Hasil Analisis Skor Kualitas Hidup pada indeks Brinkman,
aktivitas fisik rendah dan cukup. Perbedaan skor ini sesuai dengan penelitian Anokye, et al 2012 dan Ferucci, et al 1999 yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat aktivtias fisik dengan kualitas hidup. Pengaruh aktivitas fisik terhadap skor kualitas hidup dalam penelitian ini dapat dikontrol hubungan
aktivitas fisik perokok dan non perokok p 0,05. Perbaikan skor kualitas dengan aktivitas fisik berkaitan dengan manfaat aktivitas fisik pada dua hal, yaitu
kebugaran tubuh dan manfaat psikologis.
24,37
3. Usia
Usia dapat memengaruhi kualitas hidup perokok dan non perokok. Perbandingan usia antara perokok dan non perokok dalam penelitian ini tidak ditemukan
perbedaan yang bermakna sehingga faktor perancu usia dapat dikontrol Mann- Whitney, p 0,05.
12
4. Pendidikan Terakhir
Dalam penelitian ini didapatkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok. Salah satu unsur untuk dapat memahami dengan baik mengenai
bahaya merokok adalah pendidikan yang baik. Sehingga ketika seseorang memiliki derajat pendidikan lebih tinggi maka kemungkinan untuk memiliki perilaku
merokok akan semakin lebih rendah, begitu juga sebaliknya. Pendidikan juga dapat memengaruhi pergaulan, orang dengan tingkat pendidikan rendah berpotensi
dalam kehidupan sehari-hari untuk bergaul dengan orang berpendidikan rendah juga. Ketika bergaul dengan orang berpendidikan rendah maka perilaku teman
pergaulan tersebut dapat memengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Kejadian tersebut berkaitan dengan semakin tingginya tingkat pendidikan maka
akan semakin bertambah pengetahuan tentang bahaya merokok sehingga kemampuan berpikir rasional dan kritis untuk mempertimbangkan bahaya
merokok serta menghindari perilaku merokok semakin meningkat.
20-22,26
5. Penghasilan
Analisa hubungan antara tingkat penghasilan perokok dan non perokok pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara perilaku merokok
dengan tingkat penghasilan p = 0,008. Rokok mengandung nikotin yang dapat
menyebabkan ketergantungan. Peningkatan jumlah rokok yang dikonsumsi berkaitan dengan mekanisme dependensi akibat nikotin. Hal ini menyebabkan
peningkatan konsumsi rokok setiap harinya. Akibat peningkatan pengeluaran uang untuk membeli rokok maka pemenuhan kebutuhan hidup lainnya tidak dapat
tercapai. Faktor ini tentunya dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang terutama pada segi kejiwaan.
19
6. Persepsi terhadap kualitas hidup dan paparan sosial.
Responden dalam penelitian ini berasal dari dua daerah yang berbeda. Perbedaan daerah akan menyebabkan perbedaan gaya hidup, paparan stres sosial, dan persepsi
terhadap kualitas hidup. Perbandingan kualitas hidup antara kedua daerah didapatkan perbedaan kualitas hidup fisik PCS dan jiwa MCS yang bermakna
antara responden dari daerah Kediri dan Ciputat Mann-Whitney PCS 78,12 vs 65,16 p0,001 dan MCS 80,31 vs 68,64 p0,001.
24,37,38
4.3.Aspek Keislaman
Kualitas hidup didefinisikan oleh setiap orang dan setiap disiplin ilmu pengetahuan secara beragam. Definisinya akan berbeda-beda dengan bergantung
pada persepsi dan standar masing-masing. Dalam pandangan Allah manusia yang paling berkualitas itu tidak beragam penilainnya. Penilaian Allah terhadap orang
yang berkualitas cukup berdasarkan ketaqwaannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al-
Hujurat ayat 13: ‘Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa’. Maha benar Allah dengan
segala firman-Nya. Taqwa secara istilah berarti sikap untuk selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Perintah Allah merupakan
perintah untuk melakukan perbuatan, sikap, dan perilaku baik dan menjauhi segala perbuatan, sikap, dan perilaku yang tercela. Konsep ketaqwaan ini dijadikan Allah
sebagai standar ukur kualitas seseorang karena dengan taqwa akan membawa semua kebaikan, baik kebaikan di dunia dan di akhirat serta menjauhkan seseorang
dari segala keburukan. Sehingga semua manfaat taqwa tersebut akan membawa seseorang menjadi manusia yang memiliki gaya hidup sehat, bahagia dan
sejahtera.
39