18
2.5.1.3 Ruang Personal dalam tatanan ruang
Meskipun ruang personal bukanlah penentu desain suatu tatanan ruang, pengetauan akan ruang personal dapat melengkapi informasi bagi desainer
interior agar lebih peka terhadap kebutuhan para pemakai ruang. 1.
Ruang Sosiopetal Tatanan sosiopetal yang paling umum adalah meja makan, tempat
anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja dan saling berhadapan satu sama lain. Ruang rapat dengan tatanan perabotnya akan
menentukan posisi pimpinan rapat. Pemakaian meja bundar akan semakin memperkuat pembentukan ruang sosiopetal.
Gambar 2.3 Ruang Sosiopetal
Sumber : www. Google.com
Universitas Sumatera Utara
19
2. Ruang Sosiofugal
Ruang sosiofugal adalah tatanan yang mampu mengurangi interaksi sosial. Tatanan ini kerap kali ditemukan pada ruang tunggu dan meja
bar.
Tatanan yang baik bergantung pada interaksi sosial yang diharapkan terjadi di lingkungan tersebut. Meskipun tatanan tempat duduk sudah dibuat
saling berhadapan, namun tidak akan selalu terjadi percakapan Gifford, 1981. Ada faktor lain seperti kepribadian seseorang yang juga akan
mempengaruhi proses sosialisasi. Seperti halnya yang dikemukaan Eastman dan
Gambar 2.4 Ruang Sosiofugal
Sumber : www.fotopurwoko.com
Universitas Sumatera Utara
20
Harper 1971 pada penelitiannya di perpustakaan. Apabila sebuah kursi telah ditempati maka orang cenderung menghindari pemakaian kursi di dalam radius
2.00 m. Orang cenderung memilih kursi pada meja yang belum terisi, mereka menghindari posisi duduk yang saling berdampingan.
Interaksi juga dipengaruhi oleh kedekatan atau jarak seperti pada pengelompokan ruang atau masa bangunan, penataan ruang kantor yang terbuka.
Interaksi dapat dihidupkan melalui penataan ruang sosiopetal, terutama pada penggunaan ruang yang sangat intensif, seperti penempatan kamar mandi bersama
pada sebuah asrama.
2.6 Hubungan Ilmu Sosial Dasar dengan Arsitektur
Arsitektur memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku sosial,budaya, dan lingkungan hidup. Peran arsitektur sangat besar terhadap
perubahan baik itu perubahan secara positif juga perubahan secara negatif. Kehidupan sosial budaya di perkotaan yang sangat tinggi dapat mempengaruhi
sebuah design. Arsitektur diharapkan dapat berperan dalam menyelesaikan masalah-masalah seperti kepadatan kependudukan, tata ruang perkotaan yang
tidak lain untuk mensejahterakan manusia dan mahkluk hidup lainnya.
Dengan bangunan-bangunan
manusia bisa
memakainya untuk
menjalankan aktifitasnya sehari-hari, menciptakan bangunan yang senyaman mungkin untuk kehidupan manusia, yang mempengaruhi kehidupan sosial
tersebut. Dan juga bisa menanggulangi kesenjangan sosial. Seperti kehidupan dipinggir sungai, kita bisa membuatkan rumah yang layak untuk ditempati,
sehingga arsitektur sangat penting unuk kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif eksploratif. Penelitiain deskriptif ialah sebuah metode yang berusaha
mendeskripsikan, menginterprestasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat
atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung Sukmadinata,2006
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang digunakam untuk mengumpulkan data-data awal tentang sesuatu Irawan,2007. Penelitian
deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi
hanya menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan Arikunto,2002
3.2 Variabel Penelitian
Pada setiap penelitian pasti ditemukan banyak variabel yang ikut berperan dalam jalannya penelitian, namun tidak semua variabel perlu untuk dilibatkan.
Oleh karena itu peneliti harus dapat mengidentifikasi variabel mana saja yang menjadi pokok permasalahan sesuai pada literatur yang dicantumkan pada BAB
II.
Universitas Sumatera Utara
22
Tabel 3.1 Analisa teori untuk menetapkan variabel
Penulis, Judul, Tahun Variabel
Sub Variabel Sommer, Personal space:
The Behavioral Basic of Design, 1969
Personal Space Personal space adalah
suatu area dengan suatu batas
tak terlihat
di sekitar badan manusia
dimana orang lain diluar manusia tersebut tidak
boleh memasukinya Laurens, Arsitektur dan
Perilaku Manusia, 2004 Ruang Personal
Ruang personal itu seolah – olah merupakan sebuah
tabung yang
menyelubungi kita,
membatasi jarak dengan orang lain.
Ruang personal dalam desain arsitektur
1. Ruang sosiopetal
2. Ruang Sosiofugal
Proses Sosial Sosialnya
adalah bagaimana
manusia berbagi dan membagi
ruang dengan sesamanya Goffman dalam Altman
1975 Ruang Personal
Menggambarkan ruang
personal sebagai jarak
Universitas Sumatera Utara
23
daerah disekitar individu dimana
jika dimasuki
orang lain, menyebabkan ia
merasa batasnya
dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang
– kadang menarik diri.
Banton dalam
Sunarto,2000 Integrasi Sosial
Suatu pola
hubungan yang mengakui adanya
perbedaan ras
dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan makna
penting pada perbedaan ras tersebut.
Davis dalam
Ndraha 1987
Partisipasi sosial social participatioan
Suatu dorongan mental dan emosional seseorang
atau kelompok
yang menggerakan
mereka untuk
bersama-sama mencapai
tujuan dan
bersama-sama bertanggung jawab.
Gillin Gillin Interaksi Sosial
Hubungan sosial yang
Universitas Sumatera Utara
24
1954:489 dinamis,
menyangkut hubungan
antara individu,
antara kelompok maupun antara
individu dengan
kelompok. Ritzer
1989, disadur
oleh Alimandan Paradigma
Interaksi Sosial
1. Paradigma
fakta sosial
2. Paradigma
definisi sosial
3. Paradigma perilaku
sosial
Sumber : Hasil olah Data 2015
3.3 Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih melalui metode purpossive sampling, yang dimaksud dengan purpossive sampling adalah metode pengambilan sampel
yang disengaja atau ditentukan dikarenakan sampel tersebut memenuhi kriteria tertentu yang sebelumnya telah ditentukan Sinulingga, 2011.
Pada penelitian ini sampel yang dipilih adalah Pengunjung Starbucks Focal point Medan. Karena dengan maraknya pertumbuhan coffee shop di kota
Medan saat ini menandakan bahwa banyaknya masyarakat yang menjadikan coffee shop sebagai area berinteraksi sosial.
Universitas Sumatera Utara
25
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan mencari data secara langsung pada daerah penelitian.
Dalam hal ini data yang diperoleh secara langsung dari daerah penelitian adalah data tentang proses sosial yang sesuai dengan tampilan Starbucks Focal Point
Medan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur.
3.4.1. Data Primer 3.4.1.1 Observasi