26
3.4.2.1 Studi literatur
Pendataan sekunder dilakukan dengan cara studi literatur yang terkait dan terintegrasi, menjadi sebuah rangkuman kajian. Dalam penelitian ini data
sekunder yang dapat digunakan, buku dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan judul seperti buku ataupun jurnal yang berbicara tentang perilaku sosial arsitektur.
3.4.2.2 Studi penelitian sejenis
Dilakukan dengan cara mencari penelitian-penelitian dengan judul serupa untuk dibandingkan dan dijadikan acuan dalam penelitian.
3.5 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian berada di Starbucks Coffee Shop yang terletak di salah satu mall di Kota medan yaitu Focal Point Medan, Sumatera Utara.
3.6 Metode Analisa Data
Setelah data primer dan data sekunder yang diperlukan terkumpul, Data dikelompokkan dan disaring mana data yang tidak lengkap atau tidak perlu.
Setelah itu data tersebut akan disesuaikan dengan hasil observasi dan dokumentasi
Gambar 3.1
Lokasi Penelitian
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
27
pada sampel untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai proses sosial yang terjadi di pada Starbucks Focal Point Medan.
Dari hasil analisa data peneliti sesuai dengan observasi dan dokumentasi maka dapat dilihat terjadi proses sosial sesuai dengan desain Starbucks Focal
Point Medan dan apakah desain Starbucks Focal Point Medan dapat mempengaruhi terjadinya proses sosial? Dengan menggunakan kuisioner.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kawasan
Lokasi kawasan penelitian di Starbucks coffee shop yang berada di salah satu mall di Kota Medan yaitu Focal Point Medan. Focal Point terletak di Jalan
Gagak Hitam Ringroad Medan.
Gambar 4.1 Starbucks Focal Point
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
29
Pada bagian timur Focal Point bersebelahan dengan Jalan Gagak Hitam, pada bagian selatan Focal Point bersebelahan dengan Home Centra, pada bagian
barat Focal Point bersebalahan dengan Kompek Tasbih 2 dan pada bagian utara Focal Point bersebelahan dengan Mc Donald. Starbucks Coffee berada Focal
Point lantai 1, dekat dengan pintu masuk utama. Focal Point dibuka pada akhir 2013 dan Starbucks Coffeenya dibuka pada pertengahan 2014.
Taman Setia Budi Indah 2
Home centra Focal Point Medan
McDonald
Jalan Gagak Hitam
Gambar 4.2 Batasan Lokasi Penelitian
Sumber : Data Pribadi
Universitas Sumatera Utara
30
4.2 Data Identitas Responden
Dalam penelitian ini jumlah respondennya adalah 25 orang yaitu pengunjung Starbucks Focal Point Medan. Berdasarkan jenis kelamin terdapat
sebanyak 16 responden 64 berjenis kelamin laki-laki dan 9 responden 36 berjenis kelamin perempuan. Tabel 4.1
No. Jenis Kelamin
Jumlah Presentase
1. Laki-laki
16 64
2. Perempuan
9 34
Total 25
100 Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden berdasarkan umur, yaitu responden yang berumur 10-15 tahun
sebanyak 0 responden 0 16-20 tahun sebanyak 4 responden 16, 21-25 tahun sebanyak 19 responden 76, 26-30 tahun sebanyak 2 responden 8, 31-
35 tahun sebanyak 0 responden 0 dan 36 tahun sebanyak 0 responden 0. Tabel 4.2
No. Umur
Jumlah Presentase
1. 10-15 Tahun
2 16-20 Tahun
4 16
3 21-25 Tahun
19 76
4 26-30 Tahun
2 8
5 31-35 Tahun
6 36 Tahun
Total 25
100 Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Umur Responden berdasarkan pekerjaan, yaitu responden yang bekerja sebagai
pelajarmahasiswa sebanyak 17 responden 68, wiraswasta sebanyak 4 responden 16, PNS sebanyak 2 responden 8, pegawai swasta sebanyak 2
responden 8, dan ibu rumah tangga sebanyak 0 responden 0. Tabel 4.3
Universitas Sumatera Utara
31
No. Pekerjaan
Jumlah Presentasi
1 PelajarMahasiswa
17 68
2 Wiraswasta
4 16
3 PNS
2 8
4 Pegawai Swasta
2 8
5 Ibu Rumah Tangga
Total 25
100 Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pekerjaan
4.3 Hubungan Starbucks Coffee Shop dengan Pengunjung
Starbucks Coffee Shop merupakan salah satu Coffee shop yang menjual kenyamanan dan ketenangan didalam suatu desain arsitektur, hal ini didasarkan
pada hasil wawancara dimana hampir semua pengunjung datang karena merasa nyaman dengan desain Starbucks Focal Point, seperti yang terlihat pada tabel 4.4.
Kenyamanan itu sendiri mendatangkan pengunjung dari berbagai kalangan mulai dari pelajarmahasiswa hingga pebisnis..
No. Kenyamanan dan Ketenangan
Jumlah Presentasi
1. Ya
25 100
2. Tidak
Total 25
100 Tabel 4.4
Kenyamanan dan Ketenangan Starbucks Focal Point Medan Kenyamanan itu sendiri didukung oleh layout dan perabot yang digunakan
Starbucks Focal Point. Selain itu kopi yang ditawarkan memiliki ciri khas tersendiri, dan disetiap hari rabu diadakannya coffee talk yang dijelaskan oleh
barista Pelayan Starbucks. Di Starbucks sebagian pengunjung dapat melakukan diskusi atau rapat, hal ini dikarenakan meja yang digunakan mendukung. Selain
itu warna yang digunakan didominasi warna hangat yang membuat pengunjung merasa nyaman dan tenang.
Universitas Sumatera Utara
32
4.4 Pembagian Ruang Starbucks Focal Point
Ruang pengunjung pada Starbucks Focal Point dibagi menjadi 4 area, yaitu area belajardiskusirapat, area Hangout, area pasangan, dan smoking area.
Dari pintu masuk pengunjung dapat melihat keseluruhan area toko.
Gambar 4.3
Perabot Starbucks Focal Point Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.4 Denah Pembagian Ruang
Sumber : Data Pribadi Keterangan :
: Smoking Area : Area Pasangan
: Area Berkumpul : Area Service
: Area Belajar
Universitas Sumatera Utara
33
4.5 Hubungan Sirkulasi dengan Pengunjung
Pola sirkulasi pada Starbucks dipengaruhi oleh sistem pelayanannya. Dimana pelayanan pada Starbucks Coffee shop menggunakan sistem self service.
Sehingga kebanyakan dari pengunjung mencari posisi duduk teritori sebelum memesan makanan dan minuman.
4.6 Area Pengunjung
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan diketahui bahwa pengunjung Starbucks Coffee dari kalangan pelajar sehingga banyak memilih
tempat yang memiliki penerangan yang baik, seperti terlihat pada tabel 4.5 area meja besar menjadi tempat duduk yang digemari.
No. Posisi duduk
Jumlah Presentasi
1.
Smoking Area 4
16
2. Area Pasangan
2 8
Gambar 4.5
Pola Sirkulasi Sumber : Data Pribadi
Universitas Sumatera Utara
34
3. Area Berkumpul
3 12
4.
Area Belajar 16
64
Total 25
100 Tabel 4.5
Posisi Duduk yang Digemari Area meja besar menunjukkan adanya penekanan ruang. Dimana area
tersebut merupakan satu – satunya area yang dapat menyatukan beberapa
pengunjung didalam satu area. Area ini juga memiliki penerangan lampu yang lebih baik dibandingkan area lainnya. Sehingga area ini digemari oleh kalangan
mahasiswa yang ingin berdiskusi dengan teman dan kerabatnya.
Gambar 4.6 Area Meja Besar
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
35
Pengunjung dari kategori pasangan lebih memilih untuk duduk di area yang tidak dekat dengan meja besar. Berdasarkan hasil wawancara diketahui
bahwa pengunjung dari kategori pasangan tidak terlalu menyukai duduk di area meja besar karena mereka merasa kurang nyaman jika terlihat orang. Pengunjung
dari kategori pasangan membutuhkan area yang lebih intim dan privasi.
Sebagian dari pengunjung yang merokok banyak memilih tempat di dalam ruangan. Namun disaat mereka ingin merokok mereka berpindah tempat ke
smoking area. Kebanyakan pengunjung tetap meninggalkan barang barangnya di dalam ruangan. Pada smoking area hanya terdapat 5 meja. 2 diantaranya
menggunakan sofa dan sisanya menggunakan kursi taman.
Gambar 4.8 Smoking Area
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.7 Area Pasangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
36
4.7 Personal Space pada Starbucks Focal Point
Robert Sommer 1969 mendefenisikan ruang personal sebagai suatu area dengan batas maya yang mengelilingi diri seseorang dan orang lain tidak
diperkenankan masuk ke dalamnya. Jarak personal space hanya berkisar 0.60-1.00m atau sebesar jarak kursi
pada gambar 4.9 dan 4.10. Dengan demikian pada Starbucks Focal Point Medan mendesain menggunakan jarak personal yang tepat. Dengan memperhatikan jarak
personal ini kita dapat melihat kedekatan interaksi antar personal yang terjadi di Starbucks.
Keterangan : : Personal Space
Gambar 4.9 Layout Personal Space
Sumber : Data Pribadi
Universitas Sumatera Utara
37
Dalam mendesain area publik biasanya menggunakan jarak komunikasi jarak sosial. Jarak ini merupakan patokan dasar dalam pembentukan ruang atau
dalam perancangan ruang dengan fase dekat 1.20 – 2.10 m dan fase jauh 2.10 –
3.60 m. Seperti terlihat pada tabel 4.6 terdapat 23 responden yang merasa nyaman dengan jarak antar kursi namun terdapat 2 orang yang merasa tidak
nyaman.
No. Kenyamanan Jarak
Jumlah Presentase
1. Ya
23 92
2. Tidak
2 8
Total 25
100 Tabel 4.6
Kenyamanan Jarak Antar Kursi dan Meja Dapat dilihat pada gambar 4.11 susunan bangku dan meja ditata tidak
sesuai dengan ketentuan jarak sosial. Namun koridorlorong tetap menggunakan jarak sosial fase dekat yang berkisar antara 1.20
– 2.10 m. Jarak antar meja satu dengan yang lainnya saling berdekatan satu sama lain berkisar 0.60
– 1.00 m. Dengan demikian, memungkinkan terjadinya interaksi sosial antar pengunjung.
Gambar 4.10 Jarak Personal Space
Sumber : Data Pribadi
Universitas Sumatera Utara
38
4.7.1 Personal Space dalam Tatanan Ruang