Skala Kesehatan Fisik Kuesioner SF 36v2

2. Efek kesehatan terhadap aktivitas sosial SF Terdapat dua pertanyaan kuesioner SF-36v2 yang menilai skor SF, yaitu nomor 6 dan 10. Pertanyaan nomor 6 menilai pengaruh kesehatan terhadap aktivitas sosial, sedangkan pertanyaan nomor 10 menilai frekuensi masalah kesehatan memengaruhi aktivitas sosial. Semakin rendah skor SF menunjukkan semakin tinggi pengaruh masalah kesehatan fisik atau mental terhadap aktivitas sosial. 3. Pembatasan oleh status kesehatan jiwa RE Terdapat tiga pertanyaan kuesioner SF-36v2 yang menilai skor RE. Pada nomor 5a menilai pengaruh masalah emosional terhadap penurunan jumlah waktu kerja. Pada nomor 5b menilai pengaruh masalah emosional terhadap hasil kerja lebih rendah dari harapan. Dan pada nomor 5c menilai pengaruh masalah emosional terhadap kehati-hatian dalam bekerja. Adanya pengaruh masalah emosional terhadap pekerjaan akan menghasilkan skor RE yang rendah, dan jika jika tidak ada pengaruh, maka skor RE tinggi. 4. Kesehatan jiwa secara umum MH Terdapat lima pertanyaan kuesioner SF-36v2 yang menilai kesehatan jiwa secara umum, yaitu nomor 9b, 9c, 9d, 9f, dan 9h. Kesehatan jiwa yang diukur adalah ada tidaknya empat masalah utama kejiwaan, yaitu: ansietas, depresi, kehilangan kontrol emosi, dan kesejahteraan psikologis ketenangan. Jika skor yang diperoleh rendah maka menunjukkan responden sering merasa gelisah dan depresi, dan jika skor yang diperoleh tinggi maka menunjukkan responden merasa bahagia, tenang, dan damai sepanjang atau hampir sepanjang waktu.

2.1.3 Konsep Dasar Merokok

2.1.3.1 Definisi merokok

Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 12 mm bervariasi tergantung Negara dengan diameter sekitar 10 mm. Rokok biasa berisi daun tembakau yang sudah dicacah, cengkeh, dan aroma tambahan. Cara merokok pada umumnya adalah dengan membakar bagian ujung kemudian perokok menghisap asap dari sisi ujung yang lain sehingga bahan yang terkandung di dalam rokok dapat masuk ke dalam saluran pernafasan dan dibawa ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah. Sebenarnya untuk mendapat efek nikotin selain dengan merokok terdapat juga cara tradisional lain yaitu dengan mengunyah tembakau namun efek yang akan muncul pada tubuh akan berbeda dengan cara rokok yang dibakar. Secara definisi, seseorang dikatakan sebagai perokok apabila dia telah merokok minimal 100 batang sepanjang hidupnya. 9,33

2.1.3.2 Klasifikasi Merokok

CDC Center for Disease Control and Prevention mengklasifikasikan perokok sebagai berikut 10 : 1. Current smoker Individu yang merokok minimal 100 batang sepanjang hidupnya dan pada saat ini survey merokok setiap hari atau pada beberapa hari. 2. Former smoker Individu yang merokok minimal 100 batang sepanjang hidupnya dan pada saat ini survey tidak merokok. 3. Never smoker Individu yang belum pernah merokok sebanyak 100 batang dalam sepanjang hidupnya. Selain itu ada isitilah lain terkait merokok yaitu merokok ringan light smoking dan merokok intermiten intermitten smoking. Perokok ringan merupakan perokok yang merokok kurang dari 1 pak per hari, kurang dari 15 batang per hari, kurang dari 10 batang per hari, dan merokok 1 – 39 batang minggu. Perokok ringan dibagi menjadi subgrup lagi, yaitu 11 : 1. Low rate daily smoking: individu yang merokok kurang dari 5 batang perhari. 2. Very light smoking: individu yang merokok kurang dari 5 batang perhari. 3. Chipper smoker: individu yang secara konsisten merokok tidak lebih dari 5 batang perhari pada hari ketika dia merokok. Sedangkan perokok intermiten secara umum didefinisikan sebagai orang yang merokok tidak setiap hari. Salh satu contohnya adalah perokok sosial social smoker. Perokok sosial hanya merokok ketika dalam kepentingan sosial. Yang pasti social smoker tidak pernah merokok sendirian, contohnya ketika dalam sebuah acara pesta 11 . 2.1.3.3 Kandungan Rokok Rokok yang dikonsumsi dengan cara dibakar kemudian dihisap akan menhasilkan dua komponen utama yaitu komponen gas dan komponen partikel. Diantara komponen gas adalah karbon monoksida, ammonia, asam hidrosianat, nitrit oksida, formaldehid, dan lain sebagainya. Sedangkan komponen partikel diantaranya adalah tar, nikotin, indol, kresol, dan lain sebagainya. Berikut adalah efek yang diakibatkan oleh beberapa bahan kimia yang terkandung dalam rokok hisap: 27 a. Nikotin Nikotin merupakan senyawa porilidin. Nikotin berasal dari taun tembakau pada rokok. Kandungan nikotin pada setiap jenis rokok berbeda-beda. Jumlah yang terhisap ke dalam tubuh juga ber-beda tergantung dari cara dan proses menghisapnya. Nikotin tidak menimbulkan penyakit di tubuh. Namun nikotin mampu masuk ke dalam sistem saraf pusat dimana perannya adalah menimbulkan efek adiktif. Secara akut nikotin menimbulkan efek rasa senang sejenak bagi perokok. Selain itu nikotin menyebabkan peningkatan tekanan darah. 27,28 b. Tar Tar merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat karsinogenik. Menurut beberapa referensi, tar terdiri dari ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok. Referensi yang lain menyatakan bahwa tar terdiri dari 60 bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Pada saat asap rokok dihisap, tar masuk dengan wujud uap padat kemudian pada saat suhu sudah mulai dingin tar akan memadat dan membentuk endapan berwarna coklat pada saluran napas, permukaan gigi, dan kuku. 27,28 c. Karbon Monoksida Kandungan karbon monoksida dalam asap rokok cukup rendah namun akumulasinya secara bertahap akan dapat menimbulkan efek negatif. Karbon

Dokumen yang terkait

Deteksi salivary flow rate pada laki-laki perokok dan non-perokok

2 15 82

Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Laki - laki Perokok dan Laki – Laki Bukan Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner SF – 36v2.

1 24 70

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

Pengaruh Nikotin Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Denyut Jantung Pada Perokok Pasif dan Perokok Aktif Laki-Laki Dewasa.

0 0 23