaga Pisang Barangan Per 1.000 Sisir Pada Saluran I Petani – PPD - Konsumen No. Uraian Price Spread Rp Share Margin 1. Petani a. Nilai Penjualan 8.660.256 63,02 2. Pedagang Pengumpul Daerah PPD a. Nilai Pembelian 8.660.256 b. Nilai Penjualan 13.741.935 c. Komponen Biaya Pemanenan 61.935 0,45 Penyimpanan 67.613 0,49 Transportasi 286.452 2,08 Bongkar Muat 54.192 0,39 Retribusi 2.710 0,02 Total Biaya 472.902 3,44 d. Margin Keuntungan 4.608.777 33,54 3. Nilai Pembelian Konsumen 13.741.935 100,00 Sumber : Lampiran 2, 3, dan 6 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai penjualan yang diperoleh petanipodusen per 1.000 sisir adalah sebesar Rp8.660.256,- 63,02. Di lain sisi, pedagang pengumpul daerah memperoleh nilai penjualan sebesar Rp13.741.935,-. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul daerah per 1.000 sisir adalah sebesar Rp472.902,- dengan rincian pemanenan sebesar Rp61.935,- 0,45, penyimpanan sebesar Rp67.613,- 0,49, transportasi sebesar Universitas Sumatera Utara Rp286.452,- 2,08, bongkar muat sebesar Rp54.192,- 0,39, dan retribusi sebesar Rp2.710,- 0,02. Dengan demikian margin keuntungan yang diperoleh oleh pedagang pengumpul daerah adalah Rp4.608.777,- 33,54. Nilai price spread dan share margin untuk masing-masing lembaga tataniaga dalam saluran II dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13.Rata-Rata Price Spread dan Share Margin Tataniaga Pisang Barangan Per 1.000 Sisir Pada Saluran II Petani – PPD – PPLD- Konsumen No Uraian Price Spread Rp Share Margin 1. Petani a. Nilai Penjualan 8.660.256 51,82 2. Pedagang Pengumpul Daerah PPD a. Nilai Pembelian 8.660.256 b. Nilai Penjualan 13.741.935 c. Komponen Biaya Pemanenan 61.935 0,37 Penyimpanan 67.613 0,40 Transportasi 286.452 1,71 Bongkar Muat 54.192 0,32 Retribusi 2.710 0,02 Total Biaya 472.902 2,83 d. Margin Keuntungan 4.608.777 27,58 3 Pedagang Pengecer Luar Daerah PPLD a. Nilai Pembelian 13.741.935 b. Nilai Penjualan 16.711.066 c. Komponen Biaya Penyimpanan 60.451 0,36 Transportasi 7.172 0,04 Sewa Tempat 204.918 1,23 Kebersihan 16.547 0,10 Retribusi 25.410 0,15 Pengemasan 40.984 0,25 Total Biaya 355.482 2,13 d. Margin Keuntungan 2.613.649 15,64 4. Nilai Pembelian Konsumen 16.711.066 100,00 Sumber : Lampiran 2, 3 ,5, 6 dan 8 Universitas Sumatera Utara Pada saluran II, diperoleh bahwa nilai penjualan yang diterima petaniprodusen adalah Rp8.660.256,- 51,82. Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa komponen biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul daerah adalah senilai Rp472.902,- 2,83 dengan rincian biaya pemanenan sebesar Rp61.935,- 0,37, biaya penyimpanan sebesar Rp67.613,- 0,40, biaya transportasi sebesar Rp286.452,- 1,71, biaya bongkar muat sebesar Rp54.192,- 0,32, dan biaya retribusi sebesar Rp2.710,- 0,02. Pedagang pengumpul daerah menjual pisang barangan ke pedagang pengecer luar daerah dengan nilai penjualan sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Oleh karena itu, margin keuntungan yang diperoleh oleh pedagang pengumpul daerah adalah sebesar Rp4.608.777,- 27,58 per 1.000 sisir. Di lain sisi, pedagang pengecer luar daerah dengan nilai pembelian sebesar Rp13.741.935,- per 1.000 sisir dengan komponen biaya sebagai berikut: penyimpanan sebesar Rp60.451,- 0,36, transportasi sebesar Rp7.172,- 0,04, sewa tempat sebesar Rp204.918,- 1,23, kebersihan sebesar Rp16.547,- 0,10, dan retribusi sebesar Rp25.410,- 0,15. Jadi, total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer luar daerah adalah Rp355.458,- 2,13 per 1.000 sisir. Sehingga dengan nilai penjualan pisang barangan per 1.000 sisir sebesar Rp16.711.066,- pedagang pengecer luar daerah memperoleh margin keuntungan sebesar Rp2.613.649,- 15,64. Nilai price spread dan share margin untuk masing-masing lembaga tataniaga dalam saluran III dapat dilihat pada Tabel 14. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Rata-Rata Price Spread dan Share Margin Tataniaga Pisang Barangan Per 1.000 Sisir Pada Saluran III Petani –PPD- ALD- PPLD No. Uraian Price Spread Rp Share Margin 1. Petani a.Nilai Penjualan 8.660.256 51,82 2. Pedagang Pengumpul Daerah PPD a. Nlai Pembelian 8.660.256 b. Nilai Penjualan 13.741.935 c. Komponen Biaya Pemanenan 61.935,00 0,37 Penyimpanan 67.613 0,40 Transportasi 286.452,00 1,71 Bongkar Muat 54.192,00 0,32 Retribusi 2.710,00 0,02 Total Biaya 472.902,00 2,83 d. Margin Keuntungan 4.608.777 27,58 3 Agen Luar Daerah ALD a. Nlai Pembelian 13.741.935 b. Nilai Penjualan 14.857.143 c. Komponen Biaya Penyimpanan 69.714 0,42 Sewa Tempat 571.429 3,42 Kebersihan 4.714 0,03 Retribusi 1.429 0,01 Total Biaya 647.286 3,87 d. Margin Keuntungan 467.922 2,80 4. Pedagang Pengecer Luar Daerah PPLD a. Nlai Pembelian 14.857.143 b. Nilai Penjualan 16.711.066 c. Komponen Biaya Penyimpanan 60.451 0,36 Transportasi 7.172 0,04 Sewa Tempat 204.918 1,23 Kebersihan 16.547 0,10 Retribusi 25.410 0,15 Pengemasan 40.984 0,25 Total Biaya 355.482 2,13 d. Margin Keuntungan 1.498.441 8,97 5. Nilai Pembelian Konsumen 16.711.066 100,00 Sumber : Lampiran 2 - 8 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui price spread dan share margin untuk setiap lembaga yang terlibat dalam proses tataniaga pisang barangan pada saluran III. Ada tiga lembaga tataniaga yang terlibat yaitu pedagang pengumpul daerah, agen luar daerah dan pedagang pengecer luar daerah. Total nilai penjualan yang diperoleh petaniprodusen adalah Rp8.660.256,- 51,82. Petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul daerah. Kemudian, pedagang pengumpul daerah menjual pisang barangan ke agen luar daerah dengan nilai penjualan per 1.000 sisir sebesar Rp13.741.935,-. Komponen biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul daerah adalah senilai Rp472.902,- 2,83 dengan rincian biaya yaitu, biaya pemanenan sebesar Rp61.935,- 0,37, biaya penyimpanan sebesar Rp67.613,- 0,40, biaya transportasi sebesar Rp286.452,- 1,71, biaya bongkar muat sebesar Rp54.192,- 0,32 dan retribusi sebesar Rp2.710,- 0,02. Sehingga margin keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul daerah per 1.000 sisir sebesar Rp4.608.777,- 27,58. Kemudian pedagang pengumpul daerah menjual pisang barangan ke agen luar daerah yang berada di kota Medan. Agen luar daerah membeli pisang barangan dengan nilai pembelian sebesar Rp13.741.935,- per 1.000 sisir. Komponen biaya yang dikeluarkan oleh agen luar daerah yaitu biaya penyimpanan sebesar Rp69.714,- 0,42, sewa tempat sebesar Rp571.429,- 3,42, biaya kebersihan sebesar Rp4.714,- 0,03, dan biaya retribusi sebesar Rp1.429,- 0,01. Dengan nilai penjualan sebesar Rp14.857.143,- per 1.000 sisir agen luar daerah memperoleh margin keuntungan sebesar Rp467.922,- per 1.000 sisir. Universitas Sumatera Utara Sementara itu pedagang pengecer luar daerah membeli pisang barangan dari agen luar daerah dengan nilai pembelian sebsar Rp14.857.143,- dan nilai penjualan sebesar Rp16.711.066. Komponen biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer luar daerah yaitu biaya penyimpanan sebesar Rp60.451,- 0,36, biaya transportasi sebesar Rp7.172,- 0,04, biaya sewa tempat sebesar Rp204.918,- 1,23, biaya kebersihan sebesar Rp16.547,- 0,10, dan biaya retribusi sebesar Rp25.410,- 0,15, dan biaya pengemasan sebesar Rp40.984 0,25 Sehingga margin keuntungan yang diperoleh oleh pedagang pengecer luar daerah per 1.000 sisir sebesar Rp1.498.441,- 8,97. Tabel 15. Rekapitulasi Share Margin dan Margin Keuntungan Setiap Lembaga Tataniaga pada Setiap Saluran Tataniaga Saluran Lembaga Tataniaga Share Margin Margin Keuntungan Rp I a. PetaniProdusen b. Pedagang Pengumpul Daerah Kecamatan STM Hilir 63,02 33,54 8.660.256 4.608.777 II a. PetaniProdusen b. Pedagang Pengumpul Daerah Kecamatan STM Hilir c. Pedagang Pengecer Luar Daerah Kota Medan 51,82 27,58 15,64 8.660.256 4.608.777 2.613.649 III a. PetaniProdusen b. Pedagang Pengumpul Daerah Kecamatan STM Hilir c. Agen Luar Daerah Kota Medan d. Pedagang Pengecer Luar Daerah Kota Medan 51,82 27,58 2,80 8,90 8.660.256 4.608.777 467.992 1.498.441 Sumber : Lampiran 6, 7, dan 8 Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa share margin yang diperoleh petaniprodusen pada saluran I adalah 63,02 dengan keuntungan sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir,-. Sementara itu, untuk saluran II, share margin yang diperoleh petaniprodusen adalah 51,82 dengan margin keuntungan sebesar Universitas Sumatera Utara Rp8.660.256 per 1.000 sisir,-. Pada saluran III, share margin yang diperoleh petaniprodusen sebesar 51,82 dan margin keuntungan sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir,-. Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa untuk petaniprodusen, share margin terbesar yang diperoleh pada saluran I yaitu sebesar 63,02 dengan nilai margin keuntungan sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir,-. Besar keuntungan yang diterima petaniprodusen yang ada di daerah penelitian adalah sama yaitu Rp8.660.256 per 1.000 sisir,-. Nilai share margin petaniprodusen yang berbeda- beda antar saluran disebabkan oleh banyak atau sedikitnya lembaga tataniaga yang terlibat. Pedagang pengumpul daerah memperoleh keuntungan yang sama setiap saluran. Pada saluran I dapat dilihat bahwa pedagang pengumpul daerah memperoleh share margin sebesar 33,54 dengan margin keuntungan Rp4.608.777,- per 1.000 sisir. Sementara itu pada saluran II, pedagang pengumpul daerah memperoleh share margin sebesar 27,58 dengan margin keuntungan sebesar Rp4.608.777,- per 1.000 sisir. Pada saluran III, pedagang pengumpul daerah memperoleh share margin sebesar 27,58 dengan margin keuntungan sebesar Rp4.608.777,- per 1.000 sisir. Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pedagang pengumpul daerah pada saluran I memperoleh keuntungan sebesar Rp8.810,- dan share margin sebesar 33,54. Hal ini dikarenakan semakin sedikitnya lembaga tataniaga yang terlibat maka akan semakin menyebabkan tingginya nilai perolehan akhir yang diterima oleh pedagang pengumpul daerah. Universitas Sumatera Utara Agen luar daerah hanya terdapat pada saluran III. Dalam hal ini agen luar daerah memperoleh share margin sebesar 2,80 dan margin keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp467.992 per 1.000 sisir. Pedagang pengecer luar daerah dalam hal ini hanya terdapat dalam saluran II dan III. Pada saluran II, pedagang pengecer memperoleh share margin sebesar 15,64 dengan margin keuntungan sebesar Rp2.613.649,- per 1.000 sisir. Sedangkan pada saluran III, pedagang pengecer memperoleh share margin sebesar 8,90 dengan margin keuntungan Rp1.498.441,- per 1.000 sisir

5.4 Efisiensi Tataniaga