62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dihidrolisis kembali menjadi asam lemak dan dapat dibentuk kolseterol Murray, Granner, and Rodwell, 2009.
Pemberian induksi kolesterol dan lemak secara eksogen dipilih karena hewan uji ingin dibuat sebagai model hiperlipidemia
seperti yang dialami penderita hiperlipidemia yaitu pola makan yang tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung kolesterol. Selain itu juga karena bahan-bahan yang
diperlukan mudah
didapatkan dan
harganya lebih
murah Nurcahyaningtyas,2012.
4.2.3 Pelaksanaan percobaan Antihiperlipidemia
Dalam penelitian, tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal yang hanya diberikan Na CMC, kelompok induksi
kolesterol-lemak, kelompok dosis dan kelompok pembanding. Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah simvastatin
dari golongan statin karena simvastatin dapat menurunkan kolesterol total
20 - 30 dan dapat menurunkan trigliserida 15-45 Kimble
et al, 2009 dan Miettinen et al., 2003. Percobaan ini dilakukan selama 42 hari 6 minggu dengan
tujuan untuk memastikan jika pemberian induksi kolesterol dan lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida pada hewan uji
karena induksi yang diberikan berasal dari makanan yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meningkatkan kadar
kolesterol total dan trigliserida Nurcahyaningtyas,2012. Seperti yang ditunjukkan pada penelitian Dwiloka 2003 jika efek kolesterolemik
pada tikus yang diberi makan telur terlihat perbedaannya secara signifikan terhadap kelompok kontrol setelah 4 minggu dan bertambah
tinggi setelah 8 minggu. Lamanya percobaan juga disesuaikan dengan simvastatin yang dapat memberikan respon maksimum dalam 4-6
minggu terhadap penurunan kadar kolesteroltotal dan trigliserida Ascent, 2012. Penelitian yang sama juga dilkukan oleh juheini
2002 yang juga menguji efek antihiperlipidemia selama 42 hari dan
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menunjukkan peningkatan kolesterol total dan trigliserida secara bermakna.
Induksi kolesterol dan lemak diberikan kepada hewan uji dalam bentuk emulsi melalui sonde lambung pada pagi hari. Rentang
waktu yang dibutuhkan antara pemberian induksi kolesterol-lemak dan pemberian simvastatin atau ekstrak buah parijoto adalah ± 9 jam.
Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh edwards et al pada tahun 1972 dalam review yang ditulis oleh Santosa et al.2007
disebutkan jika edwards et al. memberikan makan tikus pada pagi hari jam 9 pagi sampai jam 1 siang yang kemudian mengamati sintesis
koletserol dihati maksimal terjadi setelah 9 jam dan juga mengamati sintesis kolesterol di dalam usus yang terjadi pada siang hari higga
jam 6 sore Santosa et al,2007. Rentang yang cukup lama ini juga dimaksudkan agar pemberian induksi kolesterol dan lemak berhasil
meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida di dalam tubuh hewan uji dan disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung hewan uji.
Setelah 42 hari perlakuan, pada hari ke-43 dilakukan pengambilan darah hewan uji yang sebelumnya sudah dipuasakan
selama 14 jam Jeong et al.,2010. Darah diambil dari vena ekor tikus sebanyak ±0,5 mL dan ditampung dalam tabung EDTA untuk
mencegah koagulasi darah dan disentrifugasi untuk mendapatkan plasma darah. Setelah plasma dipisahkan dari darah, plasma disimpan
dalam suhu 4
o
C selama 5-7 hari ELITech Clinical System, 2014. Pengukuran kadar kolesterol total dan triglierida dilakukan
dengan metode kolorimetri enzimetik ELITech Clinical System, 2014 dimana akan terjadi reaksi secara enzimatik antara masing-
masing reagen kolesterol total dan reagen trigliserida terhadap plasma kemudian akan menghasilkan perubahan warna yang dapat
diukur serapannya secara spektrofotometri. Untuk pengukuran VLDL dapat dihitung dari kadar trigliserida yang didapat dan tidak
memerlukan reagen sehingga lebih ekonomis.
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.4 Pengukuran Kadar Kolesterol Total, Kadar Trigliserida, dan Kadar VLDL