1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup meliputi perubahan aktivitas dan konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol seperti makanan cepat saji yang jumlah
pengkonsumsinya semakin meningkat serta kebiasaan merokok pada masyarakat, tentunya menyebabkan peningkatan resiko terjadinya berbagai
penyakit. Adapun salah satu penyakit yang terjadi akibat perubahan gaya hidup adalah hiperkolesterolemia Polychronopoulus et al.,2005.
Hiperlipidemia merupakan penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang disebabkan kadar kolesterol dalam darah yang melebihi batas
normal Murray, Granner dan Rodwell., 2009. Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL,
peningkatan apolipoprotein B, peningkatan VLDL dan peningkatan LDL Dipiro, 2005 dan Khera and Aruna.,2012.
Ketidaknormalan kadar lipid di dalam darah merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit kardiovaskular dan metabolik, misalnya
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Menurut data Riskesdas Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, berdasarkan diagnosa dan gejala menunjukkan
prevalensi penderita penyakit jantung sebesar 7,2. Sedangkan menurut data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi penderita penyakit jantung
koroner, gagal jantung, dan stroke yang pernah didiagnosa dokter masing- masing sebesar 0,5 , 0,13 , dan 7 dan berdasarkan diagnosa dokter serta
gejala masing-masing sebesar 1,5, 0,3, dan 12,1. Dalam data Riskesdas tahun 2013 juga dicantumkan bahwa penduduk 15 tahun didapatkan
kolesterol total abnormal 35,9, HDL rendah 22,9, LDL tidak optimal dengan kategori gabungan near optimal-borderline tinggi 60,3 dan kategori
tinggi-sangat tinggi 15,9, trigliserida abnormal dengan kategori borderline tinggi 13,0 dan kategori tinggi-sangat tinggi 11,9.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari data Riskesdas 2013 diketahui jika abnormalitas kadar lipid dalam darah merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler dan metabolik, misalnya aterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke, sindrom metabolik dan sebagainya. Oleh karena itu penting
untuk mengontrol kadar lipid plasma agar resiko terjadinya penyakit tersebut dapat diturunkan. Dengan menurunkan kolesterol total dan LDL dapat
menurunkan kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan kematian total Dipiro, 2005. Peningkatan kadar trigliserida diketahui sebagi
salah satu faktor resiko independen penyakit jantung koroner dan paling sering dijumpai pada penderita sindrom metabolik, yang menjadi target
penatalaksanaan gangguan profil lipid Riskesdas, 2013. Kenaikan trigliserida juga berimplikasi terhadap kenaikan VLDL dan menyebabkan
meningkatnya kadar LDL Gilman, 2012. Dari sekian banyak orang yang menderita hiperlipidemia
kebanyakan menggunakan obat-obat sintetik seperti golongan klofibrat, statin yang terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol. Akan tetapi obat-
obat ini memiliki efek samping seperti gangguan pencernaan, miopati, dan kemerahan pada kulit Gilman, 2012. Oleh sebab itu, banyak dilakukan
penelitian-penelitian tanaman yang memiliki efek yang sama dengan obat sintetik namun memiliki efek samping yang lebih ringan seperti tanaman
seledri, buah oyong atau gambas, dan buah belustru yang biasa digunakan masyarakat Juheini, 2002 ; Purwanti, 2012 ; Pimple, 2011.
Parijoto Medinilla speciosa Blume diketahui selain sebagai tanaman hias juga tanaman obat, masyarakat kudus dan sekitarnya biasanya
mengkonsumsi parijoto untuk mengobati sariwan, diare, dan menurunkan kolesterol. Masyarakat kudus dan sekitarnya meyakini dengan mengkonsumsi
parijoto saat hamil akan membuat anak menjadi cantik atau ganteng Anonim, 2014
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wachidah 2013 dan Niswah 2014, Parijoto Medinilla speciosa L. merupakan tanaman
yang telah diketahui mengandung tanin, Flavonoid, Saponin dan glikosida dalam buahnya, serta memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri.
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tanaman-tanaman lain yang mengandung tanin, flavonoid, dan saponin seperti Woodfordia fruticosa, Cucumis melo, Saussurae lappa, Luffa
acutangula, dan Bacoppa moniera masing-masing telah diuji dan memiliki efek antihiperlipidemia Khera and Aruna., 2012 ; Luhure et al., 2013 ; Anbu
et al.,2011 ; Purwanti, 2012 ; Kamesh and Thangarajan,2012. Dengan demikian buah parijoto diprediksi mempunyai efek antihiperlipidemia karena
memiliki kandungan yang sama seperti tanin, flavonoid, dan saponin.
1.2. Rumusan masalah