Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah balas jasa yang diberikan kepada setiap karyawan yang dibayarkan secara tetap setiap
bulannya, sedangkan upah adalah pembayaran jasa yang diberikan kepada karyawan yang dibayarkan berdasarkan hari, jam atau jumlah satuan produk yang
dihasilkan. Pencapaian tujuan perusahaan dapat terkendali tanpa adanya hambatan
terhadap penggunaan tenaga kerja. Begitupun juga para pekerja sendiri merasa tentram untuk bekerja dan berusaha untuk mendukung kemajuan perusahaan.
b.Pekerjaan itu sendiri
Dimana ini memberikan kepada individu-individu tugas yang menarik, kesempatan belajar dan peluang untuk menerima tanggung jawab. Nilai dari
pekerjaan itu sendiri merupakan sumber kepuasan.
c.Kesempatan promosi
Yaitu peluang peningkatan dalam hirarki yang memiliki dampak yang bervariasi terhadap kepuasan kerja. Hal ini disebabkan promosi memerlukan
bentuk yang berbeda dan mempunyai variasi imbalan yang menyertainya.
d. Supervisi
Merupakan kemampuan atasan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku. Supervisi juga merupakan sumber kepuasan yang cukup
penting.
Universitas Sumatera Utara
e.Rekan sekerja
Suatu kondisi dimana rekan-rekan karyawan secara teknis mampu dan secara sosial bersifat mendukung. Sifat dari kelompok kerja akan mempunyai
dampak terhadap kepuasan kerja. Rekan kerja yang ramah dan kooperatif adalah sumber kepuasan kerja bagi karyawan.
2.2.4 Mengukur Kepuasan Kerja
Mangkunegara 2001:126 mengemukakan pengukuran kepuasan kerja
yang dapat dilakukan dengan menggunakan skala indeks deskripsi jabatan, skala kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah, serta kuesioner kepuasan kerja
Minnesota, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Pengukuran Kepuasan kerja dengan Skala Indeks Deskripsi
Jabatan Dalam penggunaan pengukuran kepuasan kerja ini seseorang pegawai akan ditanya mengenai pekerjaan maupun
jabatannya yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk, dan dalam skala pengukurannya dilakukan dengan memperhatikan
sikap dari lima area, yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi, dan
co-worker.
b. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Berdasarkan Ekspresi Wajah. Pengukuran kepuasan kerja seseorang pegawai dapat dilakukan
dengan skala berupa berbagai seri gambar wajah-wajah orang, mulai dari sangat gembira, gembira, netral, cemberut, dan sangat
Universitas Sumatera Utara
cemberut. Pengawai diminta untuk memilih ekspresi wajah yang
sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan pada saat ini.
c. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Kuesioner Minnesota. Pengukuran dengan menggunakan skala ini dapat dilihat dari
pekerjaan yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat memuaskan. Pegawai diminta memilih
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.
Menurut Wibowo 2011:510 mengukur kepuasan kerja adalah: 1 Sigle global rating
Yaitu tidak lain dengan mintab individu merespon atas satu pertanyaan seperti mempertimbangkan semua hal seberapa puas
anda dengan pekerjaan anda. 2 Summation Score
Mengindentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen. Faktor spesifik
yang diperhitungkan adalah sifat pekerjaan, supervisi, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan dengan worker.
Faktor ini diperingkat pada skala yang distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job satisfaction score secara
menyeluruh. Menurut Greenberg dan Baron dalam Wibowo 2011:151 menunjukkan
ada tiga cara untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja yakni :
Universitas Sumatera Utara
a Rating Scale dan Kuesioner Kuesioner merupakan pendekatan pengukuran kepuasan kerja yang paling
umum dipakai dengan menggunakan kusioner dimana rating scale secara khusus disiapkan. Dengan menggunakan metode ini orang menjawab
pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan rekasi mereka pada pekerjaan mereka.
b Critical Incidents Disini individu menjelaskna kejadian yang menghubungkan pekerjaan
mereka yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkapkan tema yang mendasari
sebagai contoh misalnya apbila banyak pekerja menyebutkan situasi di pekerjaan dimana mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila
pekerja memuji supervisor atas sensitivitas yang ditunjukkan pada yang sulit, gaya pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja
mereka. c Interview
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan
secara langsung tentang sikap mereka sering mungkin mengembangkan lebih mendalam dengan menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur.
Dengan mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap
dapat dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kepuasan Hidup
Life satisfaction kepuasan hidup merupakan komponen kognitif dalam subjective well being Andrew Withey dalam Diener, 2009:15. Subjective well
being mengacu pada kepercayaan atau perasaan subjektif individu bahwa kehidupannya berjalan dengan baik Lucas Diener dalam Diener, 2009.
Andrews dan Withey dalam Diener et al., 1985:22 mengidentifikasi komponen subjective well being menjadi positive affect dan negative affect
sebagai komponen afektif dari subjective well being serta life satisfaction sebagai komponen kognitif.
Komponen afektif mengacu pada evaluasi langsung individu terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, meliputi perasaan yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan yang dialami individu dalam hidupnya. Sementara komponen kognitif mengacu pada evaluasi kognitif terhadap hidup
individu secara keseluruhan dan atas area-area penting dari kehidupan individu Diener, Suh, Lucas Smith, 2000:22.
Life satisfaction is the way a person perceives how his or her life has been and how they feel about where it is going in the future. Kepuasan hidup adalah
cara seseorang memandang bagaimana nya hidup telah dan bagaimana perasaan mereka tentang di mana dia pergi di masa depan. Ada kemungkinan bahwa
kepuasan hidup dapat mencerminkan pengalaman yang telah mempengaruhi orang dengan cara yang positif. These experiences have the ability to motivate
people to pursue and reach their goals Frisch,1999;Frischet et al.,2005.
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman ini memiliki kemampuan untuk memotivasi orang untuk mengejar dan mencapai tujuan mereka.
Ada dua emosi yang dapat mempengaruhi bagaimana orang melihat hidup mereka. Hope and optimism both consist of cognitive processes that are usually
oriented towards the reaching of goals and the perception of those goals. Harapan dan optimisme kedua terdiri dari proses kognitif yang biasanya berorientasi pada
tercapainya tujuan dan persepsi tujuan tersebut. kepuasan hidup secara keseluruhan berasal dari dalam individu berdasarkan nilai-nilai pribadi individu
dan apa yang dia memegang penting. Untuk itu beberapa keluarga, untuk orang lain itu adalah kasih, dan untuk orang lain itu adalah uang atau barang material
lainnya, cara baik, itu bervariasi dari satu orang ke orang lain. Kepuasan juga terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Karyawan
yang merasa terpenuhi kebutuhannya akan mempersepsikan diri mereka sebagai karyawan yang memiliki kepuasan atas pekerjaannya. Sebaliknya, ketidakpuasan
muncul apabila salah satu atau sebagian dari kebutuhannya tidak dapat terpenuhi.
2.2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Hidup
Menurut Harlock 2000 ada beberapa faktor yang relatif pentinguntuk menunjang kepuasan hidup yaitu :
a. Kesehatan Kesehatan yang baik memungkinkan orang pada usia berapapun
melakukan apa yang hendak dilakukan. Sedangkan kesehatan yang buruk akan
Universitas Sumatera Utara
menjadi halangan untuk mencapai kepuasan bagi keinginan dan kebutuhan mereka.
b. Daya tarik fisik Daya tarik fisik menyebabkan individu dapat diterima dan disukai oleh
masyarakat dan sering merupakan penyebab dari prestasi yang lebih besar daripada apa yang mungkin dicapai individu kalau kurang mempunyai daya tarik.
c. Tingkat Otonomi Semakin besar otonomi yang dicapai, semakin besar kesempatan untuk
merasa bahagia. d. Kesempatan – kesempatan Interaksi di luar keluarga
Karena nilai sosial yang tinggi ditekankan pada popularitas, maka tingkat usia berapa pun orang akan merasa bahagia apabila mereka mempunyai
kesempatan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang–orang di lingkungan luar keluarga seperti dengan masyarakat sekitar, teman seusia baik
sesama jenis maupun berbeda jenis kelamin dengan cara mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan atau di masyarakat sekiatar tempat tinggal lansia seperti
arisan, pengajian, kerja bhakti, maka lansia tersebut akan mendapat lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
e. Jenis Pekerjaan Semakin rutin sifat pekerjaan dan semakin sedikit kesempatan untuk
otonomi dalam pekerjaan, semakin kurang memuaskan.
Universitas Sumatera Utara
f. Status Kerja Semakin berhasil seseorang melaksanakan tugas semakin hal itu
dihubungkan dengan prestise, maka semakin besar kepuasan yang ditimbulkan. g. Kondisi Kehidupan
Kalau pola kehidupan memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang di lingkungan keluarga maupun luar keluarga, maka kondisi demikian akan
memperbesar kepuasan hidup. h . Pemilikan Harta Benda
Pemilikan harta benda yaitu cara orang merasakan pemilikan benda. Dengan memiliki harta benda orang akan merasa tercukupi kebutuhannya
sehingga orang akan merasa puas. i. Keseimbangan antara Harapan dan Pencapaian
Jika tujuan seseorang tercapai maka orang akan puas. j. Penyesuaian Emosional
Seseorang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, tidak secara intensif mengungkapkan perasaan negatif seperti takut, marah dan iri hati.
k. Sikap terhadap Periode Usia Tertentu Perasaan bahagia yang akan dialami pada usia tertentu sebagian ditentukan
oleh pengalaman–pengalaman pribadi bersama orang lain. l. Realisme dari Konsep Diri
Seseorang yang yakin bahwa kemampuannya lebih besar dari yang sebenarnya akan merasa tidak bahagia apabila tujuan mereka tidak tercapai.
Universitas Sumatera Utara
m. Realisme dari Konsep Peran Seseorang cenderung mengangankan peran yang akan dimainkan pada usia
mendatang. Apabila peran yang baru tidak sesuai dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak bahagia.
2.2.2 Aspek – Aspek Kepuasan Hidup
Menurut Darmawan 2003 kepuasan hidup pada lansia adalah suatu kondisi yang mencakup beberapa aspek yaitu :
a. Penerimaan diri Yaitu sikap yang positif terhadap diri, mengakui dan menerima semua
aspek dari dirinya termasuk sifat baik maupun yang buruk dan memiliki pandangan yang positif terhadap masa lalunya, mempunyai kemauan
untuk selalu berkembang, terbuka terhadap pengalaman baru, memilki dorongan untuk merealisasikan potensinya dan senantiasa melihat
perubahan dalam diri dan tingkah lakunya. b. Hubungan positif dengan orang lain
Yaitu memiliki kehangatan, kesenangan, kepercayaan pada orang lain, memperhatikan kesejahteraan oang lain, mampu melakukan empati dan
memahami bagainama cara berhubungan dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
a. Tujuan Hidup Yaitu memiliki tujuan dalam hidup dan semangat untuk mencapainya,
perasaan bahwa masa sekarang dan masa lalu memiliki arti, memiliki keyakinan yang memberi tujuan hidup serta sasaran untuk hidup.
d. Penguasaan Lingkungan Yaitu memiliki penguasaan dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol
dan menyusun kegiatan eksternal, membuat efektif tiap kesempatan yang ada, mampu memilih dan mengubah kondisi agar sesuai dengan
kebutuhan. e. Pekembangan pribadi
Yaitu memiliki semangat, terbuka dan pengalaman baru, memiliki keinginan merealisasikan potensi, senantiasa melihat perubahan dalam diri
dan tingkah laku. f. Kemandirian
Yaitu kemampuan membuat keputusan sendiri dan mandiri, mampu untuk bertahan terhadap tekanan sosial dengan berfikir dan bertindak melalui
cara tertentu, serta mampu untuk mengatur tingkah laku dan mengevaluasi diri dengan standar pribadi. Memiliki penguasaan dan kemampuan
mengatur lingkungan, mengontrol dan menyusun sejumlah aktifitas eksternal, mampu untuk membuat efektif setiap kesempatan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu
1. Hariwibowo 2001 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kepuasan Hidup dan Kepuasan Kerja Karyawan Swalayan Di
Semarang”. Penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dan kepuasan hidup, beserta faktor-faktor lain
yang mempengaruhinya. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui penyebaran kuesioner dibeberapa swalayan di Semarang. Metode
pengambilan sampel yaitu dengan multistage sampling dan accidental sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model SEM melalui
program AMOS. SEM merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh secara positif terhadap kepuasan hidup, dengan koefisien secara relative besar 0,4 dengan tingkat signifikansi 5. Sebaliknya kepuasan hidup
yang berpengaruh secara positif terhadap kepuasan kerja dengan koefisien secara relatif sebesar 0,23 pada tingkat signifikansi 5. Hal tersebut membuktikan
bahwa Analisis pengaruh antara kepuasan kerja dan kepuasan hidup adalah signifikan.
2. Sudiro dan Kulbizzabidy 2012 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Dengan Kepuasan Keluarga Serta Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Perawat Menuju Pembangunan Arsitektur Baru Bisnis Jasa Kesehatan Studi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedarsono Kota
Pasuruan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh timbal-balik antara kepuasan kerja dengan kepuasan keluarga serta pegaruhnya terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
perawat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit, dengan menggunakan sampel 115 perawat, sudah menikah dan mempunyai anak. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis Structural Equation Modelling SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan kepuasan keluarga saling
mempengaruhi secara positif dan signifikan. Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh tekanan pekerjaan, keterlibatan pekerjaan, konflik keluarga-pekerjaan, variasi
keterampilan kerja dan umpan balik pekerjaan, sedangkan kepuasan keluarga dipengaruhi oleh tekanan keluarga, konflik pekerjaan-keluarga dan keterlibatan
keluarga. Selanjutnya kepuasan kerja mempengaruhi kinerja perawat secara positif dan signifikan.
3 Vanda Royerni 2010 , melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kepyasan Kerja Karyawan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT.
BPR Pijer Podi Kelelengan Cabang Medan” , yang menyatakan dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja Variabel X berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan Variabel Y, yang mana variabel yang paling dominan pada jawaban kepuasan kerja karyawan sangat setuju adalah
hubungan rekan sekerja dan pekerjaan sedangkan untuk kepuasan pelanggan adalah sumber daya manusia dan pelayanan.
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Hasil Penelitian
1. Hariwibowo
2001
Analisis Pengaruh Kepuasan Hidup dan
Kepuasan Kerja Karyawan Swalayan Di
Semarang Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh secara positif terhadap kepuasan
hidup, dengan koefisien
Universitas Sumatera Utara
secara relative besar 0,4 dengan tingkat
signifikansi 5. Sebaliknya kepuasan
hidup yang berpengaruh secara positif terhadap
kepuasan kerja dengan koefisien secara relatif
sebesar 0,23 pada tingkat signifikansi 5. Hal
tersebut membuktikan bahwa hubungan timbale
balik antara kepuasan kerja dan kepuasan hidup
adalah signifikan
2. Sudiro dan Kulbizzabidy 2012
3. Vanda Royerni
2010
Pengaruh Kepuasan Kerja Dengan Kepuasan
Keluarga Serta Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Perawat Menuju Pembangunan Arsitektur
Baru Bisnis Jasa Kesehatan
Studi Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. R. Soedarsono Kota
Pasuruan Analisis Pengaruh
Kepyasan Kerja Karyawan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Pada PT. BPR Pijer Podi
Kelelengan Cabang Medan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepuasan kerja dan kepuasan keluarga saling
mempengaruhi secara positif dan signifikan.
Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh tekanan
pekerjaan, keterlibatan pekerjaan, konflik
keluarga-pekerjaan, variasi keterampilan kerja
dan umpan balik pekerjaan, sedangkan
kepuasan keluarga dipengaruhi oleh tekanan
keluarga, konflik pekerjaan-keluarga
dan keterlibatan keluarga.
Selanjutnya kepuasan kerja mempengaruhi
kinerja perawat secara positif dan signifikan.
dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kepuasan kerja Variabel X berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Universitas Sumatera Utara
Variabel Y, yang mana variabel yang paling
dominan pada jawaban kepuasan kerja karyawan
sangat setuju adalah hubungan rekan sekerja
dan pekerjaan sedangkan untuk kepuasan
pelanggan adalah sumber daya manusia dan
pelayanan.
2.4 Kerangka Konseptual