Bagi Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah

c. Pendidikan : Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuannya juga akan lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki individu berkaitan dengan sikap dan perilakunya sehari-hari. d. Pekerjaan : Masing-masing pekerjaan dapat memengaruhi kesehatan individu baik kesehatan fisik maupun jiwa sehingga dapat memengaruhi kualitas hidupnya. e. Gaya hidup : Gaya hidup meliputi perilaku berisiko maupun perilaku yang dapat memperbaiki kualitas hidup. f. Penyakit : Penyakit kronis yang dialami individu dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup. g. Status : ekonomi Individu dengan penghasilan lebih tinggi akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. h. Akses : pelayanan kesehatan Akses pelayanan kesehatan yang mudah dan terjangkau dapat meningkatkan kesehatan individu sehingga jika kesehatan terpelihara maka kualitas hidup akan baik.

2.1.1.4 Pengukuran Kualitas Hidup

Terdapat bermacam instrumen untuk mengukur kualitas hidup. Prinsip dari pengukuran tersebut adalah dengan merubah persepsi kualitas hidup yang ada dalam pemikiran seseorang menjadi nilai kuantitatif. Proses ini cukup rumit. Pengukuran dilakukan dengan menentukan domain-domain tertentu yang berkaitan dengan kualitas hidup baik secara umum maupun spesifik pada kondisi tertentu. Kemudian membuat pertanyaan yang berhubungan dengan domain tersebut. 29 Spesifik pada pengukuran kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan. Terdapat dua jenis instrumen pengukuran kualitas hidup terkait kesehatan HRQoL. Instrumen yang pertama adalah instrumen dengan cakupan yang luas general instrument. Instrumen ini digunakan untuk pengukuran kualitas hidup pada populasi luas. Karena penggunaannya untuk populasi yang luas maka syarat yang harus dipenuhi adalah isntrumen tersebut harus dapat diaplikasikan pada populasi luas dimana populasi tersebut terdapat variasi kondisi kesehatan, termasuk di dalamnya adalah populasi dengan kondisi sehat dan juga populasi dengan kondisi sakit. General instrument dapat digunakan untuk membandingkan HRQoL secara umum antara populasi dengan atau tidak dengan kondisi tertentu. Salah satu contoh instrumen ini adalah kuesioner SF-36. Instrumen yang kedua adalah isntrumen pengukuran kualitas hidup spesifik pada kondisi tertentu. Isi domain yang ditanyakan pada intrumen spesifik hanya domain yang berkaitan dengan kondisi atau penyakit tertentu dimana kemungkinan penyakit tersebut memberikan efek pada domain tersebut. Penggunaan isntrumen spesifik sering pada saat klinisi atau peneliti ingin membandingkan kualitas hidup pada pasien dengan atau tanpa perawatan tertentu. Karena sifatnya yang spesifik maka sebelum menggunakan instrumen ini harus diperhatikan apakah instrumen yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi pasien. 29,30

2.1.2 Kuesioner SF 36v2

2.1.2.1 Definisi Kuesioner SF-36v2

SF-36v2 adalah alat yang digunakan untuk menilai status kesehatan individu secara subyektif menurut pandangan diri sendiri. Versi 2.0 ini merupakan hasil pengembangan dan improvisasi dari versi sebelumnya. Perubahan yang diterapkan pada versi kedua diantaranya adalah perbaikan instruksi dan item pertanyaan agar lebih mudah dipahami serta untuk mengurangi ambiguitas, serta perubahan skala pilihan. 1,2,8 Di dalam kuesioner SF-36v2 terdapat 36 pertanyaan yang mengarah pada peninjauan 8 aspek status kesehatan. 8 aspek kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu status kesehatan fisik dan status kesehatan jiwa. Selain dua kelompok besar tersebut, terdapat satu pertanyaan pada kuesioner SF- 36v2 pertanyaan nomor 2 yang menilai pandangan responden terhadap perubahan status kesehatan diri secara umum pada saat pengisian kuesioner dibanding dengan satu tahun yang lalu kuesioner SF-36v2 standar. Pada gambar 2.1 berikut akan digambarkan mengenai pemetaan masing-masing pertanyaan terhadap pengukuran 8 skala status kesehatan 7 .

Dokumen yang terkait

Deteksi salivary flow rate pada laki-laki perokok dan non-perokok

2 15 82

Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Laki - laki Perokok dan Laki – Laki Bukan Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner SF – 36v2.

1 24 70

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

Pengaruh Nikotin Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Denyut Jantung Pada Perokok Pasif dan Perokok Aktif Laki-Laki Dewasa.

0 0 23