Hubungan Umur dengan Intensi Turnover Karyawan Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensi Turnover Karyawan Hubungan Status Perkawinan dengan Turnover Karyawan.

memiliki arti bahwa variabel stress kerja dapat memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji multivariat.

4.2.4.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan Intensi Turnover Tabel 4.19

Tabulasi Silang Karakteristik Karyawan dengan Intensi Turnover Karyawan PT Citra Kencan Industri Tanjung Morawa Medan No Karakteristik Karyawan Intensi Turnover Jumlah p Tinggi Rendah N N n

1. Umur

0,004 30 tahun 24 39,3 9 14.8 33 54,1 ≥ 30 tahun 9 14,8 19 31.1 28 45,9 2. Jenis Kelamin 0,786 Laki-laki 19 31,1 18 29,5 37 60,7 Perempuan 14 23,0 10 16,4 24 39,3 3. Status perkawinan 0,302 Menikah 16 26,2 9 14,8 25 41,0 Belum menikah 17 27,9 19 31,1 27 59,0 4. Pendidikan 0,001 SD 2 3,3 1 1,6 3 4,9 SMP 19 31,1 2 4,9 22 36,1 SLTA 12 19,7 22 36,1 34 55,7 PT 2 3,3 2 3,3

1. Hubungan Umur dengan Intensi Turnover Karyawan

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat distribusi frekuensi tertinggi berada pada karyawan yang berumur 30 tahun dan memilih untuk berpindah lokasi kerja yaitu sebanyak 24 responden 39,9 sedangkan frekuensi terendah berada pada karyawan yang memiliki proporsi seimbang untuk masing-masing Universitas Sumatera Utara kriteria yaitu 30 tahun dan memutuskan untuk bertahan sebanyak 9 responden 14,8 dan kriteris ≥30 tahun sebanyak 9 responden 14,8 . Berdasarkan uji bivariat antara variabel umur dengan keinginan pindah kerja karyawan, diperoleh nilai probabilitiasnya p 0,002. Nilai ini lebih kecil dari nilai p 0,025. Artinya subvariabel umur dapat dimasukkan ke uji multivariat untuk dimasukan dalam model regresi logisitik. Selain itu nilai Probabilitas p 0,002 α 0,050 memiliki arti bahwa subvariabel umur dalam penelitian ini memiliki hubungan dengan keinginan pindah kerja karyawan.

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensi Turnover Karyawan

Berdasarkan Tabel 4.18 distribusi frekuensi tertinggi berada pada karyawan yang berjenis kelamin laki-laki dan memilih untuk berpindah lokasi kerja , yaitu sebanyak 19 responden 31,1 , sedangkan frekuensi terendah ada pada karyawan yang berjenis kelamin wanita dan ingin ingin tetap bertahan sebanyak 10 responden ,16,4 Berdasarkan uji bivariat antara subvariabel jenis kelamin dengan keinginan pindah kerja karyawan , diperoleh nilai probabilitasnya p 0,394. Nilai ini lebih besar dari nilai p 0,025. Artinya, subvariabel jenis kelamin tidak dapat dimasukkan dalam uji multivariat untuk ikut dalam model regresi logistik. Selain itu nilai probabilitas p 0,394 α 0,050 memiliki arti bahwa subvariabel kenis kelamin dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan dengan keinginan pindah kerja karyawan. Universitas Sumatera Utara

3. Hubungan Status Perkawinan dengan Turnover Karyawan.

Berdasarkan Tabel 4.18 ditribusi frekuensi tertinggi berada pada karyawan sejenis yang berstatus belum menikah dan memilih untuk tetap bertahan , yaitu sebanyak 19 responden 31,1 sedangkan frekuensi terendah ada pada karyawan yang menikah dan memutuskan bertahan dengan jumlah responden 9 orang 14,8 . Berdasarkan uji bivariat antara subvariabel status perkawinan dengan keinginan pindah kerja karyawan, diperoleh nilai probabilitasnya p 0,151 . Nilai ini lebih besar dari nilai p 0,025 . Artinya, subvariabel status perkawinan tidak dapat dimasukkan dalam uji multivariat untuk ikut dalam model regresi logistik. Selain itu nilai probabilitas p 0,151 α 0,050 memiliki arti bahwa subvariabel status perkawinan dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan dengan keinginan pindah kerja karyawan

4. Hubungan Pendidikan dengan Turnover Karyawan