Pengukuran Kualitas Hidup Kualitas Hidup 1

kesehatan terhadap aktivitas sosial SF, 3 Pembatasan oleh status kesehatan jiwa RE, 4 Kesehatan jiwa secara umum MH 7 . Berikut adalah penjelasan mengenai keempat aspek yang paling banyak memengaruhi skor kesehatan fisik 7 : 1. Fungsi Fisik PF Penilain fungsi fisik pada kuesioner SF-36v2 didapatkan dengan mengukur rerata dari jawaban responden pada pertanyaan no.urut 3a sampai dengan 3j. Pertanyaan- pertanyaan tersebut akan menggambarkan tingkat limitasi fungsi fisik terhadap aktivitas fisik, mulai dari aktivitas fisik berat sampai aktivitas ringan. Jika skor yang didapatkan rendah maka mengindikasikan adanya pembatasan fungsi fisik yang signifikan terhadap aktivitas fisik, dan jika skor yang didapatkan tinggi makan dapat disimpulkan bahwa tidak ada atau hanya ada sedikit pembatasan fungsi fisik. 2. Pembatasan oleh status kesehatan fisik RP Pembatasan oleh status kesehatan fisik ini meliputi: a pembatasan pada jenis pekerjaan atau aktivitas sehari-hari lainnya, b pengurangan jumlah waktu yang dipakai untuk bekerja, c kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, d hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan. Skor RP didapatkan dengan mengambil rerata dari jawaban responden pada pertanyaan no.urut 4a sampai dengan 4d. Skor yang rendah mengindikasikan bahwa terdapat pembatasan kesehatan fisik terhadap pekerjaan sehari-hari, dan jika skor yang didapatkan tinggi maka menggambarkan sedikit atau tidak ada pembatasan oleh kesehatan fisik terhadap pekerjaan sehari-hari. 3. Nyeri seluruh badan BP Skor BP menggambarkan dua hal, yaitu intensitas dari nyeri seluruh badan serta pengaruhnya terhadap aktivitas sehari-hari. Skor BP didapatkan dari pertanyaan nomor 7 untuk gambaran intensitas nyeri seluruh badan, dan nomor 8 untuk gambaran pengaruhnya terhadap aktivitas sehari-hari. Jika skor yang didapatkan tinggi maka menunjukkan bahwa responden menilai tidak ada nyeri seluruh tubuh dan tidak ada efek pada aktivitas sehari-hari, dan sebaliknya, jika skor yang didapatkan rendah maka menunjukan bahwa adanya nyeri seluruh badan, dan memengaruhi aktivitas sehari-hari. 4. Pandangan kesehatan secara umum GH Penilaian pada bagian GH bertujuan untuk mengetahui penilain dan harapan responden terhadap keadaan kesehatannya. Skor GH diperoleh dari pertanyaan nomor 1, 11a, 11b, 11c, 11d. Jika skor yang didapatkan rendah maka menggambarkan bahwa pandangan responden terhadap kesehatannya secara umum rendah dan terkesan akan menjadi lebih buruk. Sedangkan jika skor yang diperoleh tinggi maka menunjukkan bahwa responden menilai kesehatannya secara umum baik.

2.1.2.3 Skala Kesehatan Jiwa

Skala kesehatan jiwa menilai keadaan kesehatan jiwa responden. Berdasarkan dari gambar 1.1 dapat disimpulkan ada 4 aspek yang paling berpengaruh terhadap skor kesehtan jiwa, yaitu: 1 vitalitas hidup VT, 2 efek kesehatan terhadap aktivitas sosial SF, 3 Pembatasan oleh status kesehatan jiwa RE, 4 Kesehatan jiwa secara umum MH. Dan keempat aspek yang p aling berpengaruh pada skala kesehatan fisik juga berpengaruh pada skala kesehatan jiwa namun derajat pengaruhnya rendah 7 . Berikut adalah penjelasan mengenai keempat aspek yang paling berpengaruh pada skala kesehatan jiwa: 7 1. Vitalitas hidup VT Yang dimaksud vitalitas hidup pada skala aspek SF-36v2 adalah penilaian kesejahteraan diri secara subyektif. Skor VT diperoleh dengan jawaban responden pada nomor 9a, 9e, 9g, dan 9i. Skor yang tinggi menunjukkan bahwa responden merasa memiliki energi yang penuh dan semangat yang tinggi sepanjang waktu. Dan sebaliknya, jika skor yang diperoleh rendah maka menunjukkan bawa responden merasa dirinya tidak memiliki energi dan tidak bersemangat sepanjang waktu.

Dokumen yang terkait

Deteksi salivary flow rate pada laki-laki perokok dan non-perokok

2 15 82

Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Laki - laki Perokok dan Laki – Laki Bukan Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner SF – 36v2.

1 24 70

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

Pengaruh Nikotin Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Denyut Jantung Pada Perokok Pasif dan Perokok Aktif Laki-Laki Dewasa.

0 0 23