4.3 PEMBAHASAN
Hasil dari Uji regresi logistik menunjukan bahwa variabel karakteristik individu dan stress kerja berpengaruh signikan terhadap Intensi Turnover
karyawan PT Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan. Namun dari variabel karakteristik Individu subvariabel umur dan pendidikan yang
berpengaruh secara signifikan
1. Stress Kerja X
1
Stress kerja X
1
berpengaruh signifikan terhadap Intensi Turnover karyawan PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan Y, hal ini
disebabkan karena stress kerja dapat menimbulkan dampak negatif bagi diri karyawan dan perusahaan. Pada diri karyawan konsekuensi itu dapat
berdampak pada kesehatan karyawan itu seperti kecemasan yang tinggi, frustasi, tidur kurang tenang dan lain sebagainya. Selain itu stress pada
karyawan memiliki konsekuensi tidak langsung bagi perusahaan seperti menurunnya tingkat produktivitas serta dapat menyebaban terjadinya
keinginan karyawan untuk berpindah kerja. Sehingga perusaahaan tidak boleh mengabaikan hal-hal yang dapat menyebabkan seorang karyawan itu
menjadi stress. Seperti masalah konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, dan sikap pimpinan sebaiknya dievaluasi dengan baik oleh perusahaan.
Apabila masalah konflik kerja, waktu kerja, beban kerja dan sikap pimpinan dapat diatur oleh perusahaan dengan baik maka dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan rasa betah bagi karyawan untuk tidak pindah ke lokasi kerja yang lain.
Berdasarkan hasil akhir uji regresi logistik variabel stress kerja memiliki memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keinginan pindah
kerja karyawan. Dengan dimensi yang berpengaruh adalah subvariabel waktu kerja dan sikap pimpinan.
a. Konflik Kerja
Berdasarkan distribusi frekuensi terdapat 63,9 responden yang menyatakan bahwa terdapat konflik kerja yang tinggi . Suprihanto
dalam Andraeni 2003 menyatakan bahwa terciptanya iklim kompetisi sehat diantara karyawan akan merangsang setiap pihak
dalam organisasi untuk berusaha mencapai prestasi. Sehingga perusahaan perlu menciptakan suasana persaingan yang sehat dalam
lingkungan kerja.
b. Beban kerja
Berdasarkan distribusi frekuensi terdapat 63,9 responden yang merasa beban kerja perusahaan tinggi. Beban kerja adalah
suatu kondisi dari pekerjaan dengan uraian tugasnya yang berlebihan dari tugas pokok dan fungsinya pada batas waktu
tertentu. Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stress.Beban kerja berlebihterlalu sedikit
”kualitatif”, yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
suatu tugas, atau tugas tidak menggunakan ketrampilan danatau potensi dari tenaga kerja. Disamping itu beban kerja berlebih
kuantitatif dan kualitatif dapat menimbulkan kebutuhan untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak, yang merupakan
sumber tambahan dari stress. Implikasi dari gejala psikologis tersebut mencetus terjadinya kebosanan terhadap pekerjaannya dan
akhirnya dapat berpotensi terhadap keinginan pindah kerja atau ketidakhadiran secara terus-menerus Munandar, 2001.
c. Waktu Kerja
Berdasarkan distribusi frekuensi terdapat 63,9 responden yang merasa waktu kerja yang diberikan perusahaan
tinggi.. Hal ini disebabkan karena waktu kerja yang ada dengan beban kerja yang tinggi membuat karyawan kelelahan fisik.
d. Sikap pimpinan
Berdasarkan distribusi frekuensi terdapat 70,5 responden yang menjawab pimpinan otoriter. Schrieshheim dan Murphy
dalam Andraeni 2003 menyatakan bahwa hubungan sikap pimpinan dengan stress kerja terjadi karena pekerja merasa cemas
terhadap situsi pekerjaannya. Sehingga karyawan bekerja lebih baik jika pemimpinnya mengambil tanggung jawab lebih besar
dalam memberikan pengarahan.
2. Karakteristik Individu X
2
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil akhir regresi logistik karakteristik individu X
2
berpengaruh signifikan terhadap Intensi Turnover karyawan PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan. Karakteristik individu dalam
penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Dengan subvariabel yang berpengaruh adalah subvariabel
umur dan pendidikan. a.
Pada penelitian ini sebanyak 39,3 responden yang berumur 30 tahun memiliki keinginan untuk keluar. Umur sering dihubungkan
dengan kematangan pola pikir dalam menentukan sesuatu. Semakin tua seseorang maka semakin matang dalam memutuskan sesuatu.
Pertimbangan atas berbagai hal sebelum memutuskan sesuatu sering dilakukan seperti kesempatan, peluang, dan berbagai faktor lainnya
Notoatmodjo, 2005. Pekerja muda memiliki tingkat perpindahan yang lebih tinggi dibandingkan yang usianya relatif lebih tua.
Sehingga dalam penelitian ini dari hasil regresi logistik dapat dilihat variabel umur menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi
perpindahan karyawan. Apalagi bagi karyawan bagian produksi yang memiliki tingkat jam kerja yang relatif padat dengan usia yang muda
tentu masih memiliki kemampuan fisik yang kuat. Hal ini dapat menjadi peluang bagi karyawan itu sendiri untuk berpindah kerja
apabila karyawan merasa kurang diperlakukan dengan baik, karena kemungkinan mereka untuk diterima diperusahaan lain masih terbuka
.
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan jenis kelamin terdapat 31,1 karyawan
berjenis kelamin laki-laki mempunyai keinginan pindah kerja ke lokasi kerja lainnya. Hal ini disebabkan karena pria memiliki peluang
yang lebih besar untuk dapat diterima ditempat lain dibandingkan wanita. Meskipun demikian secara statistik dengan uji regresi logistik
subvariabel jenis kelamin tidak menunjukan pengaruh signifikan terhadap keinginan pindah kerja karyawan. Subvariabel jenis kelamin
tidak dimasukan dalam uji regresi logistik karena saat uji bivariat probabilitas jenis kelamin lebih kecil dari 0,025. Sehingga tidak
memenuhi syarat. Hal ini dapat disebabkan karyawan yang berjenis kelamin laki-laki merasa cocok dengan jenis pekerjaan di PT Citra
Kencana Industri sehingga masih memiliki keinginan untuk bertahan. c.
Menurut Robbin 2006 tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang. Dalam memutuskan
sesuatu. Demikian juga dalam tindakan pemilihan kerja. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak unsur yang
dipertimbangkan seperti : gaji, fasilitas, jenjang karir dan lain sebagainya. Tingginya pendidikan seseorang menjadi daya tawar
tersendiri dalam menentukan tempat kerja yang akan dipilih sesorang. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan memiliki
pengaruh terhadap keinginan pindah kerja karyawan PT Citra Kencana Industri. Pada pengujian hasil akhir regresi logistik
subvariabel tingkat pendidikan terakhir memiliki pengaruh yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan . Hal ini juga berhubungan dengan usia dan kekuatan tubuh yang masih fit. Responden yang berpendidikan terakhir SMa
tentu saja pada saat diterima perusahaan untuk bekerja memiliki usia yang masih produktif. Sehingga karyawan ini masih memiliki
peluang untuk dapat diterima kerja di lokasi kerja yang lain karena usia mereka yang masih produktif dalam bekerja.
d. Berdasarkan hasil akhir pengujian regresi logistik status perkawinan
dikeluarkan dalam uji multivariat karena tidak memenuhi syarat ,0,025 untuk masuk ke uji logistik. Sehingga status perkawinan
dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keinginan pindah kerja. Pegawai yang belum menikah
memiliki beban psikologis yang lebih kecil dibandingkan pegawai yang sudah menikah. Pegawai yang sudah menikah harus
mempertimbangkan beberapa aspek yang berhubungan dengan kondisi rumah tangganya sebelum memutuskan untuk pindah lokasi
kerja. Menurut Anderson yang dikutip Notoadmojo 2003 ,status perkawinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tindakan seseorang. Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai
kecenderungan melakukan sesuatu sesuai dengan status perkawinannya. Namun dalam penelitian ini status perkawinan tidak
dimasukkan dalam uji regresi logistik karena nilai probabilitas dalam
Universitas Sumatera Utara
uji bivariat 0,025. Sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian , dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor stress kerja dan karakteristik Individu berpengaruh terhadap Intensi
turnover karyawan bagian produksi PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan. Dimana stress kerja, umur, dan tingkat pendidikan, yang
paling berpengaruh terhadap keinginan pindah kerja karyawan PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan
2. Persentase karyawan yang ingin pindah lokasi kerja di PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan sebesar sebesar 57,4 .
3. Berdasarkan perhitungan Regresi Logistik Pengaruh yang paling dominan adalah variabel pendidikan dengan nilai exp B paling besar .
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Perusahaan harus memperbaiki sistem manajemennya berupa jam kerja karyawan , pembagian beban kerja yang diberikan pada karyawan,
perlakuan yang diberikan pada karyawan, serta aturan-aturan yang diterapkan bagi karyawan apakah membuat karyawan merasa karyawan
terbebani cukup berat atau tidak.
Universitas Sumatera Utara