SDKI 1997 menunjukkan bahwa angka fertilitas total diperkotaan lebih rendah dibandingkan angka fertilitas total di pedesaan, yaitu masing-masing 2,40 dan
2,98. Adioetomo dan Samosir 2010.
2.8. Studi Terdahulu Tentang Transformasi Struktural
Sejak awal Pembangunan Lima Tahun PELITA I, proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat. Data Indonesia yang dipublikasikan oleh
World Bank menunjukkan bahwa pada tahun 1969, nilai tambah bruto sektor
pertanian menyumbang 47 persen terhadap total PDB, dan pada dekade 1990-an hanya tinggal sekitar 17 persen hingga 22 persen, dan pada 2009 tinggal 16 persen
tabel 2.1. Sebaliknya sumbangan sektor industri terhadap total PDB terus meningkat. Pada tahun 1969 sumbangan sektor industri masih 18 persen terhadap
total PDB dan industri manufaktur sebagai bagian dari sektor industri sebesar 10 persen. Pada periode 1990-an sumbangan sektor industri telah meningkat diantara
40 sampai 45 persen, sementara industri manufaktur diantara 20 sampai 27 persen terhadap total PDB.
Pada tahun 2009 sumbangan sektor industri terhadap total PDB telah meningkat menjadi 49 persen, dan sektor industri manufaktur menyumbang 27
persen. Hal ini bukan berarti bahwa nilai produksi di sektor pertanian berkurang selama periode tersebut. Menurunnya pangsa pertanian dalam pembentukan PDB
selama periode tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan di sektor tersebut relatif lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan output di sektor industri.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya kenaikan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun berkorelasi negatif dengan pangsa sektor pertanian terhadap total GNI Gross National
Income . Gambaran ini menunjukkan bahwa semakin maju suatu negara yang
diperlihatkan dengan besarnya pendapatan per kapita, semakin rendah pangsa sektor pertanian terhadap total GNI. Sebaliknya sektor industri dan jasa
menunjukkan korelasi yang positif dengan pendapatan per kapita.
Tabel 2. 1 Perkembangan Ekonomi Indonesia Tahun 1969-2009 Pada tahun
1969 awal dari Pelita I, ketika pendapatan perkapita Indonesia sebesar US70 sumbangan sektor pertanian terhadap gross national product GNP sebesar 47,
Tahun Struktur Out Put
GNP per Kapita
dalam US Pertanian
Industri Manufaktur
Jasa-jasa 1969
47 18
10 35
70 1970
45 19
10 36
80 1971
43 21
9 36
90 1972
38 25
11 36
90 1973
38 27
11 35
110 1974
31 34
9 35
150 1975
30 34
10 36
210 1976
30 34
10 36
270 1977
30 34
11 36
320 1978
28 36
12 36
370 1979
27 38
12 35
400 1980
24 42
913 34
470 1981
23 41
12 36
550 1982
24 38
12 38
610 1983
23 40
13 37
610 1984
23 39
15 38
590 1985
24 36
16 41
550 1986
23 34
17 42
530 1987
24 36
17 41
500 1988
24 37
18 40
490 1989
24 37
18 39
510 1990
22 40
20 38
570 1991
18 40
21 42
670 1992
19 40
22 41
715 1993
18 40
22 42
804 1994
17 41
23 42
895
Universitas Sumatera Utara
Tahun Struktur Out Put
GNP per Kapita
dalam US Pertanian
Industri Manufaktur
Jasa-jasa 1995
17 42
24 41
980 1996
17 43
26 40
1.116 1997
16 44
27 40
1.040 1998
18 45
24 37
463 1999
19 43
26 38
636 2000
17 47
26 36
570 2001
16 47
26 37
680 2002
17 44
25 38
710 2003
17 44
25 40
810 2004
17 46
25 38
1.140 2005
14 41
24 45
1.280 2006
13 47
28 40
1.420 2007
14 47
28 39
1.650 2008
2009 14
16 47
49 28
27 39
35 2.010
2.050
Sumber: World Bank, World Development Report and World Development Indicators 1971-2011
sektor industri hanya menyumbang 18 persen. Industri manufaktur bagian dari sektor industri menyumbang 10 persen, dan sektor jasa 35 persen. Seiring dengan
kemajuan pembangunan, pada tahun 2009 telah terjadi kenaikan GNI per kapita yang cukup tinggi yaitu sebesar US2.050, sumbangan sektor pertanian terhadap
total GNP jauh menurun menjadi hanya 14 persen. Sumbangan sektor industri jauh meningkat menjadi 47 persen. Industri manufaktur meningkat menjadi 28
persen. Sektor jasa hanya meningkat menjadi 39 persen. Gambaran ini menunjukkan bahwa di Indonesia dalam jangka waktu 40 tahun 4 dasawarsa
telah terjadi pembangunan ekonomi yang ditunjukkan oleh meningkatnya pendapatan per kapita, disertai dengan terjadinya transformasi struktural dari
dominan sektor pertanian bergeser ke sektor industri dan jasa. Studi mengenai transformasi struktural telah dilakukan oleh Saraan 2006
dengan judul Analisis Transformasi Struktural Ekonomi di Indonesia. Periode
Universitas Sumatera Utara
waktu penelitian adalah tahun 1980-2004. Dalam penelitiannya ia menggunakan model transformasi ekonomi yang dikembangkan oleh Chenery. Model yang
digunakan adalah model semi logaritma. Bahwa transformasi masing-masing sektor dipengaruhi oleh pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Saraan
menemukan bahwa pendapatan perkapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap transformasi sektor pertanian. Artinya, makin tinggi pendapatan per
kapita, semakin rendah pangsa sektor pertanian terhadap total PDB Indonesia. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap transformasi sektor
pertanian. Makin besar jumlah penduduk, makin besar pangsa sektor pertanian terhadap total PDB Indonseia.
Pendapatan per kapita dan jumlah penduduk ke dua-duanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap transformasi struktural sektor industri. Artinya
semakin tinggi pendapatan per kapita dan jumlah penduduk, semakin tinggi sumbangan sektor industri terhadap PDB Indonesia. Pendapatan per kapita
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap transformasi sektor jasa. Sebaliknya jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap transformasi sektor
jasa. Artinya semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin rendah sumbangan sektor jasa terhadap total PDB. Sebaliknya semakin tinggi jumlah penduduk,
semakin besar sumbangan sektor jasa terhadap total PDB. Hasil penelitian Amir dan Nazara 2005 dengan judul Analisis Perubahan
Struktur Ekonomi Economic Landscape dan kebijakan Strategi Pembangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000: Analisis Input-Output.
Penelitian ini menggunakan analisis input-output untuk menganalisis tingkat keterkaitan antar
Universitas Sumatera Utara
sektor pekonomian, sektor unggulan, dan angka pengganda sektor ekonomi. Perubahan struktur dianalisis dengan menggunakan metode multiplier product
matrix MPM yang dapat menggambarkan landscape suatu perekonomian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran dalam beberapa sektor unggulan dan angka pengganda sektoral. Peranan sektor industri lainnya dan
sektor industri makanan, minuman dan tembakau sangat dominan dari sisi besaran outputnya, juga memiliki angka pengganda yang cukup tinggi. Berdasarkan
analisis MPM terlihat pula perubahan struktur ekonomi Jawa Timur selama periode 1994 sampai 2000 walaupun tidak drastis.
2.9. Studi Terdahulu Tentang Perubahan Demografi