hidup, serta pertumbuhan pribadi. Selain itu, setiap dimensi dari kesejahteraan psikologis menjelaskan tantangan yang berbeda yang harus dihadapi individu
untuk berusaha berfungsi positif Ryff Keyes, 1995. Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian dari kesejahteraan psikologis
adalah pencapaian potensi psikologis individu di mana individu mengaktualisasikan potensi dirinya dan dapat berfungsi secara penuh serta
dapat menerima diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, berhubungan positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan
lingkungan, dan terus tumbuh secara personal tanpa adanya perasaan negatif di dalam diri individu.
2. Perspektif Kesejahteraan
Perspektif mengenai kesejahteraan dibagi menjadi dua macam, yaitu hedonistik dan eudaimonik Ryan Deci, 2008. Perspektif yang pertama
adalah hedonistik yang menjelaskan kesejahteraan sebagai munculnya perasaan positif dan tidak adanya perasaan negatif Kahneman, Diener,
Schwarz, 1999. Perspektif yang kedua adalah eudaimonik yang menjelaskan bahwa kesejahteraan tidak terdiri dari memaksimalkan pengalaman positif dan
meminimalkan pengalaman negatif Ryan Deci, 2001 tetapi merujuk pada hidup sepenuhnya atau memungkinkan seseorang untuk mengaktualisasikan
potensi dirinya Ryan, Huta, Deci, 2008. Perspektif hedonistik berawal dari filsuf Yunani dan Epicurus yang
mengatakan ide dasar dari tujuan hidup adalah untuk mendapatkan pengalaman
menyenangkan sebanyak
mungkin berorientasi
pada
Universitas Sumatera Utara
kebahagiaan McMahon, 2006. Pendekatan hedonistik pada kesejahteraan diasosiasikan dengan kesejahteraan subjektif Subjective well-being
Kahneman, Diener, Schwarz, 1999. Kesejahteraan subjektif mempunyai dua elemen, yaitu keseimbangan afektif Affective Balance, yang didapatkan
melalui pengurangan frekuensi perasaan negatif daripada perasaan positif, dan persepsi kepuasan hidup Perceived Life Satisfaction yang merupakan
komponen kognitif yang lebih baik dan lebih stabil Lucas, Diener, Suh, 1996. Meskipun keseimbangan afektif dan kepuasan hidup menyiratkan
waktu yang berbeda dari kesejahteraan subjektif, seperti kepuasan hidup yang merupakan penilaian keseluruhan dari kehidupan, dan keseimbangan afektif
yang membuat acuan mengenai frekuensi perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dari pengalaman langsung Keyes, Shmotkin, Ryff,
2002. hal ini dapat dipahami sebagai konsep yang berhubungan dengan perspektif hedonistik Vazquez, 2009.
Perspektif eudaimonik pada awalnya diperkenalkan dari filosofi aristoteles mengenai kebahagiaan dalam Nicomachian Ethics Broadie
Rowe, 2002. Aristoteles mengatakan manusia hidup berdasarkan daimon, yang merupakan ide atau kriteria kesempurnaan bahwa seseorang berharap
dan memberikan makna dalam kehidupannya. Semua usaha untuk kehidupan didasari oleh daimon dan dalam memenuhi serta mendapatkan potensi penuh
diperkirakan akan menimbulkan keadaan optimal, yang dinamakan eudaimonia Avia Vazquez, 1998. Eudaimonik menetapkan bahwa
kesejahteraan terletak pada performa tindakan nyata dengan nilai yang dalam
Universitas Sumatera Utara
serta menyiratkan komitmen penuh dimana manusia merasa hidup dan nyata Waterman, 1993. Ryff sebagai tokoh dalam perspektif eudaimonik yang
paling penting
mengajukan istilah
kesejahteraan psikologis
untuk membedakan dari konsep kesejahteraan subjektif yang memiliki kekhasan
konsep hedonistik.
Ryff mencoba
untuk mengatasi
batasan dan
mendefinisikan kesejahteraan sebagai pengembangan potensi nyata manusia Ryff, 1995. Kebahagian atau kesejahteraan psikologis bukan motivasi utama
dari manusia melainkan hasil dari menjalani hidup dengan baik Ryff Keyes, 1995; Ryff Singer, 1998.
Teori self-determination juga berhubungan dengan ide eudaimonia dan realisasi diri sebagai aspek utama untuk menjelaskan kesejahteraan Ryan
Deci, 2000. Teori ini berdasarkan salah satu premis dasar humanis, dimana kesejahteraan merupakan konsekuensi utama dari fungsi psikologis yang
optimal. Teori self-determination mengatakan bahwa fungsi psikologis yang sehat menyiratkan kepuasan yang memadai tiga kebutuhan dasar psikologis,
yaitu otonomi, kompetensi dan keterkaitan, dan sistem tujuan yang sama dan terarah Ryan Deci, 2000. Komponen pertama, pemuasan kebutuhan dasar
terdiri dari mempertahankan keseimbangan hidup dimana menjamin kepuasan yang memadai di setiap area secara bebas. Komponen kedua, untuk
mengembangkan kesejahteraan eudaimonik setiap manusia perlu untuk menetapkan tujuan. Contohnya, tujuan ini seharusnya bersifat intrinsik
daripada ekstrinsik, terarah antara satu dengan yang lainnya, terarah
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan nilai dan ketertarikan dirinya serta kebutuhan dasar psikologisnya Vazquez Hervas, 2008.
Kebutuhan dasar psikologis yang diajukan oleh teori self-determination hampir bertepatan dengan dimensi otonomi, penguasaan lingkungan, dan
hubungan dengan orang lain dari model kesejahteraan psikologis Ryff meskipun ada perbedaan konseptual antara kedua model ini Lent, 2003.
Berdasarkan teori self-determination, pemenuhan kebutuhan dasar psikologis meningkatkan kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan psikologis Ryan
Deci, 2001. Perspektif eudaimonik fokus pada konten dari kehidupan dan proses kehidupan yang baik, dimana perspektif hedonik fokus pada hasil yang
spesifik, yaitu mendapatkan perasaan positif serta tidak hadirnya perasaan negatif dan juga perasaan menyeluruh mengenai kepuasan hidup. Dapat
dikatakan kedua model ini mempunyai cara yang berbeda untuk mencapai kebahagiaan Seligman, 2002.
3. Dimensi Kesejahteraan Psikologis