Validitas Alat Ukur VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Sangat Tidak Sesuai. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable dan unfavourable dengan rentang skor dari 1 sampai 5. Berikut Blue Print dari skala kesejahteraan psikologis : Tabel 2. Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis No. Dimensi Favourable Unfavourable Total 1. Penerimaan diri 1, 3, 5, 37 19, 21, 23 7 2. Hubungan positif dengan orang lain 2, 4, 6, 38 20, 22, 24 7 3. Otonomi 7, 9, 11, 25, 27, 29, 39 7 4. Penguasaan lingkungan 8, 10, 12, 26, 28. 30, 40 7 5. Tujuan hidup 13, 15, 17 31, 33, 35, 41 7 6. Pertumbuhan pribadi 14, 16, 18, 42 32, 34, 36 7 Jumlah Total Item 21 21 42

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Menurut Azwar 2000 tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran.

1. Validitas Alat Ukur

Menurut Shaughnessy, Zeichmeister, Zeichmeister 2012 validitas merupakan kebenaran suatu pengukuran, apakah item mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan Azwar 2000 mendefinisikan uji validitas alat Universitas Sumatera Utara ukur sebagai sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudnya untuk diukur, artinya mengukur derajat fungsi suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Validitas yang digunakan adalah content validity dan construct validity. Content validity merupakan validitas yang menggunakan langkah telaah dan revisi item pertanyaan berdasarkan dari pendapat professional menggunakan professional judgement. Construct validity merupakan validitas yang menggunakan dasar pikiran penerapan teori Suryabrata, 2011. Analisa construct validity menggunakan analisis faktor . Uji analisis faktor diawali dengan melihat nilai Keiser-Meyers-Olkin KMO, yaitu mengukur apakah sampel sudah cukup memadai. Menurut Wibisono 2003 kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah nilai KMO 0,5 : a. Jika harga KMO sebesar 0,9 berarti sangat memuaskan b. Jika harga KMO sebesar 0,8 berarti memuaskan c. Jika harga KMO sebesar 0,7 berarti harga menengah d. Jika harga KMO sebesar 0,6 berarti cukup e. Jika harga KMO sebesar 0,5 berarti kurang memuaskan f. Jika harga KMO kurang dari 0,5 tidak dapat diterima. Kemudian dilihat nilai Measure of Sampling Adequency MSA dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya. Menurut Santoso 2002 angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya. b. Jika MSA lebih besar dari 0,5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. c. Jika MSA lebih kecil dari 0,5 dan atau mendekati nol 0, maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Selanjutnya validitas kontrak dilihat berdasarkan nilai bobot faktor loading factor yang menunjukan besarnya korelasi antara variabel awal dengan faktor yang terbentuk. Dikatakan memiliki validitas yang baik jika nilai faktor loadingnya lebih besar dari 0,5 Santoso, 2002.

2. Uji Daya Beda Item

Dokumen yang terkait

Hubungan Iklim Organisasi dengan Kesejahteraan Psikologis pada Karyawan

5 24 103

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN HARDINESS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA WANITA BEKERJA Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Hardiness dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Wanita Bekerja.

0 14 10

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN HARDINESS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA WANITA BEKERJA Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Hardiness dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Wanita Bekerja.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

0 2 16

Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Kesejahteraan Psikologis.

1 0 2

D. DATA MENTAH PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS - Hubungan Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Kesejahteraan Psikologis Di Kalangan Perawat

0 0 26

Hubungan Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Kesejahteraan Psikologis Di Kalangan Perawat

0 1 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kesejahteraan Psikologis 1. Definisi Kesejahteraan Psikologis - Hubungan Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Kesejahteraan Psikologis Di Kalangan Perawat

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Kesejahteraan Psikologis Di Kalangan Perawat

0 0 8

HUBUNGAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DI KALANGAN PERAWAT DI KOTA MEDAN SKRIPSI

0 0 16