Kedua pendekatan tersebut ternyata dapat diaplikasikan dalam situasi nyata dan berhasil, seperti yang dialami perusahaan Amerika Johnson dan
Gerber. Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat public relation menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar dalam
masyarakat dengan cara menjelaskan apa yang menjadi masalahnya secara tanpa ditutup-tutupi kepada public masyarakat umum dan para
karyawannya. Pada saat yang sama harus mencari sumber masalahnya dan berusaha mengendalikannya.
Situasi krisis komunikasi yang dilakukan ada beberapa hal antara lain : 1.
Siapkan tim yang terampilcekatan dalam penanganan krisis 2.
Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi.
3. Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang
dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi. 4.
Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang salah, segera mohon maaf.
5. Tunjukkan keseriusan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi
juga dalam tindakan nyata.
F. Media Komunikasi Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media yang paling dominan
dalam berkomunikasi adalah panca indra manusia, seperti mata dan telinga. Tetapi
Universitas Sumatera Utara
media yang dimaksud dalam hal ini adalah media antara pribadi dan media antar kelompok.
1. Media Antar Pribadi
Media yang dapat digunakan untuk hubungan perorangan antar pribadi ialah kurir utusan, surat dan telepon. Surat adalah media komunikasi antar
pribadi yang makin banyak digunakan, terutama dengan makin meningkatnya sarana pers serta makin banyaknya penduduk yang dapat menulis dan
membaca. Media komunikasi antar pribadi lainnya ialah telepon, bukan saja untuk kepentingan komunikasi yang bersifat pribadi, tetapi juga untuk
kepentingan bisnis dan pemerintah. 2.
Media Kelompok Media kelompok pada aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak
lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi
G. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi bagi organisasi adalah sebagai alat untuk mendorong
atau mempertinggi motivasi perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, pimpinan organisasi harus
dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota organisasi agar kegiatan organisasi tetap berjalan dengan lancar sehingga tujuannya dapat
tercapai.
H. Efisiensi Kerja
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Efisiensi Kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai.
Efisiensi Kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang
ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya. Menurut Miraza 2004 : 87 Efisiensi adalah Pemakaian biaya
ataupun bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan
tenaga kerja. Sedangkan menurut Siagian 2003 : 113 Efisiensi Kerja adalah Perbandingan yang negatif antara input dengan output, negatif karena sumber alat
dan Tenaga Kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Artinya suatu pekerjaantugas dikatakan efisien dalam penyelenggaraannya
apabila input pengorbanan yang dikeluarkan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.
I. Pengukuran Efisiensi Kerja.
Terdapat 2 dua pedoman dalam pengukuran Efisiensi Kerja : 1.
Jika 2 dua macam tindakan akan memberikan hasil yang sama dalam rangka tujuan organisasi, maka salah satu harus dipilih yaitu yang
mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang paling sedikit. 2.
Jika 2 dua macam tindakan mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang sama, maka salah satu harus dipilih yaitu yang memberikan hasil
yang lebih banyak. Menurut Gie 1997 terdapat 4 empat cara Pengukuran Efisiensi yang
paling umum yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1 Berpegang pada faktor “Waktu” yang konstan, kemudian mengukur
persentase hasil pekerjaan yang diselesaikan. 2
Berpegang pada faktor “Biaya” yang konstan kemudian mengukur persentase hasil pekerjaan yang diselesaikan.
3 Berpegang pada faktor “Tenaga” yang konstan kemudian mengukur hasil
pekerjaan yang diselesaikan. 4
Menetapkan hasil pekerjaan yang diselesaikan, kemudian mengukur biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
J. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi Kerja