Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi

c. Rapat Rapat yaitu pertemuan yang dilaksanakan dalam rangka membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi dan mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut. 2. Komunikasi Informal Komunikasi Informal disamping yang bertujuan koordinatif, juga terdapat forum informasi yang bertujuan mengurangi kejenuhan kerja dan mempererat hubungan kekeluargaan diantara sesama karyawan. Kegiatan ini antara lain berupa : Istirahatmakan siang, olahraga, arisan ataupun kegiatan rekreasi. Komunikasi ini dibangun tidak berdasarkan siapa yang seharusnya berbicara atau terhadap siapa individu-individu tersebut berkomunikasi tetap berbentuk melalui hubungan-hubungan sosial dari para karyawan.

E. Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi

Komunikasi yang berlangsung pada PT. PLN Wilayah Sumut umumnya berjalan dengan baik dan lancar, baik secara vertikal, horizontal, maupun komunikasi ke luar eksternal yang didukung oleh sarana komunikasi yang cukup memadai. Kegiatan komunikasi sehari-hari dapat dikatakan tidak ada masalah, namun masih kurang maksimal yang disebabkan oleh adanya hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi, antara lain berupa : 1. Karyawan kurang mampu mengemukakan pendapat atau keinginannya kepada atasan. 2. Masaih ada rasa sungkan karyawan kepada atasan karena merasa tidak akan ditanggapi secara serius apabila ada masalah. Universitas Sumatera Utara 3. Atasan agak tertutup menjaga image sehingga komunikasi hanya dilakukan bila dirasa sangat mendesak. Masalah-masalah lain yang timbul akibat adanya interaksi dalam komunikasi juga sangat kecil pengaruhnya karena pada umumnya karyawan PT. PLN Wilayah Sumatera Utara. Hal ini terjadi karena seluruh karyawan saling mengenal dan sering berhubungan di luar kantor sehingga membentuk keterikatan. Usaha-usaha yang dilakukan PT. PT. PLN Wilayah Sumut dalam menangani masalah-masalah yang timbul akibat adanya interaksi dalam berkomunikasi antara lain dengan cara : 1. Pendekatan Sosial Dilakukan suatu pendekatan persuasif kepada karyawan yang merasa dirinya tidak mempunyai kemampuan teknis untuk berkomunikasi secara efektif baik kepada sesama karyawan ataupun atasannya. Karyawan diajak lebih terbuka sehingga lebih mengerti apa sebenarnya yang diinginkan oleh perusahaan lain pekerjaannya dan apa sumbangannya terhadap hasil unit maupun hasil dari perusahaan secara umum. Di samping itu, pendekatan kekeluargaan meningkatkan keakrabandan persaudaraan antara atasan dan bawahan serta hubungan sesama karyawan semakin terbina. 2. Dalam penyusunan dan pemberian perintah selalu diperhatikan : a. Sasaran Perintah Perintah yang dikeluarkan kepada karyawan mempunyai sasaran yang jelas sehingga karyawan dapat menjadi objek dari perintah tersebut. b. Sifat Perintah Universitas Sumatera Utara Dalam pemberian perintah harus tegas dan jelas sehingga isi maupun tujuannya mudah dipahami dan dilaksanakan. Selain itu juga diberikan penjelasan apakah perintah yang dikeluarkan tersebut bersifat rutin atau baru. Apabila bersifat baru, diberikan penjelasan tambahan agar karyawan dapat mengikuti arus perkembangan tersebut. c. Perintah harus singkat dan jelas dengan menggunakan bahasa yang tepat sehingga tidak menimbulkan adanya salah pengertian dari pihak penerima perintah. 3. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan cara : a. Menentukan apa yang menjadi initi berita dalam berkomunikasi sehingga kesalahpahaman dapat dihindari. b. Menetapkan sasaran komunikasi dengan jelas agar karyawan dapat melekukan pekerjaan dengan cepat dan tepat sehingga menghasilkan Efisiensi Kerja. c. Memilih Media yang tepat dalam berkomunikasi sehingga informasi dapat sampai kepada sasaran dengan tepat, misalnya telepon, email ataupun faksimile.

F. Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. PLN Wilayah Sumatera Utara