Tujuan Umum Tujuan Penelitian

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebakaran

Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan SNI03 –1736–2000. Menurut Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki, boleh jadi api itu kecil tetapi tidak dikehendaki adalah termasuk kebakaran. Menurut Depnakertrans n.d dalam bukunya yang berjudul Training Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran menyatakan bahwa, kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Bahan bakar dapat berupa bahan padat, cair atau uapgas akan tetapi bahan bakar yang terbentuk uap dan cairan biasanya lebih mudah menyala Depnakertrans, n.d. Dalam kebakaran, asap dan gas menjadi pembunuh utama. Korban dapat mengalami keracunan akut atau kronik dalam kebakaran karena menghirup gas beracun seperti gas CO, HCN, Pb dan Benzene yang dapat mengakibatkan leukemia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat pernafasan dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh tertentu sehingga dapat langsung mengganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka waktu yang panjang Harjanto et al, 2011.

2.1.1 Proses Kebakaran

Proses kebakaran ini merupakan fenomena atau gejala pada setiap tahapan mulai awal terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam. Proses ini meliputi : a. Source energy : Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya apikebakaran. Tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya yaitu adanya potensi energi yang tidak terkendali. b. Initiation : Apabila energi yang tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat terbakar, maka akan terjadi penyalaan tahap awal bermula dari sumber apinyala yang relatif kecil. c. Growth : Apabila pada periode awal kebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api akan berkembang menjadi lebih besar sehingga api akan menjalar bila ada media disekelilingnya. d. Flashover : Intensitas nyala api meningka dan akan menyebarkan panas kesemua arah secara konduksi, konveksi dan radiasi, sehingga pada suatu saat kurang lebih sekitar 3-10 menit atau setelah temperatur mencapai 300 °C akan terjadi penyalaan api serentak yang biasanya ditandai pecahnya kaca. e. Full fire : Nyala api akan membara dan bisa disebut dengan kebakaran mantap. Temparatur pada saat kebakaran full dapat mencapai 600-1000 °C.