Ruang Lingkup Penelitian Gambaran sarana proteksi aktif di gedung rektorat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015

dalam organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka waktu yang panjang Harjanto et al, 2011.

2.1.1 Proses Kebakaran

Proses kebakaran ini merupakan fenomena atau gejala pada setiap tahapan mulai awal terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam. Proses ini meliputi : a. Source energy : Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya apikebakaran. Tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya yaitu adanya potensi energi yang tidak terkendali. b. Initiation : Apabila energi yang tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat terbakar, maka akan terjadi penyalaan tahap awal bermula dari sumber apinyala yang relatif kecil. c. Growth : Apabila pada periode awal kebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api akan berkembang menjadi lebih besar sehingga api akan menjalar bila ada media disekelilingnya. d. Flashover : Intensitas nyala api meningka dan akan menyebarkan panas kesemua arah secara konduksi, konveksi dan radiasi, sehingga pada suatu saat kurang lebih sekitar 3-10 menit atau setelah temperatur mencapai 300 °C akan terjadi penyalaan api serentak yang biasanya ditandai pecahnya kaca. e. Full fire : Nyala api akan membara dan bisa disebut dengan kebakaran mantap. Temparatur pada saat kebakaran full dapat mencapai 600-1000 °C. f. Decay : Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala akan berkurangsurut dan berangsur akan padam.

2.1.2 Klasifikasi Kebakaran

Klasifikasi kebakaran sangat membantu dan diperlukan dalam pengembangan bahan pemadam dan teknik pemadaman kebakaran. Tujuan dari pengklasifikasian kebakaran adalah agar memudahkan usaha pencegahan dan pemadaman kebakaran. Klasifikasi kebakaran digunakan untuk media bahan pemadam yang tepat dan sesuai bagi suatu kelas kebakaran, sehingga usaha pencegahan dan pemahaman akan berdayaguna dan tepat guna. Klasifikasi kebakaran juga digunakan untuk menentukan sarana proteksi kebakaran dan untuk menjamin keselamatan nyawa tim pemadam kebakaran Ramli, 2010. Klasifikasi kebakaran ialah penggolongan atau pembagian kebakaran berdasarkan jenis bahayanya. Dengan adanya klasifikasi tersebut akan lebih mudah, cepat dan lebih tepat dalam pemilihan media pemadam yang digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan mengacu pada standar Depnakertrans, n.d. Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu standar NFPA, yang dimuat dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang pembagiannya adalah sebagai berikut : a. Kelas A : Bahan padat selain logam yang kebanyakan tidak dapat terbakar dengan sendirinya, kebakaran kelas A ini akibat panas yang datang dari luar, molekul – molekul benda padat terurai dan membentuk gas dan gas lainlah yang terbakar. Kebakaran ini menimbulkan panas dan selanjutnya mengurai lebih banyak molekul