e.Rekan sekerja
Suatu kondisi dimana rekan-rekan karyawan secara teknis mampu dan secara sosial bersifat mendukung. Sifat dari kelompok kerja akan mempunyai
dampak terhadap kepuasan kerja. Rekan kerja yang ramah dan kooperatif adalah sumber kepuasan kerja bagi karyawan.
2.2.4 Mengukur Kepuasan Kerja
Mangkunegara 2001:126 mengemukakan pengukuran kepuasan kerja
yang dapat dilakukan dengan menggunakan skala indeks deskripsi jabatan, skala kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah, serta kuesioner kepuasan kerja
Minnesota, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Pengukuran Kepuasan kerja dengan Skala Indeks Deskripsi
Jabatan Dalam penggunaan pengukuran kepuasan kerja ini seseorang pegawai akan ditanya mengenai pekerjaan maupun
jabatannya yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk, dan dalam skala pengukurannya dilakukan dengan memperhatikan
sikap dari lima area, yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi, dan
co-worker.
b. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Berdasarkan Ekspresi Wajah. Pengukuran kepuasan kerja seseorang pegawai dapat dilakukan
dengan skala berupa berbagai seri gambar wajah-wajah orang, mulai dari sangat gembira, gembira, netral, cemberut, dan sangat
Universitas Sumatera Utara
cemberut. Pengawai diminta untuk memilih ekspresi wajah yang
sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan pada saat ini.
c. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Kuesioner Minnesota. Pengukuran dengan menggunakan skala ini dapat dilihat dari
pekerjaan yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat memuaskan. Pegawai diminta memilih
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.
Menurut Wibowo 2011:510 mengukur kepuasan kerja adalah: 1 Sigle global rating
Yaitu tidak lain dengan mintab individu merespon atas satu pertanyaan seperti mempertimbangkan semua hal seberapa puas
anda dengan pekerjaan anda. 2 Summation Score
Mengindentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen. Faktor spesifik
yang diperhitungkan adalah sifat pekerjaan, supervisi, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan dengan worker.
Faktor ini diperingkat pada skala yang distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job satisfaction score secara
menyeluruh. Menurut Greenberg dan Baron dalam Wibowo 2011:151 menunjukkan
ada tiga cara untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja yakni :
Universitas Sumatera Utara
a Rating Scale dan Kuesioner Kuesioner merupakan pendekatan pengukuran kepuasan kerja yang paling
umum dipakai dengan menggunakan kusioner dimana rating scale secara khusus disiapkan. Dengan menggunakan metode ini orang menjawab
pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan rekasi mereka pada pekerjaan mereka.
b Critical Incidents Disini individu menjelaskna kejadian yang menghubungkan pekerjaan
mereka yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkapkan tema yang mendasari
sebagai contoh misalnya apbila banyak pekerja menyebutkan situasi di pekerjaan dimana mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila
pekerja memuji supervisor atas sensitivitas yang ditunjukkan pada yang sulit, gaya pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja
mereka. c Interview
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan
secara langsung tentang sikap mereka sering mungkin mengembangkan lebih mendalam dengan menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur.
Dengan mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap
dapat dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kepuasan Hidup