Definisi Kuesioner SF-36v2

didapatkan rendah maka menunjukan bahwa adanya nyeri seluruh badan, dan memengaruhi aktivitas sehari-hari. 4. Pandangan kesehatan secara umum GH Penilaian pada bagian GH bertujuan untuk mengetahui penilain dan harapan responden terhadap keadaan kesehatannya. Skor GH diperoleh dari pertanyaan nomor 1, 11a, 11b, 11c, 11d. Jika skor yang didapatkan rendah maka menggambarkan bahwa pandangan responden terhadap kesehatannya secara umum rendah dan terkesan akan menjadi lebih buruk. Sedangkan jika skor yang diperoleh tinggi maka menunjukkan bahwa responden menilai kesehatannya secara umum baik.

2.1.2.3 Skala Kesehatan Jiwa

Skala kesehatan jiwa menilai keadaan kesehatan jiwa responden. Berdasarkan dari gambar 1.1 dapat disimpulkan ada 4 aspek yang paling berpengaruh terhadap skor kesehtan jiwa, yaitu: 1 vitalitas hidup VT, 2 efek kesehatan terhadap aktivitas sosial SF, 3 Pembatasan oleh status kesehatan jiwa RE, 4 Kesehatan jiwa secara umum MH. Dan keempat aspek yang p aling berpengaruh pada skala kesehatan fisik juga berpengaruh pada skala kesehatan jiwa namun derajat pengaruhnya rendah 7 . Berikut adalah penjelasan mengenai keempat aspek yang paling berpengaruh pada skala kesehatan jiwa: 7 1. Vitalitas hidup VT Yang dimaksud vitalitas hidup pada skala aspek SF-36v2 adalah penilaian kesejahteraan diri secara subyektif. Skor VT diperoleh dengan jawaban responden pada nomor 9a, 9e, 9g, dan 9i. Skor yang tinggi menunjukkan bahwa responden merasa memiliki energi yang penuh dan semangat yang tinggi sepanjang waktu. Dan sebaliknya, jika skor yang diperoleh rendah maka menunjukkan bawa responden merasa dirinya tidak memiliki energi dan tidak bersemangat sepanjang waktu. 2. Efek kesehatan terhadap aktivitas sosial SF Terdapat dua pertanyaan kuesioner SF-36v2 yang menilai skor SF, yaitu nomor 6 dan 10. Pertanyaan nomor 6 menilai pengaruh kesehatan terhadap aktivitas sosial, sedangkan pertanyaan nomor 10 menilai frekuensi masalah kesehatan memengaruhi aktivitas sosial. Semakin rendah skor SF menunjukkan semakin tinggi pengaruh masalah kesehatan fisik atau mental terhadap aktivitas sosial. 3. Pembatasan oleh status kesehatan jiwa RE Terdapat tiga pertanyaan kuesioner SF-36v2 yang menilai skor RE. Pada nomor 5a menilai pengaruh masalah emosional terhadap penurunan jumlah waktu kerja. Pada nomor 5b menilai pengaruh masalah emosional terhadap hasil kerja lebih rendah dari harapan. Dan pada nomor 5c menilai pengaruh masalah emosional terhadap kehati-hatian dalam bekerja. Adanya pengaruh masalah emosional terhadap pekerjaan akan menghasilkan skor RE yang rendah, dan jika jika tidak ada pengaruh, maka skor RE tinggi. 4. Kesehatan jiwa secara umum MH Terdapat lima pertanyaan kuesioner SF-36v2 yang menilai kesehatan jiwa secara umum, yaitu nomor 9b, 9c, 9d, 9f, dan 9h. Kesehatan jiwa yang diukur adalah ada tidaknya empat masalah utama kejiwaan, yaitu: ansietas, depresi, kehilangan kontrol emosi, dan kesejahteraan psikologis ketenangan. Jika skor yang diperoleh rendah maka menunjukkan responden sering merasa gelisah dan depresi, dan jika skor yang diperoleh tinggi maka menunjukkan responden merasa bahagia, tenang, dan damai sepanjang atau hampir sepanjang waktu.

2.1.3 Konsep Dasar Merokok

2.1.3.1 Definisi merokok

Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 12 mm bervariasi tergantung Negara dengan diameter sekitar 10 mm. Rokok biasa berisi daun tembakau yang sudah dicacah, cengkeh, dan aroma tambahan. Cara merokok pada umumnya adalah dengan membakar bagian ujung kemudian perokok menghisap asap dari sisi ujung yang lain sehingga bahan yang terkandung di dalam rokok dapat masuk ke dalam saluran pernafasan dan dibawa ke seluruh tubuh oleh

Dokumen yang terkait

Deteksi salivary flow rate pada laki-laki perokok dan non-perokok

2 15 82

Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Laki - laki Perokok dan Laki – Laki Bukan Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner SF – 36v2.

1 24 70

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

Pengaruh Nikotin Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Denyut Jantung Pada Perokok Pasif dan Perokok Aktif Laki-Laki Dewasa.

0 0 23