Standarisasi Ekstrak Etanol 70 Buah Parijoto

38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta d. Identifikasi senyawa tanin Ekstrak ditimbang 0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air dalam tabung reaksi dan disaring. Kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1 dan diamati warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman Ayoola et al, 2008. e. Identifikasi Senyawa Glikosida Metode Keller-Killiani Ekstrak sebanyak 10 mg lalu ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl 3 kemudian diadukdan dipindahkan campuran ke dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran beberapa lama sehingga terbentuk warna dari merah kecoklatan, yang mungkin berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut menunjukkan reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula Guevera, 1985 dalam Wachidah,2013. f. Identifikasi Terpenoid Sebanyak 0,5 g ekstrak ditimbang kemudian ditambahakan 2 ml klorofom. Sebanyak 3 ml H 2 SO 4 ditambahkan dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan pada antar lapisan mengindikasikan adanya terpenoid Ayoola et al, 2008.

3.4.6. Standarisasi Ekstrak Etanol 70 Buah Parijoto

3.4.6.1. Pengamatan Organoleptis Organoleptis ekstrak dinyatakan melalui pengamatan dengan panca indera, mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. 39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3.4.6.2. Penetapan kadar air Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000 Eksrak ditimbang 1-2 g lalu dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 o C selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga membentuk lapisan setebal kurang lebih 5-10 mm. Kemudian dimasukkan ke dalam oven, tutup botol dibuka, dikeringkan pada suhu 105 o C hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, botol timbang dalam posis tertutup dan dibiaran mendingin terlebih dahulu dalam desikator hingga suhhu kamar. Jika ekstrak sulit dikeringkan dan sulit mencair pada pemanasan, dapat ditambahkan 1 g silika pengering yang telah ditimbang seksama, setelah dikeringkan dan disimpan dalam desikator pada suhu kamar. Silika tersebut dicampurkan secara rata dengan ekstrak pada saat panas, kemudian dikeringkan kembali pada suhu penetapan hingga bobot tetap. 3.4.6.3. Penetapan kadar abu Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000 a. Penetapan Kadar Abu Total Kurang lebih 1-2 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang dengan seksama, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ekstrak diratakan. Kemudian, krus silikat dipijarkan perlahan- lahan hingga arang habis, didinginkan, dan ditimbang. Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring dalam krus yang dipijarkan. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang dikeringkan. 40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Penetapan Kadar Abu yang tidak larut dalam Asam Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu dididihkan dengan 25 ml asam sulfat encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulka, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. 3.4.6.4. Penetapan Kadar Flavonoid Total 1. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak kering ditimbang sebanyak 15 mg kemudian dilarutkan dalam 10 mL metanol Konsentrasi larutan 1.500 µgmL. 2. Pembuatan Larutan Standar Ditimbang 20 mg rutin kemudian dilarutkan dengan metanol hingga 20 mL Konsentrasi larutan 1.000 µ gmL. Dipipet 1.250, 1.750, 2.250, 2.750, dan 3.250 µ L ke dalam labu ukur dan ditambah metanol hingga 5 µ L dan didapatkan konsentrasi sampel 250, 350, 450, 550, dan 650 µgmL. 3. Pembuatan Larutan NaNO 2 5 Ditimbang sebanyak 1,25 gram NaNO 2 , kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL. 4. Pembuatan Larutan AlCl 3 10 Ditimbang sebanyak sebanyak 2,5 gram AlCl 3 , kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL. 5. Pembuatan Larutan NaOH 1 M Ditimbang sebanyak sebanyak 1 gram NaOH, kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL. 41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Penentuan Kandungan Flavonoid Total 1 mL sampel dimasukkan ke dalam vial yang sebelumnya sudah ditambahkan 4 ml aquades, dan ditambahkan 0,3 ml larutan NaNO 2 5 dibiarkan 5 menit. Ditambah 0,3 mL AlCl 3 10 dan dibiarkan selama 6 menit, setelah itu ditambahkan 2 mL NaOH I M, segera ditambahkan aquades 2,4 mL, dikocok. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm. Percobaan dilakukan 3 kali pengulangan Zou et al. 2004 dan Wachidah,2013. 3.4.6.5. Penetapan Kadar Tanin Total 1. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak kering ditimbang sebanyak 5 mg kemudian dilarutkan dalam 5 mL aquades Konsentrasi larutan 1.000 µgmL. 2. Pembuatan larutan asam galat sebagai standar Ditimbang 5 mg asam galat kemudian dilarutkan dengan aquades hingga 5 mL Konsentrasi larutan 1.000 µgmL. Dipipet 1.000, 1.500, 2.000, 2.500, dan 3.000 µL ke dalam labu ukur dan ditambah metanol hingga 5 µL dan didapatkan konsentrasi sampel 200, 300, 400, 500, dan 600 µgmL. 3. Pembuatan Larutan Na 2 CO 3 35 Ditimbang sebanyak sebanyak 17,5 gram Na 2 CO 3 , kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 50 mL. 4. Penentuan Kandungan Tanin Total Sebanyak 0,1 mL sampel dicampur dengan 7,5 ml aquades, kemudian ditambahkan reagen Folin Ciocalteu 0,5 ml, ditambahkan Na 2 CO 3 35 sebanyak 1 ml, segera ditambahkan air sebanyak 0,9 mL, campuran dikocok dan didiamkan selama 30 menit. Absorbansinya diukur pada 42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta panjang gelombang 725 nm. Percobaan ini dilakukan 3 kali pengulangan Tambe and Rajendra, 2014.

7.4.7. Pelaksanaan Percobaan

Dokumen yang terkait

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Ranti (Solanum Americanum Mill.) Terhadap Tikus Putih Jantan

2 75 78

Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Rotan (Daemonorops draco (Willd.) Blume) terhadap Tikus yang Diinduksi Karagenan

7 79 92

Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Buah Inggir-inggir (Solanum Sanitwongsei Craib) pada Tikus Putih Jantan

9 76 82

Studi in vitro ; Efek Antikolesterol dari Ekstrak Metanol Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total

15 119 83

UjiEfek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume)Terhadap Jaringan Hati Tikus Putih Jantan

3 28 88

:Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan

4 30 124

PENDAHULUAN Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Asam Jawa ( Tamarindus Indica L. ) Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Serum Darah Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Galur Wistar.

0 1 5

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH ASAM JAWA Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Asam Jawa ( Tamarindus Indica L. ) Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Serum Darah Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Galur Wistar.

0 2 19

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN EKOR NAGA (Epipremnopsis media (Z&M) Engl.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN.

2 3 7

Efek Ekstrak Etanol Buah Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia.

0 1 42