2.3. Kerangka Konseptual
Menurut Ivancevich dan Matteson dalam Luthans 2006, stress diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungan, tetapi kemudian diperinci lagi
menjadi respon adaptif yang dihubungkan oleh perbedaan individu dan atau proses psikologi yang merupakan konsekuensi tindakan, situasi, atau kejadian
eksternal lingkungan yang menempatkan tuntutan psikologis dan atau fisik secara berlebihan pada seseorang. Pemahaman mengenai stress kerja dapat
dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu sumber potensial penyebab stress. Adapun sumber-sumber potensial stress kerja adalah :
1 Konflik kerja yaitu ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota atau
kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumberdaya secara bersama-sama, atau karena mereka mempunyai
status,tujuan ,nilai dan persepsi yang berbeda. 2
Beban kerja yaitu keadaan dimana karyawan dihadapkan pada sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan tersebut terlalu tinggi.
3 Waktu kerja adalah kondisi dimana pekerja dituntut segera menyelesaikan
tugas pekerja sesuai dengan yang telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannya karyawan merasa dikejar oleh waktu untuk mencapai target.
4 Sikap pimpinan , dalam setiap organisasi kedudukan pemimpin sangat
penting, seorang pemimpin melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak
Universitas Sumatera Utara
yang sangat berarti terhadap aktifitas kerja karyawan. Dalam pekerjaan yang bersifat stressful, para karyawan bekerja lebih baik jila pemimpinnya
mengambil tanggung jawab lebih besar dalam memberikan pengarahan. Robbin 2006 stress dapat muncul lewat sejumlah cara, dan hal tersebut
dibagi dalam tiga kategori umum yaitu : gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku. Gejala fisiologis berdampak dalam kodisi perubahan metabolism berupa
meningkatnya laju detak jantung dan pernapasan. Dampak stress pada gejala psikologis berupa ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, ketegangan,
kecemasan dan mudah marah. Gejala stress kerja pada kondisi perilaku adalah perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar-masuknya karyawan .
Menurut Robbins 2006 Karakteristik individu mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,status perkawinan, dan masa kerja dalam organisasi.
1. Usia Semakin tua usia seseorang maka semakin kecil kemungkinan
seseorang untuk berhenti dari pekerjaan. Maier dalam Novliadi 200 : 11 mengemukakan karyawan yang berusia muda mempunyai tingkat
turnover yang tinggi di bandingkan karyawan yang berusia tua.Hal ini disebabkan karena karyawan yang berusia tua enggan berpindah-pindah
tempat kerja karena berbagai alasan. 2. Jenis kelamin
Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria Robbins, 2006
3. Masa Kerja
Universitas Sumatera Utara
Masa kerja ternyata konsisten berhubungan secara negatif dengan keluar masuknya karyawan dan kemangkiran, namun memiliki
hubungan yang positif terhadap produktivitas kerja Robbins, 2006. Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang karyawan atau
perawat lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup
lama sehingga seorang karyawan akan merasa nyaman dengan pekerjaannya.
4. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan merasa
cepat bosan dengan pekerjaan-pekerjaan yang monoton dan akan lebih berani keluar mencari pekerjaan baru.
5. Status Perkawinan Salah satu riset menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih
sedikit absensinya, mengalami pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang
bujangan. Pernikahan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan
penting Robbins, 2006 Menurut Zeffane dalam Hilman 2002;32 intensi adalah niat atau
keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya seseorang karyawan dari tempatnya bekerja secara
sukarela. Berdasarkan definisi tersebut maka intensi turnover adalah
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan niat atau keinginan karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Berdasarkan teori
pendukung di atas, maka penulis lebih menspesifikasikan pembahasan dalam penyusunan skripsi ini pada masalah stress kerja dan karakteristik individu. Oleh
karena itu kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Stress Kerja X
1
Intensi Turnover Karyawan Y Karakteristik Individu X
2
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Robbins 2006 dan Ivancevich dan Matteson dalam Luthans 2006 , diolah penulis
2.4. Hipotesis