BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan, dengan segala kebutuhannya dalam sebuah perusahaan. Sumber daya manusia
adalah ujung tombak yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju
mundur serta hidup matinya suatu perusahaan. Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pekerja akan menyebabkan munculnya keinginan karyawan untuk berhenti bekerja atau intensi turnover . Menurut Zeffane dalam Hilman 2002; 33 intensi
turnover adalah kecenderungan niat atau keinginan karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Intensi
turnover merupakan sesuatu hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan karena menimbulkan kerugian baik dari segi perekrutan karyawan baru, sumber daya
maupun motivasi karyawan. Intensi turnover karyawan dalam suatu perusahaan dapat disebabkan oleh
upah yang terlalu rendah, ketidakpuasan dalam promosi karir, kondisi lingkungan kerja yang buruk, jam kerja yang melewati batas, serta tiadanya jaminan sosial
yang diberikan keperusahaan. Gejala yang dapat diamati pada karyawan yang memiliki intensi turnover
selain berusaha mencari lowongan kerja dan merasa tidak nyaman bekerja
Universitas Sumatera Utara
diperusahaan juga memiliki gejala sering mengeluh , merasa tidak senang dengan pekerjaan, pernyataan bernada negatif , tidak perduli dengan perusahaan tempat
karyawan tersebut bekerja dan secara tidak langsung mempengaruhi kondisi stress karyawan. Stress sendiri dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Segala macam bentuk stress pada dasarnya disebabkan oleh ketidakmengertian manusia akan keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stress.
Akibat-akibat stress terhadap seorang individu dapat bermacam-macam tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar
kecilnya toleransi tersebut terhadap stress. Menurut Miner dalam Gitosudarmo 2000 penyebab timbulnya stress
dalam organisasi dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu faktor yang bersumber di luar dan dari individu itu sendiri. Penyebab stres yang bersumber dari luar
dibedakan lagi menjadi stres yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Sumber stres yang berasal dari individu itu sendiri, seperti
kepribadiannya, kebutuhan, nilai, tujuan, umur, dan kondisi kesehatan. Menurut Jewell dan Siegall 1998 dalam Tobing 2005 , yaitu faktor
pencetus karyawan memiliki keinginan untuk pindah dari satu tempat kerja ke
Universitas Sumatera Utara
tempat kerja yang lain dipengaruhi oleh variabel individu dan variabel organisasi yaitu
reward yang diterimanya misalnya penghargaan, kompensasi,
pengembangan karir dan fasilitas yang diterimanya. Menurut Sule 2002 karakteristik individu meliputi kebutuhan individu, nilai-nilai yang dianut
individu, dan ciri-ciri kepribadian atau faktor demografik, yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan dan masa kerja. Organisasi terdiri
dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status dimana status tersebut berupa pendidikan, jabatan dan golongan, pengalaman dan jenis kelamin,
status perkawinan, tingkat pengeluaran, serta tingkat usia dari masing-masing individu tersebut Hasibuan, 2000.
Menurut
Nitisemito dalam Saragih, 2010,pengaruh
Umur dan turnover adalah jika umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya karena
alternatif pekerjaan option yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
Karyawan yang lebih muda cenderung mempunyai fisik yang kuat, sehingga diharapkan dapat bekerja
keras dan pada umumnya mereka belum berkeluarga atau bila sudah berkeluarga anaknya relatif masih sedikit. Tetapi karyawan yang lebih muda umumnya kurang
berdisiplin, kurang bertanggung jawab dan sering berpindah-pindah pekerjaan dibandingkan karyawan yang lebih tua .
Pengaruh jenis kelamin dan turnover dalam beberapa studi dijumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai
tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.
Bukti yang konsisten menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria
Robbins dan Judge, 2008.
Dari segi status perkawinan dapat dilihat karyawan
Universitas Sumatera Utara
yang menikah lebih sediki absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaannya.
Masa kerja ternyata konsisten berhubungan secara negatif dengan keluar masuknya karyawan dan kemangkiran Robbins dan Judge,
2008. Menurut Kreitner, Kinicki 2003 semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka akan mempengaruhi pola pikir yang nantinya berdampak pada tingkat kepuasan kerja yang akan berdampak pada munculnya kemangkiran pada karyawan.
Intensi adalah niat atau keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya seseorang karyawan
dari tempatnya bekerja secara sukarela. Dapat didefinisikan bahwa intensi turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari
pekerjaannya secara sukarela menuruut pilihannya sendiri Zeffane dalam Hilman, 2002. Tinggi atau rendahnya tingkat turnover dapat disebabkan oleh faktor-faktor
: usia, lama kerja, tingkat pendidikan , kepuasan kerja dan budaya perusahaan. PT. Citra kencana Industri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang ekspor kayu yang berfokus pada pembuatan Finger Joint Laminating Board dan S4S Ketam empat sisi. Kayu yang diolah adalah jenis kayu pinus
dan ramin. Jenis kayu tersebut adalah kayu yang mudah Bluestein atau cepat berubah kualitasnya. Sehingga untuk memenuhi permntaan pasar atas jenis kayu
tersebut perusahaan harus melakukan serangkaian proses sehingga kualitas grade A dapat diperoleh .
Saat ini jenis kayu yang diminta oleh konsumenpasar sudah sangat sulit didapatkan, dan karena jenis kayu yang diekspor perlu melalui serangkaian proses
yang cukup rumit maka karyawan PT. Citra Kencana Industri harus bekerja
Universitas Sumatera Utara
dengan keras untuk dapat memenuhi permintaan pasarkonsumen. Selain itu karyawan bagian produksi pada saat-saat tertentu harus bekerja lembur untuk
memenuhi tugas yang diberikan dan saat pesanan yang diterima banyak. Hal tersebut akan menimbulkan stress kerja pada karyawan yang nantinya
akan berpengaruh pada intensi turnover. Karyawan bagian produksi juga menyatakan bahwa karyawan diberlakukan sistem kontrak, karena pekerjaan
mereka tergantung dengan jumlah pesanan maka saat pasar sedang sepi karyawan harus bersiap bila perusahaan melakukan pengurangan tenaga kerja . Namun
pihak perusahaan tetap memiliki kriteria tertentu bagi karyawan yang dilakukan pemutusan hubungan kerja .Lingkungan kerja yang cukup bising menjadi salah
satu pemicu stress karyawan, apalagi bagi beberapa karyawan yang memiliki masalah pribadi dalam keluarga dengan ditambah suasana lingkungan kerja yang
kurang nyaman dapat memicu stress pada karyawan. Berdasarkan perhitungan Labour Turnover berikut ini dapat dilihat data yang menunjukan tingkat turnover
karyawan PT.Citra Kencana Industri Tanjung Morawa pada Tabel 1.1 di bawah in
Tabel 1.1 Tingkat Turnover Karyawan PT. Citra Kencana Industri
Tanjung Morawa Medan
Tahun Jumlah
karyawan yang
masuk Jumlah
karyawan yang keluar
Jumlah karyawan
pada awal tahun
Jumlah karyawan
pada akhir tahun
Tingkat Turnover
karyawan
2009 68 orang
31 orang 246 orang
229 orang 15,5
2010 52 orang
16orang 229 orang
193 orang 17
2011 48 orang
16 orang 193 orang
156 orang 19,4
Sumber : Divisi SDM PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan, Diolah Penulis
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Data Demografi karyawan bagian produksi PT. Citra Kencana Industri
Tanjung Morawa Medan
Jenis Kelamin Status Perkawinan
Pendidikan Pria
Wanita Menikah
Belum Menikah
SD SMP
SLTA Perguruan
Tinggi 97 orang 59 orang
97 orang 59 orang
15 orang 40 orang
91 orang 10 orang
Sumber : Divisi SDM PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan, Diolah Penulis
Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat turnover karyawan pada tahun 2009 sebesar 15,5 , tahun 2010 sebesar 17 , pada tahun 2011 sebesar 19,4 .
Tingkat turnover karyawan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 19,4 .Dari data diatas dapat dilihar pada 3 tahun terakhir terdapat peningkatan
tingkat turnover karyawan tiap tahunnya. Menurut Heneman III et all dalam Mulyani 2010 menyatakan bahwa tingkat turnover yang dapat ditolerir adalah
sebesar 10 . Tingkat turnover yang melebihi 10 terlalu tinggi menurut kebanyakan standar. Hal ini mengindikasikan terdapat masalah manajemen pada
bagian produksi perusahaan. Seperti diketahui bagian produksi perusahaan PT. Citra Kencana Industri
memiliki tugas untuk mengolah kayu menjadi bentuk moulding. Kayu yang perlu perlakuan khusus dan srangkaian proses agar sampai ke konsumen dengan
kualitas yang baik. Sehingga itu terkadang karyawan diharuskan lembur demi memenuhi target menghasilkan kayu dengan kualitas yang baik. Sedangkan kayu
Universitas Sumatera Utara
yang dipakai sebagai bahan baku adalah kayu yang cepat berubah kualitasnya bila tidak melalui serangkaian proses..
Selain itu pada Table 1.2 dapat kita lihat bahwa karyawan yang dimiliki oleh PT.Citra Kencana Industri Tanjung Morawa lebih banyak memiliki karyawan
pria yaitu sebanyak 97 orang,. Selain itu karyawan yang dimiliki paling banyak berpendidikan terakhir SMA. Dari data tersebut terlihat mayoritas karyawan
bagian produksi PT Citra Kencana Industri adalah pria dengan usia yang masih produktif. Kecenderungan kemangkiran dalam pekerjaan cenderung lebih besar,
oleh karena pria yang masih produktif lebih mungkin untuk bisa mendapatkan pekerjaan ditempat lain.
Kemangkiran yang terjadi dapat menimbulkan turnover , sehingga PT. Citra Kencana Industri harus merekrut karyawan baru untuk menggantikan
karyawan yang keluar dari perusahaan. Uraian teori dan ulasan yang terjadi
menjadi alasan sehingga penulis tertarik untuk meneliti judul “Pengaruh Stress Kerja Dan Karakteristik Individu Terhadap Intensi
Turnover Karyawan pada PT. Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan.
1.2 . Perumusan Masalah