Instalasi Hidran Sistem Proteksi Aktif

6. Sambungan Slang Sambungan slang harus mempunyai ulir sesuai ketentuan yang berlaku. Sambungan slang harus dipasang dengan tutup cap untuk melindungi ulir slang.

2.2.4 Alarm Kebakaran

Berdasarkan SNI 03-3985-2000 alarm kebakaran adalah komponen dari sistem yang memberikan isyarat atau tanda setelah kebakaran terdeteksi. Sistem alarm kebakaran digunakan untuk memberitahukan kepada pekerja atau peghuni dimana suatu bahan kebakaran bermula. Gambar 2.3: Alarm Kebakaran Alarm kebakaran dibagi menjadi dua jenis menurut cara kerjanya, yaitu : a. Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa bunyi khusus Audible alarm. b. Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan mata secara jelas Visible alarm. Sistem alarm kebakaran dilengkapi dengan tanda atau alarm yang bisa dilihat atau didengar. Penempatan alarm kebakaran ini biasanya pada koridor atau gang-gang dan jalan dalam bangunan atau suatu instalasi. Sistem alarm kebakaran bekerja secara manual atau otomatis yang diintegrasikan dengan sistem deteksi kebakaran. Sistem alarm kebakaran manual ditekan melalui tombol yang berada dalam lemari atau kotak alarm break glass. Jika kaca pecah, maka tombol akan aktif dan segera mengeluarkan sinyal alarm dan mengaktifkan sistem kebakaran lainnya. Sistem alarm kebakaran otomatis diaktifkan oleh sistem detektor. Ketika detektor mendeteksi adanya api, maka detektor akan segera mengaktifkan alarm dan sistem pemadam otomatis akan bereaksi. Menurut SNI 03-3985-2000 Tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. alarm harus memiliki beberapa kriteria yaitu: 1. Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal sebagai alarm kebakaran. 2. Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara 500 ~ 1000 Hz dengan tingkat kekerasan suara minimal 65 dB. 3. Untuk ruang dengan tingkat kebisingan normal yang tinggi, tingkat kekerasan suara minimal 5 dB lebih tinggi dari kebisingan normal. 4. Untuk ruang dengan kemungkinan dipergunakan untuk ruang tidur, tingkat kekerasan suara minimal 75 dB. 5. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus terpasang alarm kebakaran. 6. Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau oleh sistem alarm kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk ruangan tersebut 7. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruang khusus di mana suara –suara dari luar tidak dapat terdengar. 8. Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pula sebagai penuntun cara masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar. 9. Panel kontrol harus bisa menunjukkan asal lokasi kebakaran. 10. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan alarm kebakaran serta komponennya secara keseluruhan

2.2.5 Detektor Kebakaran

Sistem pertama yang menjadi ujung tombak proteksi kebakaran adalah sistem deteksi. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya api sedini mungkin. Prinsip deteksi api, didasarkan atas elemen-elemen yang ada dalam suatu api yaitu adanya asap, nyala dan panas. Alat detektor kebakaran fire detector adalah alat yang fungsinya mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Gambar 2.4: Smoke Detector Berdasarkan SNI 03-3985-2000 detektor kebakaran fire detector digolongkan dalam beberapa jenis yaitu: a. Detektor Asap Detektor Asap Smoke Detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu. Salah satu alat deteksi asap bekerja dengan prinsip ionisai dengan menggunakan bahan radioaktif yang akan mengionisasi udara di suatu ruangan dalam komponen detektor. Listrik dalam ruangan dihantar melalui udara di antara dua batang elektroda. Apabila partikel asap masuk ke dalam ruang detektor, maka akan menyebabkan penurunan daya hantar listrik. Detektor ini mendeteksi adanya asap dengan melihat adanya penurunan daya hantar listrik. Selanjutnya detektor akan memberikan sinyal ke sistem alarm. Berdasarkan cara kerjanya, detektor asap dikelompokkan atas dua jenis yaitu jenis ionisasi dan photoelectric. Sesuai dengan sifat tersebut, maka detektor asap sangat tepat digunakan di dalam bangunan dimana banyak terdapat kebakaran kelas A yang banyak menghasilkan asap. Namun kurang tepat digunakan untuk kebakaran hidrokarbon atau gas. b. Detektor Panas Detektor Panas Heat Detector adalah detektor yang bekerjanya berdasarkan pengaruh panas temperature tertentu SNI 03-3985- 2000. Detektor panas merupakan peralatan dari detektor kebakaran yang dilengkapi dengan suatu rangkaian listrik atau pneumatik yang