Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian Kerangka Berpikir Arsitektur untuk Manusia

2 coffee shop. Coffee shop merupakan salah satu ruang publik yang dapat dipandang sebagai tempat untuk menjalin proses sosial sebagai masyarakat kota, seperti berkumpul dengan teman – teman, dan juga sebagai tempat untuk mendiskusikan berbagai hal mulai dari hal kecil seperti pelajaran hingga urusan bisnis. Maka dari itu lokasi penelitian yang dipilih adalah Starbucks Coffee Shop yang berada di Medan Focal Point. Karena lokasi ini berdekatan dengan kawasan perumahan sehingga dilokasi ini memungkinkan terjadinya proses sosial.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas, topik pembahasan ini cukup penting mengingat pentingnya proses sosial dalam sebuah coffee shop. Oleh karena itu perumusan masalah yang akan diteliti adalah : a. Apakah proses sosial terjadi di Starbucks Focal Point Medan? b. Bagaimanakah terjadinya proses sosial pada desain Starbucks focal Point Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan pada sub judul sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi terjadinya proses sosial yang ada pada desain Starbucks Focal Point Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan literatur dan menambah wawasan mengenai tejadinya proses sosial dalam desain coffee shop. Universitas Sumatera Utara 3

1.5 Batasan Penelitian

Disebabkan oleh banyaknya bahasan tentang ilmu sosial, maka pada penelitian ini hanya mengkaji terjadinya proses sosial yang di fokuskan pada terbentuknya personal space, integrasi, partisipasi dan interaksi sosial di dalam Starbucks focal Point Medan

1.6 Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir Universitas Sumatera Utara 4 BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Manusia

Manusia diciptakan dan dilahirkan di alam yang kita kenal ini seperti juga makhluk – makhluk lainnya, perbedaannya manusia dikaruniai akal dan fikiran untuk mengimbangi kondisi fisik manusia yang relatif lemah. Sutedjo,1986 Pengertian manusia secara mendalam telah dibahas oleh berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi dan Psikologi Sosial. Jika dituangkan ke dalam sebuah diagram, keempat ilmu ini saling berhubungan seperti berikut: Sumber : Sutedjo, Arsitektur, Manusia, dan Pengamatannya 1986 Gambar 2.1 Diagram Hubungan keemapat disiplin ilmu Universitas Sumatera Utara 5 Sutedjo dalam arsitektur, manusia dan pengamatannya 1986 menyatakan bahwa arsitektur merupakan salah satu bentuk tindakan intervensi manusia terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian arsitektur juga memiliki relasi dengan keempat disiplin ilmu sosial yang dimaksud tadi.. Namun penelitian ini hanya membahas pada ilmu sosiologi.

2.1.1 Kebutuhan Dasar Manusia

Abraham Maslow Newmark Thompson, 1977 membagi tingkatan atau hirarki kebutuhan manusia mulai dari tingkat kebutuhan yang paling mendasar hingga kebutuhan yang paling tinggi, yaitu: a. Kebutuhan Fisiologis physiological needs Merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar guna melanjutkan hidup, seperti kebutuhan akan udara untuk bernafas, kebutuhan akan makanan, istirahat, hubungan seksual, dan kestabilan suhu tubuh. b. Kebutuhan Keamanan security and safety needs Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung menjaga kondisi dirinya baik secara fisik maupun psikologis. Istilah security ini diartikan sebagai predictability dapat diperkirakan, yaitu seseorang dapat mengetahui adanya stabilitas dan kontinuitas dari apapun yang terjadi di sekitarnya, serta sadar akan keselamatan dirinya c. Kebutuhan Sosial social needs Termasuk rasa memiliki, menerima maupun rasa dicintai. Hal demikian terwujud melalui serangkaian interaksi sosial yang merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial dapat terjadi antara orang Universitas Sumatera Utara 6 perorangan, antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. d. Kebutuhan Kepercayaan dan Harga Diri self esteem or ego needs Setiap manusia mulai membutuhkan rasa positif terhadap dirinya sendiri setelah mereka berpartisipasi dalam kelompok sosial tertentu dan merasa aman di dalamnya. Termasuk juga kebutuhan rasa percaya diri, berpartisipasi, dan kemandirian. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri self actualization needs Dalam diri setiap manusia telah terdapat potensi individu tertentu, namun jika keempat kebutuhan dasar manusia yang sebelumnya belum terpenuhi, maka seseorang tidak akan mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dalam mengembangkan potensi yang telah dimilikinya itu. Dari berbagai uraian diatas mengenai kebutuhan – kebutuhan manusia maka semakin jelaslah hal – hal apa yang dibutuhkan manusia pada umumnya. Hal ini berlaku pula pada arsitektur. Apabila rancangan tata lingkungan dapat menunjang kegiatan dari kebutuhan manusia, maka rancangan tersebut dapat dinilai berhasil. Dalam penelitian ini, saya hanya akan mendalami kebutuhan tingkat ketiga, meskipun tidak tertutup kemungkinan akan sedikit menyinggung aspek – aspek pada tingkat kebutuhan lainnya. Universitas Sumatera Utara 7

2.2 Ilmu Sosiologi

2.2.1 Pengertian Sosiologi

Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya berjudul Setangkai Bunga Sosiologi 1974 sosiologi sebagai ilmu masyarakat mempelajari tentang struktur sosial yakni keseluruhan jalinan sosial antara unsur – unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, kelompok-kelompok lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga mempelajari proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara pel-bagai segi kehidupan bersama. Contoh hubungan timbal balik antara kehidupan agama dan kehidupan politik, hubungan timbal balik antara kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi.

2.2.2 Pengertian Integrasi Sosial

Banton dalam Sunarto 2000 mendefenisikan intergrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut. Menurut William F. Ougburn dan Meyer Nimkoff 1940 syarat berhasilnya integrasi sosial adalah sebagai berikut. 1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain. 2. Telah dicapai konsensus bersama mengenai nilai-nilai dasar yang dijadikan acuan utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Nilai-nilai dan norma-norma dasar tersebut telah hidup dan berkembang cukup lama dan konsisten, serta tidak berubah-ubah. Selain itu juga telah Universitas Sumatera Utara 8 dipahami, dihayati, dan diamalkan dengan pedoman yang sama oleh seluruh warga negara atau warga masyarakat. 4. Masing-masing individu dan kelompok sosial yang berbeda-beda mau dan mampu mengendalikan diri, dan saling menyesuaikan diri satu sama lain. 5. Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan untuk keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. 6. Masing-masing pihak merasa memajukan pergaulan yang komunikatif dan akomodatif demi mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

2.2.3 Pengertian Pertisipasi Sosial

Davis 1962 mengatakan “particapation is define as mental and emotional involvement of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them”. Maksudnya, partisipasi didefenisikan sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang individu dalam situasi kelompok tertentu yang mendorongnya untuk mendukung atau menunjang tercapainya tujuan-tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab terhadapnya. Partisipasi sosial social participatioan menurut Davis 1962 adalah suatu dorongan mental dan emosional seseorang atau kelompok yang menggerakan mereka untuk bersama-sama mencapai tujuan dan bersama-sama bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara 9

2.2.4 Pengertian Interaksi Sosial

Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu individu ingin menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginannya masing- masing. Untuk mencapai keinginan tersebut biasanya diwujudkan dengan tindakan melalui hubungan timbal balik, hubungan inilah yang disebut dengan interaksi. Menurut Gillin Gillin 1954:489 interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.

2.2.5 Proses sosial

Respons seseorang terhadap lingkungannya bergantung pada bagaimana individu yang bersangkutan tersebut mempersepsikan lingkungannya. Aspek sosialnya adalah bagaimana manusia berbagi dan membagi ruang dengan sesamanya Laurens,2004 Manusia mempunyai kepribadian individu, tetapi manusia juga makhluk sosial, hidup dalam masyarakat dalam suatu kolektivitas. Dalam memenuhi kebutuhan sosialnya inilah manusia berperilaku sosial dalam lingkungannya yang dapat diamati dari: 1. Fenomena perilaku – lingkungan 2. Kelompok – kelompok pemakai 3. Tempat terjadinya aktivitas Universitas Sumatera Utara 10 Fenomena ini menunjuk pada pola – pola perilaku pribadi yang berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial manusia tersebut Laurens,2004

2.3 Arsitektur untuk Manusia

Kebanyakan perancang menempatkan estetika pada urutan pertama dalam pertimbangan desainnya. Padahal, apabila ditelaah lebih jauh bagi si pengguna, belum tentu estetika ini menjadi urutan pertama kebutuhan yang harus dipenuhi. Karena itu, tidaklah mengherankan apabila suatu karya arsitek digunakan tidak sesuai dengan imajinasi arsitek. Randy Hester dalam laurens 2004:8 seorang arsitek lanskap, mengatakan bahwa perancang umumnya lebih menekankan pentingnya activity setting penataan aktivitas. Sementara itu, pemakaian lebih mempertimbangkan siapa saja orang yang memakai fasilitas itu, atau dengan siapa mereka akan bersosialisasi dalam penggunaan fasilitas itu. Jadi, terlihat disini adanya perbedaan prioritas pemenuhan kebutuhan dasar.

2.4 Arsitektur Dalam Paradigma Sosiologi