Tabel 5.11 Tingkat Pemenuhan Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000
No SNI 03-3985-2000
Kondisi Aktual Persentase
Sesuai tidak sesuai
1 Lemari hidran hanya digunakan
untuk menempatkan peralatan kebakaran
Lemari hidran
hanya digunakan untuk menyimpan
peralatan kebakaran gambar 5.5
100 Sesuai
2 Setiap lemari hidran di cat dengan
warna yang menyolok mata Lemari hidran di cat dengan
warna menyolok warna merah gambar 5.4
100 Sesuai
3 Setiap sambungan slang dan kotak
hidran tidak boleeh terhalang sambungan selang dan kotak
hidran tidak terhalang gambar 5.5
100 Sesuai
4 slang kebakaran dilekatkan dan
siap untuk digunakan Selang kebakaran dilekatkan
pada kota hidran dan siang untuk digunankan
gambar 5.5 100
Sesuai
5 Setiap kotak slang dipasang
dengan rak yang terdaftar atau fasilitas penyimpanan lain yang
disetujui. Kotak selang disimpan pada
kotak hidran gambar 5.5
100 Sesuai
6 Terdapat nozel
Nozel di rektorat ada yang hilang gambar 5.5
50 Sesuai
7 Masing-masing rak atau fasilitas
penyimpanan untuk
slang dibuatkan label dengan tulisan
berbunyi “ Slang kebakaran untuk digunakan penghuni”
Tidak terdapat tulisan berbunyi “selang
kebakaran untuk
digunakan penghuni” gambar 5.4
Tidak sesuai
8 Terdapat instruksi pemakaiannya
Tidak terdapat
intruksi pemakaian
gambar 5.4 Tidak sesuai
9 Sambungan slang mempunyai ulir
sesuai ketentuan yang berlaku. Sambungan selang mempunyai
ulir gambar 5.5 100
Sesuai 10
Sambungan slang
dipasang dengan
tutup cap
untuk melindungi ulir slang
Terdapat tutup
untuk melindungi ulir
gambar 5.5 100
Sesuai 11
Terdapat hidran halaman Terdapat hidran halaman
gambar 5.4 100
Sesuai 12
Hidran halaman diletakan di sepanjang jalur
akses mobil
pemadam kebakaran Hidran halaman berada di
sepanjang jalur akses mobil 100
Sesuai 13
Jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran
≤ 50 meter dari hidran Jarak hidran sayap kanan 5
meter dari jalur masuk mobil dan jarak hidran sayap kiri 25
meter dari jalur masuk mobil. 100
Sesuai
Dari tiga belas persyaratan mengenai hidran menurut SNI 03-3985-2000 , ada 10 persyaratan telah terpenuhi dan mendapatkan nilai scoring 80,7. Nilai scoring
tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai Hidran yang sesuai dibandingkan dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit
tentang kebakaran yang dilakukan saptaria et al 2005, maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah baik.
5.3 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif ini diambil dari nilai yang didapatkan pada masing
– masing sarana seperti alarm kebakaran, detektor kebakaran, APAR, dan Hidran.
Tabel 5.12 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung
Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarat tahun 2015 No
Sarana Proteksi Aktif Nilai Skoring
1 Alarm Kebakaran
86,6 2
Detektor Kebakaran 85,6
3 APAR
58 4
Hidran 80,7
Rata-rata 76,3
Maka berdasarkan tabel 5.12 diatas, rata-rata kesesuaian sarana proteksi aktif di gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu 76,3 adalah cukup baik
artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi aktif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan.
64
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan sarana proteksi aktif kebakaran dengan Permen PU No.26PRTM2008 tentang persyaratan teknis sistem
proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, Standar Nasional Indonesia SNI-03-3989-2000, SNI-03-3985-2000, dan SNI 03 1745 2000. Akan
tetapi hanya mengacu pada beberapa elemen saja, hal ini disebabkan karena terdapat beberapa elemen yang tidak bisa dibandingkan karena tidak adanya informasi
mengenai elemen tersebut, Selain itu keterbatasan waktu dan biaya penelitian juga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.
Peneliti juga menyadari terdapat keterbatasan dalam melakukan penelitian ini. Dalam melakukan pengecekan terhadap fungsi alat proteksi aktif kebakaran, peneliti
tidak dapat melakukan pengecekan terkait fungsi alat proteksi aktif kebakaran karena belum adanya kebijakan dari penanggung jawab gedung rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan dapat mengganggu aktivitas di gedung rektorat. Untuk menutupi kekurangan ini, peneliti menggunakan wawancara agar dapat diketahui
dengan pasti fungsi peralatan tersebut.
6.2 Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26PRTM2008 tentang persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
disebutkan bahwa pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran atau meluasnya kebakaran ke ruangan-ruangan ataupun lantai-lantai
bangunan, termasuk ke bangunan lainnya melalui eliminasi ataupun meminimalisasi risiko bahaya kebakaran, pengaturan zona-zona yang berpotensi menimbulkan
kebakaran, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun pasif. Sarana proteksi aktif merupakan kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan
kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran Saptaria et al, 2005.
Sarana proteksi aktif yang terdapat di gedung Rektorat UIN Jakarta meliputi Alarm kebakaran, Detektor kebakaran, APAR dan Hidran. Dengan sistem proteksi
aktif yang baik, pihak rektorat dapat memberikan keamanan kepada penghuni ataupun karyawan rektorat dapat menjalankan aktivitas secara nyaman dan tidak
khawatir dengan bahaya kebakaran yang dapat terjadi. Sampai dengan penelitian ini dilakukan, belum pernah terjadi kasus kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif kebakaran di gedung rektorat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai nilai 76,3. Menurut Saptaria et al tahun
2005 dalam audit kebakaran puslitbang PU nilai 76,3 mempunyai arti bahwa nilainya adalah cukup baik artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana
proteksi aktif yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Sarana proteksi aktif di gedung rektorat UIN Jakarta sudah terpasang, tetapi
masih ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi aktif yang belum sesuai standar yang berlaku, diantaranya sarana alarm kebakaran di gedung rektorat terdapat bel
alarm yang rusak kaca lampu alarmnya, detektor kebakaran belum terpasang semua di seluruh ruangan di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah, dokumen
pemeliharan detektor belum tersimpan sampai dengan 5 tahun, APAR di gedung rektorat masih belum optimal dalam hal penempatan, jumlah dan pemeliharaan.
Hidran di gedung rektorat yang tidak memiliki intruksi pemakaian serta salah satu hidran tidak terdapat nozel.
Kekurangan instalasi yang belum terpasang atau sesuai dengan standar ini dapat menimbulkan dampak yang serius jika terjadi kebakaran. Seperti Alarm
kebakaran karena tidak pernah kejadian kebakaran dan belum dilakukan pemeriksaan fungsi alarm, dapat menimbulkan kemungkinan macet ketika terjadi kebakaran.
Sehingga alarm kebakaran tidak menyala dan menimbulkan kebakaran. Detektor kebakaran juga dapat mengalami kemacetan jika sudah lama tidak dilakukan
pemeriksaan dan uji coba. Sehingga ini dapat menimbulkan gagalnya pendeteksian dini kebakaran. Ruangan yang tidak terpasang detektor jika terjadi kebakaran dapat
menyebabkan tidak diketahuinya secara cepat adanya kebakaran tersebut. APAR yang masih kurang dan penempatan APAR yang tidak berada disetiap lantai dapat
membuat kebakaran menjalar lebih cepat dan pemadaman membutuhkan waktu lama. Ketika terjadi kebakaran hidran yang tidak ada nozelnya juga kurang efektif dalam
memadamkan kebakaran. Kebakaran ini dapat berakibat kerugian seperti kerugian fasilitas dan aset yang dimiliki oleh UIN Syarif Hidayatullah, kerugian jiwa, materi,
serta kerugian sosial. Alarm dan detektor kebakaran akan dapat melindungi penghuni gedung atau
karyawan rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adanya detektor dan alarm kebakaran yang baik, penghuni dapat segera mengetahui jika terjadi kebakaran
dengan cepat dan tentu dapat mengambil langkah cepat dan tepat. Hal ini didukung dengan tersedianya APAR dalam jumlah yang cukup dan penempatan yang ada
disetiap lantai akan dapat menambah cepatnya respon tanggap darurat kebakaran. Sehingga api yang ada akan cepat ditindak sedini mungkin.
Pihak rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri akan mendapat keuntungan karena dengan deteksi dan alarm kebakaran yang baik, pihak rektorat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat segera mengetahui bila terjadi kebakaran dan dapat melakukan tindakan pemadaman sebelum kebakaran membesar. Sehingga
pihak rektorat dapat meminimalisir kerugian yang diterima akibat kebakaran. Kerugian yang dapat dihindari diantaranya kerugian akibat kerusakan aset
rektorat dari kebakaran. Bila kebakaran terjadi pastinya akan merusak fasilitas dan aset rektorat yang berada dalam gedung. Meskipun ada kerugian jika terjadi
kebakaran, akan lebih kecil kerugiannya jika terpasang detektor dan alarm kebakaran.