Bangunan Peredam Energi TINJAUAN PUSTAKA

157

3.10 Bangunan Peredam Energi

3.10.1 Definisi dan Fungsi Bangunan peredam energi bendung adalah sruktur dari bangunan dihilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai tipe, bentuk dan di kanan kirinya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan olehtembok sayap hilirdengan bentuk tertentu. Fungsi bangunan yaitu untuk meredam energi air akibat pembendungan agar air di hilir bendung tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan struktur. Dalam mendesainnya harus diperhitungkanterhadap enegi potensial, kinetik dan terhadap kemungkinan terjadinya proses perubahan morfologi sungai antara lain proses degradasi dasar sungai dan hilir bendung. Selain itu juga harus diperhitungkan terhadap debit desain, tinggi terjunan, pernggerusan setempat, degradasi dasar sungai, benturan dan abrasi sedimen serta benda padat laiannya. 3.10.2 Tipe Bangunan Peredam Energi Bendung Bangunan peredam energi bendung terdiri dari atas berbagai macam tipe antara lain yaitu:  Lantai hilir mendatar, tanpa atau dengan ambang akhir dan dengan atau tanpa balok lantai,  Cekung masif dan cekung bergigi,  Berganda dan bertangga,  Kolam loncat air,  Kolam bantalan air dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 158 Disamping itu bangunan peredam energi dikenal pula dengan istilah lain yaitu tipe:  Vlughter,  USBR,  SAF,  Schooklitch,  MDO, MDS, dan MDL,  Dan lain-lain. 3.10.3 Faktor Pemilihan Bendung Dalam pemilihan tipe banguna peredam energi sangat tergantung kepada berbagai faktor, antara lain:  Tinggi pembendungan,  Keadaan geoteknik tanah dasar misalnya jenis batuan, lapisan, kekerasan tekan, diameter butir dan sebagainya,  Jenis angkutan sedimen yang terbawa aliran sungai,  Kemungkinan degradasi dasar sungai yang akan terjadi di hilir bendung,  Keadaaan aliran yang terjadi di bangunan peredam energi sepertialiran tidak sempurnatenggelam, loncatan aliran yang lebih rendah atau lebih tinggi dan sama dengan kedalaman muka air hilir tail water. Dalam semua tahap kemungkinan keadaan aliran yang terjadi dibangunan peredam energi maka keadaan yang paling tidak menguntungkan yaitu keadaan: Universitas Sumatera Utara 159  Keadaan air hilir kurang dari kedalaman konjugasi, dalam hal ini loncatan akan bergerak ke hilir.dan akan menyebabkan penggerusan setempatyang akan terjadi secara lebih luas dan lebih besar.  Yang dimaksud dengan penggerusan setempat adalah gerusan dasar sungai yang terjadi setempat disekitar struktur akibat peningkatan turbulensialiran karena terganggunya aliran oleh struktur. 3.10.4 Prinsip Pemecahan Energi Prinsif pemecahan energi pada bangunan peredam energi adalah dengan cara menimbulkan gesekan air dengan lantai dan dinding struktur, gesekan air dengan air, membentuk pusaran air berbalik vertikal arah ke atas dan ke bawah serta pusaran arah horizontal dan menciptakan benturan aliran ke struktur serta membuat loncatan air didalam ruang olakan. 3.10.5 Desain Hidraulik Peredam Energi 3.10.5.1 Peredam Energi Lantai Hilir datar dengan Ambang Akhir 3.10.5.1.1 Umum Bangunan peredam energi tipe ini dikenal dengan istilah tipe Vlughter, MDO, MDS. Tipe yang dikembangkan dari hasil percobaan pengaliran oleh Ir. Moch. Memed, Dipl. HE, dkk. di laboratorium hidrolika, DPMA, semenjak tahun 1970-an. Tipe yang dipilih untuk peredam energi bendung yang berlokasi di sungai-sungai dengan angkutan sedimen dominan fraksi kerikil dan pasir. Berdasarkan berpuluh-puluh desain bendung dengan peredam tipe Vlughter, setelah diperiksa dengan uji model fisik ternyata ukurannya tidak pernah cocok dan harus dimodifikasi. Salah satu penggantinya yaitu tipe MDO dan MDS. Tipe Vlughter harus dimodifikasi menjadi tipe MDO karena antara alain parameter Universitas Sumatera Utara 160 elevasi dasar sungai dan tinggi muka air hilir peredam energi dalam rumus Vlughter belum dimasukkan. 3.10.5.1.2 Definisi dan Fungsi Bangunan peredam energi bendung tipe lantai hilir datar dengan ambang akhir adalah bagian di hilir bendung yang merupakan kolam olak terdiri atas lantai hilir mendatar, tanpa lengkungan pada transisi antara biadng hilir tubuh bendung dan lantai horizontal. Dan bagian ujung lantai dilengkapi dengan ambang akhir berkotak-kotak. Dibatasi oleh tembok pangkal bentuk tegak dibagian kanan dan kirinya.Fungsinya untuk meredam energi air agar tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan bangunan bagian hilir. Pada tipe ini pemecahan energi air ditimbulkan terutama oleh gesekan air dengan air, lantai dan dinding bangunan. Aliaran yang keluar sungai dari bangunan diratakanoleh ambang akhir yang berkotak-kotak. 3.10.5.1.3 Bentuk Hidraulik Bentuk hidraulik bangunan yaitu:  Mercu bendung bertipe bulat,  Tubuh bendung bagian hilir tegak sampai dengan kemirigan 1:1,  Tanpa legkungan di pertemuan kaki bendung dan lantai,  Lantai hilir berbentuk datar tanpa kemiringan,  Bentuk ambang akhir berbentuk kotak-kotak di bagian hilir lantai hilir,  Harus dilengkapi dengan tembok sayap hilir berbentuk miring dan ujungnya dimasukan kedalam tebing,  Terdiri atas 2 bentuk yaitu lantai dasar tanpa olakan MDO Gambar 3.18 dan dengan olakan MDS Gambar 3.19. Universitas Sumatera Utara 161  Untuk menambah keamanan tepat dihilir ambang akhir dan kaki tembok sayap dipasang rip-rap dari batu berdiameter antara 0.30 m – 0.40 m. Gambar 3.18 Peredam Energi Tipe MDS di Bendung Blawong Yogyakarta Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Gambar 3.19 Bentuk Peredam Energi MDO Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 162 3.10.5.1.4. Persyaratan Persyaratan yang berkaitan dengan batasan pemakaian yaitu:  Tinggi bendung mercu diatas mercu bendung mercu maksimum 4 meter,  Tinggi bendung dari dasar sungai bagian hilir di bawah 10 m,  Bila tinggi melampaui keadaan diatas maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan uji model fisik. 3.10.5.1.5. Ukuran Hidraulik Penentuan ukuran hidraulik yaitu kedalaman lantai, DS, panjang lantai, L, tinggi ambang, a, dan parameter lain ditentukan berdasarkan grafik-grafik yang telah disiapkan untuk itu. Seperti pada Gambar 3.20. Gambar 3.20 Denah Bendung Indrapura di Sumatera Barat Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 163 3.10.5.1.6. Penerapan Bendung dengan peredam energi lantai dasar dan ambang akhir modifikasi tipe Vlughter yang dikenal dengan tipe MDO telah diterapkan di berbagai bendung. Jumlahnya mencapai puluhan, dan tersebar diberbagai propinsi. Dari pengajian lapangan diketahui kinerjanya cukup baik. Beberapa bendung dengan peredam tipe ini di Jawa Barat, antara lain bendung: Cilemer, Ciletuh, Cikunten, Cimerah, dan sebagainya. 3.10.5.2. Peredam Energi Cekung 3.10.5.2.1. Umum Semenjak tahun 1970-an, pemanfaatan bangunan peredam energi tipe cekung atau bucket type pada bendung tetap di sungai torensial banyak digunakan. Tipe ini dipilih untuk digunakan pada bendung-bendung yang berlokasi pada sungai dengan kemiringan dasar sungai yang curam dengan angkutan sedimenbatu gelundung yang terbawa aliran sewaktu banjir. Ide pemanfaatan tipe ini adalah untuk menggantikan tipe drop weir. Seperti diketahui, bendung drop weir yang dibangun oleh ahli teknik Belanda sekitar tahun 1930-an dan ahli teknik Indonesia sekitar tahun 1950-an telah banyak yang rusak dan hancur. Dewasa ini tipe drop weir sudah tidak menjadi pilihan lagi, kecuali bila fondasi bangunan dapat ditempatkan langsung pada lapisan tanah dasar yang kuat masif, sehingga bahaya penggerusan dapat dikurangi karena kerasnya lapisan dasar tersebut. Karena itu gagasan Ir. Moch. Memed, Dipl. HE, dkk, tipe cekung diuji dengan model fisik dilaboratorium hidrolika DPMA. Dan dimanfaatkan untuk pertama kalinya pada bendung K. Wadas Jawa Tengah sekitar tahun 1972-an. Universitas Sumatera Utara 164 Bangunan peredam energi tipe solid bucket dan dentated bucket sudah diperkenalkan pemakaiannya oleh USBR sekitar tahun 1953-an. Bangunan USBR memperkenalkan penggunaannya untuk spillway bendungan tinggi, sedang, dan rendah. Bukan untuk bendung-bendung dengan tinggi tekan yang rendah. Dalam kaitan ini untuk memperoleh parameter dasar dalam penentuan ukura hidrauliknya telah banyak dilakukan penyelidikan pengaliran dengan uji model fisik baik dua dimensi dan tiga dimensi Gambar 3.21 Gambar 3.21 Peredam Energi Lantai Dasar dengan Ambang Akhir Berkotak-kotak Pada Bendung Caraulan, Timor-Timur Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 165 Pemanfaatan peredam energi tipe cekung disungai torensial sangat tepat. Alasannya tipe ini dapat berfungsi menjauhkan penggerusan setempat dari bangunan sehingga tidak membahayakan fondasi dan bagian-bagian perlengkapan bendung lainnya. Selain itu dapat menghidarkan benturan batu langsung pada permukaan bangunan. 3.10.5.2.2. Definisi, Fungsi, dan Macamnya Peredam tipe cekung adalah bagian tubuh bendung berbentuk lantai cekung masif, dilengkapi dengan ambang akhir dan dibatasi oleh tembok pangkal di bagian kanan kirinya. Fungsi bangunan adalah untuk menjauhkan bendung dari penggerusan setempat dari bangunan dan menghindarkan benturan batu langsung pada permukaan bangunan. Bangunan cekung terdiri atas:  Masif cekung tanpa gigi, yang umumnya banyak dimanfaatkan untuk bendung tetap di sungai torensial,  Cekung dengan gigi yang ditempatkan dibagian ambang akhir bentuk ini tidak banyak dimanfaatkan. Tipe terakhir ini antara lain diterapkan pada bendung Jamblang di Jawa Barat dan Namu Sira-sira di Sumatera Utara. 3.10.5.2.3. Sifat dan Prinsif Pemecahan energi Bangunan peredam energi tipe cekung ini dapat bersifat:  Aliran pusaran balik atas dan pusaran balik bawah,  Aliran loncat. Untuk keadaan aliran pusaran balik atas energi air dikurangi dengan adanya pusaran-pusaran air berbalik vertikal arah atas dan bawah serta gesekan air dengan Universitas Sumatera Utara 166 lantai. Dan pusaran balik dasar yang searah dengan jarum jam akan mengangkut sedimen ke arah udik mendekati koperan bangunan seperti pada Gambar 3.22. Dalam memilih yipe ini beberapa persyaratan hidraulik harus dipenuhi agar berfungsi dengan baik, yaitu:  Pipa arus tidak meninggalkan bidang miring tubuh bendung,  Harus terjadi pusaran aliran permukaan yang bergerak berlawanan dengan arah jarum jam diatas permukaan cekungan,  Pusaran aliran permukaan yang bergerak searah dengan putaran jarum jam di bagian akhir ambang,  Terbentuk pusaran dasar balik searah jarum jam,  Sifat aliran harus aliran sempurna. Gambar 3.22 Bentuk Peredam Energi Tipe Cekung Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 167 3.10.5.2.4. Bentuk dan Ukuran Hidraulik Bentuk hidraulik bangunan tipe ini yaitu:  Mercu bendung berbentuk bulat,  Tubuh bendung bagian hilir dengan kemiringan 1:1,  Cekungan berbentuk lengkung dengan satu radius,  Di hilir cekungan harus ada ambang akhir,  Harus dilengkapi dengan tembok sayap hilir,  Bentuk sayap hilir berbentuk miring,  Dilengkapi dengan rip-rap batu dengan diameter 0.30 m-0.4 m yang dipasang tepat dihilir ambang akhir. 3.10.5.2.5. Ukuran Cekungan Selain ukuran tersebut diatas maka ukuran hidraulik lain yang penting adalah penentuan ukuran jari-jari lengkung, R, dan kedalaman lantai cekungan adri muka air hilir, T. Untuk penentuan ukuran-ukuran tersebut telah diperoleh grafik-grafiknya berdasarkan hasil percobaan DPMA dan Nippon Koei tahun 1983 seperti pada Gambar 3.23. Gambar 3.23 Penentuan R Minimum Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 168 3.10.5.3. Peredam Energi Berganda 3.10.5.3.1. Umum Bendung dengan peredam energi berganda sangat cocok dibangun di sudetan dengan ketinggian lebih dari sepuluh meter. Karena akan dapat mengurangi jumlah galian sudetan dan pematahan energi air yang besar sehingga tidak menimbulkan penggerusan setempat dalam. Bila bendung akan dibangun didaerah pembendungan yang tinggi misanya lebih dari 10 m, maka pembuatan peredam energi akan sangat berat, sebab akan sangat dalam, lantai hilir yang panjangdan perlu balok-balok lantai, dan sebagainya. Peredam berganda adalah salah satu alternatif pada bendung Air Seluma, Bengkulu, dengan ketinggian lebih dari 15 m. Peredam energi berganda adakalanya juga digunakan untuk pengamanan bendung, dimana peredam energi yang asli sudah tidak berfungsi lagi akibat terjadinya penggerusan setempat yang dalam, sehingga peredam energi yang kedua merupakan tambahan. Contoh dapat dilihat untuk pengaman energi bendung Barugbug, Walahar di Jawa Barat dan Bendung Tajum di Jawa Tengah. 3.10.5.3.2. Definisi dan Keuntungan Peredam energi tipe berganda adalah struktur di bagian hilir tubuh bendung yang merupakan kolam olak berganda, yang masing-masing kolam olak dilengkapi dengan lantai datar dan ambang akhir pembentuk olakan seperti pada Gambar 3.24 dan Gambar 3.25. Dibagian kanan dan kirinyadibatasi oleh tembok pangkal tegak. Universitas Sumatera Utara 169 Keuntungan pemakaian tipe ini antara lain:  Pemtahan energi lebih besar karena dua ruang olakan, sehingga penggerusan setempat menjadi lebih dangkal, jauh lebih stabil karena bentuknya yang besar.  Kerusakan lantai dan tubuh bendung akibat terjunan air dapat di hindari. Gambar 3.24 Potongan Melintang Peredam Energi Bendung Seluma Drs. Erman Mawardi, Dipl. AIT dan Ir Moch. Memed Dipl. H.E, APU, tahun 2002 Gambar 3.25 Denah dan Foto Bendung Seluma, Bengkulu Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 170 3.10.5.3.3. Persyaratan Gambar 3.26 memperlihatkan peredam energi berganda, maka agar kedua olakan berfungsi dengan baik, maka harus dpenuh:  Stabil, keadaan aliran yang melimpah pada mercu pertama dan diatas mercu kedua harus kelihatan halus dan tidak tubulensi,  Pipa aliran tidak meninggalkan mercu bendung. Notasi: B = panjang bentang bendung total b = lebar bangunan pembilas – satu bagian t = lebar pilar pembilas – satu buah L1 = panjang olakan pertama bagian atas L2 = panjang olakan kedua mercu pertama P1 = tinggi pembendungan mercu pertama P2 = tinggi pembendungan mercu kedua a = tinggi dan lebar ambang akhir pada olakan kedua R1 = jari-jari pembulatan paa lantai olakan pertama R2 = jari-jari pembulatan paa lantai olakan kedua. Gambar 3.26 Peredam Energi Berganda Bendung Seluma Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 171 3.10.9.5.4. Peredam Energi tipe USBR Pemakaian tipe peredam energi tipe USBR di Indonesia dimulai sejak tahun 1970-an, yang diperkenalkan oleh konsultan asing atau petugas-petugas Indonesia yang telah bersekolah diluar negeri. Tipe ini bile didesain berdasarkan grafik USBR untuk bendung akan kurang handal seperti pada Gambar 3.27, dikarenakan:  Elevasi dasar sungai didesain sama tinggi dengan elevasi lantai,  Pengaruh degradasi dasar sungai dan pengaruh bentuk tembok sayap hilir tidak disinggung,  Pengaruh tipe dan ukuran tidak disinggung efektivitasnya terhadap pengurangan penggerusan setempat. Gambar 3.27 Peredam Tipe USBR Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 172 Pada Gambar 3.28 penentuan ukuran hidraulik peredam energi tipe ini kriteria desainnya, yaitu:  Panjang lantai, chute block, floor block dan endsill ditentukan berdasarkan bilangan Froude, Fr,  Lokasi bilangan Froude, Fr, yaitu dikaki spillway,  Aliran air dikaki spillway dianggap loncatan penuh tanpa pusaran,  Kecepatan aliran, V1 = √2gz dimana z yaitu tinggi terjun yang dihitung dari mercu spillway kepipa arus dikaki spillway, dan D1 = tebal pipa arus. Gambar 3.28 Pemanfaatan Peredam Energi Tipe USBR pada Bendung Ciliman,Telukada, Jawa Barat Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Universitas Sumatera Utara 173 Penggunaan peredam energi USBR untuk bendung berdasarkan grafik- grafik yang diterbitkan USBR akan menjadi over desain yang disebabkan antara alain:  Adakalanya tidak berbentuk loncatan balik diatas lantai dan adakalanya aliran yang terjadi lebih tinggi dari tail water,  Perbedaan penetapan harga bilangan Froude, Fr, karena keadaan aliran loncatan penuh pada spillway dan loncatan balik pada bendung dan tebal aliran di kaki spillway, D1, lebih kecil daripada tebal aliran di kaki bendung, D2. Akibat bilangan Froude pada bendung akan lebih kecil daripada bilangan spillway, atau untuk:  Spillway, Fr1 = V1 √ g D1; V1 = √ 2 g z1, loncatan penuh  Spillway, Fr2 = V2 √ g D2; V2 = √ 2g z - ∆ z, loncatan balik Catatan : peredam energi tipe USBR masih dapat dipakai untuk bendung, tetapi ukurannya disesuaikan berdasarkan hasil uji model fisik bukan berdasarkan grafik-grafik yang diterbitkan USBR Gambar 3.29. Salah satu penggunaan tipe ini yaitu bendungan Ciliman, Jawa Barat. Universitas Sumatera Utara 174 Gambar 3.29 Grafik-grafik Peredam Energi USBR Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 3.10.5.5. Peredam Energi tipe Kotak-kotak Tipe lain dari bangunan peredam energi yang telah diterapkan pada bendungan yaitu tipe kotak-kotak. Penerapannya dilakukan pada ruang olakan kedua bendung-bendung Barugbug dan Tajum Gambar 3.30. Universitas Sumatera Utara 175 Peredam energi ini digunakan sebagai tambahan peredam energi di hilir peredam energi yang telah ada sebelumnya dan sudah tidak efektif lagi bekerja karena berbagai sebab karena antara lain penggerusan setempat yang dalam, dan terjadinya degradasi dasar sungai. Gambar 3.30 Bendung Tajum, Jawa Barat Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Maksud pembuatan tipe ini yaitu untu mengurang tekanan air ke atas pada bagian peredam energi lama, sehingga kerusakan bangunan dapat dicegah. Bentuk bangunan dibuat berkotak-kotak, permeable lurus air yang terdiri dari balok-balok beton yang bersilang memanjang – melintang. Kotak-kotak tersebut diisi dengan batu lepas dengan diameter sekitar 0.30 meter seperti pada Gambar 3.31. Universitas Sumatera Utara 176 Gambar 3.31 Peredam Energi Tipe Kotak-kotak, untuk Perbaikan Bendung Tajum Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 Untuk menentukan dimensi hidrolis peredam energi disebelah hilir bangunan terjun miring pada alat ukur, harus diukur H1 Lihat tabel H1 = V1 2 2g + H1 V1 = Q1A1 Debit satuan: q = QBc Muka air hilir dan tinggi energi H2 ΔH = H1 – H2 Maka perbandingan tanpa dimensi untuk loncatan air dapat dilihat dari tabel 3.6 Universitas Sumatera Utara 177 Tabel 3.6 Perbandingan Tanpa Dimensi untuk Loncatan Air ΔH Yd Yu Vu 2 Hu Yd Vd 2 Hd H1 Yu H1 2gH1 H1 H1 2gH1 H1 0.2446 3.00 0.3669 1.1006 1.4675 1.1006 0.1223 1.2229 0.2688 3.10 0.3599 1.1436 1.5035 1.1157 0.1190 1.2347 0.2939 3.20 0.3533 1.1870 1.5403 1.1305 0.1159 1.2464 0.3198 3.30 0.3469 1.2308 1.5777 1.1449 0.1130 1.2579 0.3465 3.40 0.3409 1.2749 1.6158 1.1590 0.1103 1.2693 0.3740 3.50 0.3351 1.3194 1.6545 1.1728 0.1077 1.2805 0.4022 3.60 0.3295 1.3643 1.6938 1.1863 0.1053 1.2916 0.4312 3.70 0.3242 1.4095 1.7337 1.1995 0.1030 1.3025 0.4609 3.80 0.3191 1.4551 1.7742 1.2125 0.1008 1.3133 0.4912 3.90 0.3142 1.5009 1.8151 1.2253 0.0987 1.3239 0.5222 4.00 0.3094 1.5472 1.8566 1.2378 0.0967 1.3345 0.5861 4.20 0.3005 1.6407 1.9412 1.2621 0.0930 1.3551 0.6525 4.40 0.2922 1.7355 2.0276 1.2855 0.0896 1.3752 0.7211 4.60 0.2844 1.8315 2.1159 1.3083 0.0866 1.3948 0.7920 4.80 0.2771 1.9289 2.2060 1.3303 0.0837 1.4140 0.8951 5.00 0.2703 2.0274 2.2977 1.3516 0.0811 1.4327 0.9400 5.20 0.2639 2.1271 2.3910 1.3723 0.0787 1.4510 1.0169 5.40 0.2579 2.2279 2.4858 1.3925 0.0764 1.4689 1.0957 5.60 0.2521 2.3299 2.5821 1.4121 0.0743 1.4864 1.1763 5.80 0.2467 2.4331 2.6798 1.4312 0.0723 1.5035 Universitas Sumatera Utara 178

3.11 Bangunan Pembilas