Bangunan Pembilas TINJAUAN PUSTAKA

178

3.11 Bangunan Pembilas

3.11.1 Definisi dan Fungsi Bangunan pembilas adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak didekat dan menjadi satu kesatuan dengan intake. Berfungsi untuk menghindarkan angkutan muatan sedimen dasar dan mengurangi angkutan muatan sedimen layang masuk ke intake. Bangunan pembilas dirancang pada bendung yang dibangun disungai dengan volume angkutan muatan sedimen dasar relatif besar, yang dikhawatirkan mengganggu pengaliran ke intake. Tinggi tekan yang cukup diperlukan untuk efektivitas pembilasan sehingga penentuan elevasi mercu bendung perlu memperhatikan hal ini. Selain itu perlu pula diusahakan pengaliran dengan sifat aliran sempurna melalui atas pintu bilas. Juga harus mempertimbangkan tidak akan mengakibatkan penggerusan setempat dihilir bangunan yang akan membahayakan bangunan. Universitas Sumatera Utara 179 Gambar Bangunan Pembilas Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 3.11.2 Sistem Kerja Pembilas dengan Undersluice Sistem kerja pembilas dengan undersluice bila dioperasikan yaitu:  Aliran sungai dari udik menuju bangunan akan terbagi dua lapis oleh plat undersluice,  Aliran sungai lapisan atas yang relatif tidak mengandung sedimen dasar mengalir ke intake, Universitas Sumatera Utara 180  Aliran sungai dilapisan bawah bersama-sama dengan sedimen dasar mengalir dan masuk ke lubang undersluice, yang akhirnya terbuang ke hilir bendung melalui pintu bilas, Pembilasan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktusehingga mendapatkan kedung daerah bebas endapan diudik dan mulut intakeundersluice. Gambar 3.33 Bangunan Pembilas Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 181 3.11.3 Macam Bangunan dan Tata Letak Macam Bangunan Bangunan pembilas dapat dibedakan menjadi:  Tipe konvensional tanpa undersluice,  Tipe undersluice dan shunt undersluice. Bangunan pembilas konvensional terdiri dari satu dan dua lubang pintu. Umumnya dibangun pada bendunga-bendung kecil dengan bentang berkisar 20.0 meter dan banyak terdapat pada bendung tua warisan Belanda di Indonesia. Bangunan pembilas dengan undersluice banyak dijumpai pada bendung yang dibangun sesudah tahun 1970-an, untuk bendung irigasi teknis. Ditempatkan pada bentang dibagian sisi yang arahnya tegak lurus sumbu bendung. Bangunan pembilas shunt undersluice digunakan pada bendung diruas hulu, untuk menghindarkan benturan batu dan benda padat lainnya terhadap bangunan. 1. Tata letak bangunan pembilas undersluice diatur seperti berikut:  Merupakan satu kesatuan dengan bangunan intake,  Pintu bangunan pembilas diletakan segaris dengan sumbu bendung,  Bangunan diletakkan disisi luar tubuh bendung dekat tembok pangkal, arahnya tegak lurus sumbu bendung,  Mulut undersluice mengarah ke udik bukan ke arah samping. 2. Tata letak bangunan pembilas shunt undersluice diatur seperti berikut:  Satu kesatuan dengan bengunan intake,  Ditempatkan dibagian luar tubuh bendung dan atau diluar tembok pangkal bendung,  Mulut undersluice mangarah ke samping bukan ke arah udik, Universitas Sumatera Utara 182  Pilar pembilas berfungsi sebagai tembok pangkal. Gambar 3.34 Bentuk Mulut Undersluice Miring pada Bendung Singomerto, Jawa Tengah atas dan bendung Parigi Sulawesi Tengah bawah Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 3.11.4 Komponen dan Bentuk Bangunan Komponen 3.11.4.1 Komponen bangunan pembilas undersluice lurus terdiri dari:  Undersluice dan perlengkapannya,  Pintu Pambilas dan perlengkapannya, Universitas Sumatera Utara 183  Pilar-pilar penempatan pintu,  Tembok baya-baya,  Jembatan pelayan,  Rumah pintu,  Sponeng pintu dan sponeng cadangan,  Tembok pangkal,  Tangga dan lain-lain. 3.11.4.2 Banguanan undersluice terdiri dari bagian-bagiannya yaitu:  Lubangterowongan,  Plat undersluice.  Lantai dengan lapisan tahan aus,  Tembok penyangga bila lubang lebih dari satu buah,  Mulut undersluice,  Pintu bilas atas dan bawah,  Saringan batu dan sebagainya. Catatan: untuk pintu bilas umumnya dipilih jenis pintu sorong dari kayu rangka baja atau plat besi rangka baja. Pada bendung-bendung dengan lebar bentang sekitar 20 meter, dijumpai bangunan pembilas tanpa undersluice, hanya terdiri dari:  Pintu bilas dan perlengkapannya,  Pilar bilas,  Tembok baya-baya, dan sebagainya. Lanatai pembilas: yang harus tahan terhadap kikisan aliran deras harus dilapisi dengan lapisan tahan aus yang dapat dibuat dari: Universitas Sumatera Utara 184  Lapisan batu candi,  Lapisan beton berkualitas tinggi. 3.11.5 Bentuk undersluice Bangunan pembilas dengan undersluice terdiri dari undersluice lurus dan shunt undersluice. Dilihat dari bentuk mulut undersluice lurus dapat dibagi menjadi:  Undersluice satu atau dua lubang dengan mulut sejajar sumbu bendung,  Undersluice satu lubang atau lebih dengan mulut menyudut terhadap sumbu bendung,  Undersluice dua lubang atau lebih dengan mulut menyudut terhadap sumbu bendung. Gambar 3.35 Bangunan Pembilas dengan Tiga Lubang dengan Dinding Banjir kombinasi pada Bendung Cisokan-Jawa Barat atas dan Pembilas tanpa Undersluice bawah Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 185 3.11.6 Tata Cara Desain Dalam mendesain bangunan undersluice harus mempertimbangkan lokasi bangunan intake dan merupakan satu kesatuan dengan intake. Urutan kegiatan dalam mendesain undersluice lurus yaitu:  Tentukan lebar undersluice dengan memperhatikan lebar pintu bilas dan lebar intake,  Tentukan arah dan letak mulut undersluice,  Tentukan panjang undersluice dengan memperhatikan bahwa mulut undersluice harus terletak diudik intake, panjang undersluice biasanya berkisar antara 5-20 meter,  Tentukan letak elevasi plat bagian atas undersluice dengan memperhatikan elevasi ambanglantai intake,  Tentukan ketebalan plat undersluice, biasanya berkisar antara 0.2m–0.35m  Tentukan tinggi lubang dan elevasi lantai undersluice, biasanya setinggi 1.50 m. 3.11.7 Dimensi Bangunan Undersluice Pembilasa undersluice lurus 3.11.7.1 Bantuk Mulut  Mulut Undersluice diletakkan di udik mulut intake dengan arah tegak lurus aliran menuju intake atau menyudut 45° terhadap tembok pangkal,  Lebar mulut undersluice harus lebih besar dari 1.2 kali lebar intake,  Elevasi bagian atas plat undersluice diletakkan sama tinggi atau lebih rendah daripada elevasi ambanglantai intake,  Lubang dapat terdiri atas dua bagian atau lebih, Universitas Sumatera Utara 186  Bila lebar mulut bagian udik jauh lebih lebar dari bagian hilir dapat dipersempit dengan tembok penyangga. 3.11.7.2 Lebar bangunan  Lebar pembilas total diambil 16-110 dari lebar bentang bendung, untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 meter.  Lebar satu lubang maksimum 2.50 mter untuk kemudahan operasi pintu, dan jumlah lubang tidak lebih dari tiga buah. 3.11.7.3 Tinggi dan Panjang Undersluice  Tinggi lubang undersluice diambil 1.50 meter, usahakan lebih tinggi dari 1.00 m tetapi tidak lebih tinggi dari 2.00 meter, agar memenuhi ketinggian tersebut lantai undersluice bisa dibuat lebih tinggi atau lebih rendah daripada lantai bendung.  Panjangnya ditentukan bahwa mulut undersluice harus terletak didalam bagian udik intake,  Bantuk lantai undersluice rata tanpa kemiringan. 3.11.7.4 Elevasi Lubang Elevasi lantai undersluice direncanakan:  Sama tinggi dengan lantai udik bendung,  Lebih rendah dari lantai udik bendung,  Lebih tinggi dari lantai udik bendung. Ini untuk memperoleh ketinggian lubang undersluice yang berkisar antara 1.0m1.5m. Universitas Sumatera Utara 187

3.12 Pintu pembilas