Latar Belakang Kajian Penerapan Proses Sosial dalam Arsitektur (Studi Kasus : Starbucks Focal Point Medan)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan mempunyai kebutuhan, baik material maupun spritual. Sebagai makhluk sosial menurut F.E Darling dalam Social Behavior and Survival 1952 manusia tidak pernah terlepas dari lingkungan yang membentuk kepribadian mereka karena lingkungan hidup merupakan sarana dimana manusia berada sekaligus menyediakan kemungkinan untuk dapat mengembangkan kebutuhan. Sadar ataupun tidak sadar bangunan yang di desain manusia mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup di dalam arsitektur dan lingkungan. Oleh karena itu antara manusia dengan lingkungan hidup terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan pembangunan kotanya, hal ini merupakan dampak dari berkembangnya Negara Indonesia. Desain arsitektur pun ikut andil dalam perkembangan dan pembangunan kota. Oleh karena itu hasil desain arsitektur dapat menjadi salah satu fasilitator terjadinya perilaku, namun juga bisa menjadi penghalang terjadinya perilaku. W.F.E. et al Preiser dalam Design Intervention, Toward A More Humane Architecture 1991 menyatakan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya Seperti halnya pada masyarakat di Kota Medan yang umumnya lebih suka membawa diri ke ruang publik seperti Universitas Sumatera Utara 2 coffee shop. Coffee shop merupakan salah satu ruang publik yang dapat dipandang sebagai tempat untuk menjalin proses sosial sebagai masyarakat kota, seperti berkumpul dengan teman – teman, dan juga sebagai tempat untuk mendiskusikan berbagai hal mulai dari hal kecil seperti pelajaran hingga urusan bisnis. Maka dari itu lokasi penelitian yang dipilih adalah Starbucks Coffee Shop yang berada di Medan Focal Point. Karena lokasi ini berdekatan dengan kawasan perumahan sehingga dilokasi ini memungkinkan terjadinya proses sosial.

1.2 Perumusan Masalah