188 3.12.2 Ukuran Pintu Pembilas
Untuk satu lubangruang pintu siring yang diopersikan dengan tenaga manusia, lebar maksimum 2.50 meter. Sedangkan ukuran untuk satu balok
kayu pintu harus dihitung, biasanya berukuran 0.20m x 0.25m, Untuk pintu yang dioperasikan dengan mesin dapat dibuat lebih lebar dari
2.50m tetapi tidak lebih besar dari 5.0m, Ketinggian mecu pintu pembilas ditentukan sama tinggi dengan elevasi
mercu bendung atau 0.10 meter lebih tinggi dari mercu bendung, yang terakhir ini umumnya yang digunakan dan ketentuan ini untuk pembilas
tanpa dinding banjir. 3.12.3 Ketinggian Pembilas
Fungsi: pilar pembilas adalah untuk penempatan pintu-pintu, undersluice dan perlengkapan lainnya.
Bahan: untuk pilar pembilas umumnya terbuat dari tembok pasangan batu, beton bertulang sebagai bahan pilar jarang dibuat, tetapi lebih sering dari pasangan batu.
3.13 Bangunan Intake
3.13.1 Definisi dan Fungsi Bangunan Intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi
sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindari sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke sungai. Terletak di
bagian sisi bendung, tembok pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas. Kebutuhan pengambilan rencana untuk bangunan
pengambilan ditambah 20 dari debit pembilasan.
Universitas Sumatera Utara
189 3.13.2 Tata Letak
Tata letak Intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fuungsinya dan biasanya diatur seperti berikut:
Sedekat mungkin dengan Bangunan Pembilas Merupakan satu kesatuan dengan Pembilas
Tidak menyulitkan Penyadapan air Tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbulensi di udik intake
Bila hal tersebut diatas tidak memungkinkan karena misalnya kebutuhan untuk penempatan jembatan, letak tembok pangkal, dan sebagainya, maka tata letak
intak dapat menyimpang dari itu. Untuk itu pengaturan tata letak intake seharusnya dipelajari dengan uji model hidraulik.
Pertimbangan yang utama dalam merencanakan tata letak intake adalah kebutuhan penyadapan debit dan mengelakkan sedimen agar tidak masuk ke intake. Selain
itu harus dipikiirkan pula kemungkinan penngembangan, kehilangan tinggi tekan, dan sebagainya.
Berkaitan dengan pengurangan angkutan sedimen ke saluran terutama fraksi pasir atau yang lebih besar dari itu, maka bangunan intake adalah pertama-
tama untuk pengendaliannya. Dalam kaitan ini mulut intake diatur sedemikian rupa sehingga terletak tidak terlalu dekat dan tidak pula terlalu jauh dari pintu
pembilas. Kalau terlalu dekat dengan pintu pembilas maka pengaliran ke intake akan terganggu oleh tembok baya-baya. Dan bila terlalu jauh, bangunan
Undesluice akan semakin panjang.
Universitas Sumatera Utara
190 3.13.3 Macam-macam Intake
3.13.3.1 Intake Biasa yang umumnya direncanakan yaitu intake dengan pintu
berlubang satu atau lebih dan dilengkapi dengan pintu dinding banjir, dan perlengkapan lainnya.
Lebar satu pintu tidak lebih dari 2,50 m dan diletakkan dibagian udik. Pengaliran melalui bawah pintu. Besarnya debit diatur melalui tinggi bukaan pintu.
Gambar 3.36 Bangunan Intake Biasa
Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002
3.13.3.2 Intake Gorong-gorong tanpa pintu dibagian udik. Pintu-pintu diletakkan
dibagian hilir gorong-gorong. Lubang intake tidak lebih dari satu dengan lebar masing-masing kurang dari 2,50 m. Dilihat dari arah sungai bendung mulut
intake tidak kelihatan karena tenggelam. Pengoperasian pintu intake dilakukan secara mekanis, bila tidak akan sangat berat. Bentuk intake ini dapat dijumpai di
Bendung Karang Talun Yogyakarta.
Gambar 3.37 Bangunan Intake Gorong-gorong
Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002
Universitas Sumatera Utara
191
3.13.3.3 Intake Frontal pada Bendung Mejagong di Jateng. Intake diletakkan
ditemmbok Pangkal, jauh dari bangunan pembilas bendung. Arah aliran sungai dari udik frontal terhadap mulut intake sehingga tidak menyulitkan penyadapan
aliran. Tetapi angkutan sedimen relatif banyak masuk ke intake, yang ditanggulangi dengan bangunan sand ejector dan kantong sedimen. Bentuk ini
diperoleh berdasarkan hasil uji model oleh DPMA Ir. Moch. Memed, dkk.
Gambar 3.38 Intake Frontal
Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002
3.13.3.4 Dua intake di satu sisi bendung dimana pintu intake untuk sisi yang
lain diletakkan dipilar pembilas bendung. Penngaliran ke sisi yang lain melalui gorong-gorong didalam tubuh bendung. Jumlah gorong-gorong dapat dua buah.
Gorong-gorong yang umum dipakai yaitu berbentuk bulat.
Gambar 3.39 Ukuran, Bentuk, dan Tata Letak Intake pada Bendung
Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002
Universitas Sumatera Utara
192 3.13.4 Arah intake, komponen dan letak bangunan
3.13.4.1 Arah intake terhadap sudut sungai dapat diatur seperti berikut: Tegak lurus membentuk sudut kira-kira 90° terhadap sumbu sungai,
Menyudut membentuk sudut antara 45°-60° terhadap sumbu sungai, Keadaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji hidraulik di
laboratorium. Arah intake yang tegak lurus dibanding dengan arah yang menyudut ditinjau
dari segi hidrauliknya lebih menguntungkan arah yang tegak lurus terhadap sumbu sungai.
3.13.4.2 Komponen utama bangunan intake terdiri: Ambang lantai dinding bangunan tembok sayap,
Pintu dan perlengkapannya serta dinding penahan banjir, Pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah,
Jembatan pelayanan, Rumah pintu,
Saringan sampah, Letak intake harus ditata sedemikian rupa sehingga berada ditikungan luar
aliran yang membentuk aliran helicoidal. Sehingga pada keadaan sungai banjir, angkutan sedimen dasar yang menndekat ke intake akan terlempar ke
tikungan dalam menjauhi intake. Ini dapat membentuk daerah bebas endapan di udik intake dan menghilangkan gangguan penyadapan aliran. Tikungan luar
aliran dapat dibentuk dengan penempatan tembok pangkal bendung, pilar-pilar pembilas, tembok sayap bendung,dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
193
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA
4.1 Umum
Sebelum melakukan evaluasi terhadap analisa sistem bangunan serta dimensi Bendung Sungai Ular sesuai dengan kebutuhan perencanaan, kita terlebih
dahulu menganalisa hidrologi yang meliputi perhitungan curah hujan maksimum wilayah, perhitungan nilai intensitas hujan DAS serta perhitungan debit banjir
rencana. Setelah melakukan analisa terhadap faktor-faktor diatas barulah dilakukan
analisa sistem bangunan serta dimensi yang sesuai dengan perencanaan, dengan kata lain analisa hidrologi merupakan tolak ukur pertimbangan hidro-ekonomis
perencanaan sistem serta dimensi bangunan hidrologi artinya akurasi analisa data hidrologi menghilangkan keraguan dalam perencanaan.
Tugas Akhir ini secara khusus mengevaluasi perencanaan bendung pada Sungai Ular Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara yang didasarkan
pada analisa data curah hujan yang berasal dari tiga stasiun pencatat curah hujan sekitar wilayah DAS.
4.2 Pemilihan Lokasi Bendung Pertimbangan Penentuan Lokasi Bendung Sungai Ular
1 Dipertimbangkan karena faktor ketinggian air untuk memenuhi permintaan area irigasi,
Universitas Sumatera Utara