sektor pekonomian, sektor unggulan, dan angka pengganda sektor ekonomi. Perubahan struktur dianalisis dengan menggunakan metode multiplier product
matrix MPM yang dapat menggambarkan landscape suatu perekonomian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran dalam beberapa sektor unggulan dan angka pengganda sektoral. Peranan sektor industri lainnya dan
sektor industri makanan, minuman dan tembakau sangat dominan dari sisi besaran outputnya, juga memiliki angka pengganda yang cukup tinggi. Berdasarkan
analisis MPM terlihat pula perubahan struktur ekonomi Jawa Timur selama periode 1994 sampai 2000 walaupun tidak drastis.
2.9. Studi Terdahulu Tentang Perubahan Demografi
Salah satu faktor yang dapat menurunkan pertumbuhan penduduk adalah penggunaan alat kontrasepsi. Beberapa hasil studi seperti Streatfield dan Vlassoff
menunjukkan bahwa dengan kehadiran program KB, tingkat fertilitas dapat turun dengan atau tanpa kemajuan pembangunan dalam bidang sosial dan ekonomi.
Streatfield mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan fertilitas di kalangan masyarakat Bali yang bersifat tradisional. Dia menemukan
bahwa penurunan fertilitas yang substansial di wilayah studinya pada periode 1970-an ke periode 1980-an, periode di mana program KB mulai dilaksanakan di
Bali, disebabkan oleh peningkatan yang tajam dalam prevalensi kontrasepsi. TFR turun dari 6,5 anak per seorang ibu menjadi 3,6, sedangkan persentase perempuan
kawin yang menggunakan motode kontrasepsi adalah 50,1 persen pada akhir tahun 1980-an Rajagukguk, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Rajagukguk 2004 dengan judul Kontribusi Prevalensi KB dalam Penurunan Tingkat Kelahiran serta Implikasinya di Era Otonomi Daerah
menemukan bahwa prevalensi KB merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas. Untuk menguji hubungan antara Angka
Prevalensi Kontrasepsi AKP dan TFR, dilakukan analisis regresi antara APK dan TFR untuk semua provinsi di Indonesia dengan menggunakan hasil SDKI
1991, 1994, 1997 dan 2002-2003. Analisis data menggunakan model regresi linier sederhana di mana variabel bebasnya adalah APK dan variabel tidak bebasnya
adalah TFR. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat hubungan bivariat 2 variabel yang negatif dan signifikan antara APK dan TFR Indonesia
menurut provinsi. Artinya, semakin tinggi APK, semakin rendah TFR. Secara keseluruhan, selama periode 1991-2003 di Indonesia perubahan dalam APK
menerangkan 44,4 persen perubahan dalam TFR. Kenaikan APK sebesar 10 persen mengakibatkan penurunan dalam TFR sebanyak 36 anak per 100 ibu.
Pola hubungan antara APK dan TFR bervariasi menurut periode yang mencerminkan adanya pengaruh intervensi program kesehatan dan KB. Pada
tahun 1991 hubungan antara APK dan TFR cukup kuat. Sebesar 38,3 persen dari variasi dalam APK menerangkan variasi dalam TFR. Peningkatan pasangan usia
subur yang praktik KB sebanyak 10 persen mengakibatkan penurunan dalam TFR sebanyak 34 anak per 100 ibu. Pada tahun 1994, saat program KB sudah lebih
dikenal, pengaruh APK terhadap TFR turun manjadi 30,9 persen di mana peningkatan APK sebesar 10 persen mengakibatkan penurunan TFR sebanyak 31
anak per 100 ibu. Pada tahun 1997, pengaruh APK terhadap TFR meningkat
Universitas Sumatera Utara
menjadi 46,4 persen. Peningkatan APK sebesar 10 persen mengakibatkan penurunan sebanyak 31 anak per 100 ibu. Menurut SDKI 2002-2003, variasi APK
menerangkan sebesar 48,3 persen dari variasi TFR, di mana peningkatan APK sebesar 10 persen mengakibatkan penurunan TFR sebanyak 44 anak per 100 ibu.
Penelitian Rujiman 2007 berjudul Analisis Faktor-Faktor Penentu Fertilitas di Negara-Negara Asia
, menemukan hasil-hasil sebagai berikut: Pendapatan per kapita berpengaruh negatif terhadap fertilitas dengan tingkat
signifikansi sebesar 1 persen. Tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap fertilitas, dengan tingkat signifikansi sebesar 10 persen. Penggunaan alat
kontrasepsi berpengaruh negatif terhadap fertilitas dengan tingkat signifikansi sebesar 1 persen. Tingkat urbanisasi berpengaruh negatif terhadap fertilitas
dengan tingkat signifikansi sebesar 5 persen. Penelitian Rujiman dan Iskandar Muda 2007 berjudul Determinan
Fertilitas di Negara-Negara Berkembang, menemukan bahwa, tingkat kematian
bayi Infant Mortality RateIMR berpengaruh positif dan signifikan terhadap fertilitas. Makin tinggi tingkat kematian bayi, makin tinggi tingkat kelahiran.
Persentase wanita kawin usia 15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fertilitas. Makin tinggi persentase
wanita kawin usia 15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi, semakin rendah angka kelahiran.
Tabel 2.2 berikut ini merupakan hasil penelitian dari beberapa peneliti yang berkaitan dengan perubahan demografi dan transformasi struktural ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. 2. Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu Tentang Transformasi Struktural dan Perubahan Demografi. No
Nama Judul
Permasalahan Tujuan
Kesimpulan
1. Syafaruddin
Saraan Analisis
Transformasi Struktural di
Indonesia Thesis
Pascasarjana, Universitas
Sumatera Utara,
Medan, 2006 1.
Apakah jumlah penduduk dan pendapatan per kapita
berpengaruh signifikan terhadap transformasi
struktur ekonomi pada sektor pertanian, sektor
industri dan sektor jasa di Indonsesia
2. Untuk
mengindentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi proses transformasi
struktural ekonomi di Indonesia
1.
Untuk mengetahui sektor apa yang
dominan mempengaruhi
trasformasi ekonomi di Indonesia
2. Transformasi struktural ekonomi di
Indonesia terjadi pada tahun 1989, di mana kontribusi sektor industri
lebih besar dari sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian, industri
dan jasa terhadap PDB menunjukkan peningkatan setiap
tahun, namun peningkatan kontribusi sektor industri lebih
tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian dan sektor jasa.
Pendapatan per kapita sektor indstri mengalami pertumbuhan
rata-rata 4,31 pertahun, pertanian 1,48 dan jasa 1,33
2. Hidayat
Amir dan Suahasil
Nazara 2005
1. Analisis Per-
ubahan Struktur
Ekonomi Economic
Landscape dan Kebijak-
an Strategi Pembangunan
Jawa Timur
2. Sektor apa yang
merupakan sektor unggulan di Jawa
Timur 1.
Mengindentifikasi perubahan struktur
perekonomian Jawa Timur pada periode
1994-2000.
2. Menganalisis
berbagai sektor unggulan key sector
dalam perekonomian propinsi Jawa Timur
antara tahun 1994 dan 2000
Mengindentifikasi perubahan struktur
perekonomian Jawa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
telah terjadi pergeseran dalam beberapa sektor unggulan dan angka pengganda
sektoral. Peranan sektor industri lainnya dan sektor industri makanan,
minuman dan tembakau sangat dominan dari sisi besaran outputnya,
juga memiliki angka pengganda yang cukup tinggi. Selain itu berdasarkan
analisis MPM terlihat pula perubahan-
Universitas Sumatera Utara
No Nama
Judul Permasalahan
Tujuan Kesimpulan
Tahun 1994 dan 2000:
Analisis Input-Output
Timur pada periode 1994-2000.
perubahan struktur ekonomi Jawa Timur selama periode 1994 sampai
tahun 2000 walaupun tidak drastis.
3 Omas
Bulan Rajagukguk
Kontribusi Prevalensi
KB Dalam Penurunan
Tingkat Kelahiran
Serta Implikasinya
Di Era Otonomi
Daerah, Warta
Demografi, LDFEUI,
Jakarta, 2004 Otonomi Daerah yang
dilaksanakan sejak tahun 2002 dikuatirkan akan
membawa dampak terhadap keberlanjutan
pelaksanaan Program KB di Indonesia serta
semakin memperbesar perbedaan prevalensi
kontrasepsi dan tingkat kelahiran antar provinsi
Untuk mempelajari kontribusi prevalensi KB
dalam penurunan tingkat kelahiran serta
implikasinya dalam era otonomi daerah di
Indonesia Variasi Angka Prevalensi Kontrasepsi
APK mempunyai kontribusi yang penting terhadap variasi Total Fertility
Rate
TFR antar provinsi di Indonesia terutama pada periode 2002-2003.
Hubungan yang negatif antara APK dan TFR mengindikasikan bahwa semakin
tinggi APK, semakin rendah TFR. Kelanjutan penurunan tingkat kelahiran
di masa depan tergantung pada ketersediaan akses terhadap pelayanan
KB. Prioritas pelayanan diperlukan bagi kelompok penduduk yang tinggal
di daerah pedesaan, yang sulit dijangkau, berpendapatan rendah dan
berpendidikan rendah
4 Rujiman
Analisis Faktor-Faktor
Penentu Fertilitas di
Negara- Negara Asia,
Jurnal
, Masih Tingginya Angka
kelahiran di Negara- negara Asia, terutama di
negara-negara yang sedang berkembang
1. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang menentukan tingkat
kelahiran
2. Tingkat pendapatan berpengaruh
negatif terhadap besarnya jumlah anak yang dimiliki oleh seorang
ibu. Makin tinggi pendapatan keluarga, makin rendah fertilitas.
Tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap fertilitas. Makin
Universitas Sumatera Utara
No Nama
Judul Permasalahan
Tujuan Kesimpulan
Wahana Hijau,
Sekolah Pascasarjana
Perencanaan Wilayah dan
Perdesaan USU, Medan,
2007. tinggi pendidikan, makin rendah
tingkat fertilitas. 3.
4. Penggunaan alat kontrasepsi
berpengaruh negatif terhadap fertilitas. Makin tinggi persentase
wanita kawin yang menggunakan alat kontrasepsi, makin rendah
tingkat fertilitas. Tingkat urbanisasi berpengaruh
negatif terhadap fertilitas.
5 Rujiman
dan Iskandar
Muda Determinan
Fertilitas di Negara-
Negara Berkembang
Wawasan Jurnal
Ilmu- Ilmu Sosial,
USU, Medan 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
Angka Kematian Bayi, Umur Harapan Hidup,
Tingkat Urbanisasi, Wanita Kawin Pengguna
Alat Kontrasepsi dan Pendapatan Berpengaruh
Terhadap Fertilitas Penelitian ini
menggunakan data sekunder publikasi World
Bank, yaitu World Population Data Sheet
2004. Jumlah negara- negara yang diamati
adalah 96 negara. Metode analisis yang
digunakan adalah model regresi berganda dengan
menggunakan alat uji software E-Views 5
Hasil temuan menunjukkan, Angka kematian bayi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fertilitas. Penggunaan alat kontrasepsi bagi
wanita kawin umur 15-49 tahun berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap tingkat fertilitas dengan tingkat kepercayaan 99 persen.
Sementara, umur harapan hidup, tingkat urbanisasi dan pendapatan per kapita
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fertilitas.
6 Abdiyanto
Transformasi Ekonomi Di
Propinsi Sumatera
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
terjadinya transformasi ekonomi di Sumatera
Analisis penelitian menggunakan aplikasi
model teori transformasi struktural ekonomi dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi ekonomi di Sumatera utara
terjadi pada tahun 1983 di mana kontribusi sektor jasa lebih besar dari
Universitas Sumatera Utara
No Nama
Judul Permasalahan
Tujuan Kesimpulan
Utara Thesis
Program Pascasarjana
USU, Medan, 2003
Utara. pengaruh pendapatan per kapita dan
jumlah penduduk terhadap transformasi
sektor pertanian, industri dan jasa di Sumatera
Utara. double logaritma natural
yang diproses melalui pendekatan Ordinary
Least Square OLS, dengan
menggunakan data sekunder. Runtut waktu
penelitian adalah dari tahun 1969 sampai
dengan tahun 2001. Program yang digunakan
adalah SPSS versi 11.0.5. sektor pertanian, dan pada tahun 1993
transformasi ekonomi kembali terjadi, di mana sektor industri telah
memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding pertanian terhadap total
PDRB. Pada tahun 1998 akibat terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia, struktur ekonomi kembali bergeser, di mana sumbangan
sektor pertanian sudah lebih besar dari sektor industri.
7 Adriani
Fitriani Sitorus
Analisis Kesempatan
Kerja Dan Transformasi
Tenaga Kerja Dari Sektor
Pertanian Ke Sektor Non
Pertanian di Sumatera
Utara Thesis
Sekolah Pascasarjana
Universitas Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis pengaruh upah dan PDRB
terhadap kesempatan kerja di sektor pertanian
ke sektor non pertanian di Sumatera Utara pada
periode 1985-2005. Data yang digunakan
adalah Produk Domestik
Regional Bruto PDRB, upah, dan jumlah tenaga
kerja yang bekerja periode 1985-2005. Data
diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera
Utara. Penelitian ini menggunakan metode
ordinary least square
OLS dan analisis shift Hasil uji metode OLS menunjukkan
bahwa variabel upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kesempatan kerja di sektor pertanian, sektor industri dan sektor jasa.
Sedangkan variabel PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di
pertanian, sektor industri dan sektor jasa.
Hasil analisis shift share dengan metode proportionl share menunjukkan
bahwa kesempatan kerja di sektor industri dan jasa di Provinsi Sumatera
Utara tumbuh lebih cepat dibanding kesempatan kerja di sektor yang sama
Universitas Sumatera Utara
No Nama
Judul Permasalahan
Tujuan Kesimpulan
Sumatera Utara,
Medan, 2007 share.
secara nasional. Hasil analisis dengan metode differential shift menunjukkan
bahwa transformasi tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara berjalan
lambat.
8 Sri Harijati
Hatmadji The Impact of
Family Planning on
Fertility in Java
Thesis, Department
of Demography,
Australian National
University, 1990
Tujuan Penelitian, 1. Mengevaluasi
efesiensi pelaksanaan program keluarga
berencana di pulau Jawa
2. Menguji kontribusi keluarga berencana
terhadap perubahan fertilitas di Jawa.
Thesis ini mempergunakan dua
pendekatan berbeda, yaitu dengan sumber data
kuantitatif dan kualititatif. Dalam studi
ini dipergunakan data sensus penduduk dan
survey penduduk. Untuk pendekatan kuantitatif
digunakan dua teknik analisis yaitu regresi
ganda dan path analysis. Hasil interviu di desa-
desa lima kabupaten terpilih dipakai sebagai
data kualitatif. Hasil temuan,
Angka kematian bayi berpengaruh signifikan terhadap penurunan fertilitas
Proporsi wanita berusia 20-24 tahun yang tidak kawin berpengaruh secara
signifikan menurunkan tingkat fertilitas hanya di daerah yang tingkat
fertilitasnya rendah. Upaya program keluarga berencana
pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan fertilitas.
9 Sri Moerti
ningsih Adioetomo
dan Merry Sri
Kontribusi Program KB
Terhadap Penurunan
Fertilitas Penelitian ini mencoba
menjawab pertanyaan “faktor-faktor apa yang
menyebabkan penurunan TFR yang sangat
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analsisis deskriptif Penurunan TFR dari 5,6 anak pada
awal tahun 1970-an menjadi 2,3 anak pada akhir 1990-an, besar
kemungkinan merupakan sumbangan dari peningkatan persentase
Universitas Sumatera Utara
No Nama
Judul Permasalahan
Tujuan Kesimpulan
Widyanti Sarwiono
Indonesia 1970-2000,
Warta Demografi,
LDFEUI, Jakarta, 2009
signifikan?” Dan “apakah yang
menyebabkan angka kelahiran stagnan tidak
mengalami perubahan setelah tahun 2000?”.
perempuan memakai alat kontrasepsi. Angka prevalensi ber-KB berhasil
ditingkatkan dari 26 persen pada tahun 1980 menjadi 57 persen pada
SDKI 1997 dan 60,3 persen pada SDKI 2002-2003. Melemahnya
pelayanan KB sejak tahun 2000, menyebabkan TFR menjadi stagnan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN