Komunikasi Antar Pribadi URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Antar Pribadi

Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Dengan mengacu pada model komunikasi Harold Lasswell, komponen yang terdapat dalam komunikasi pribadi adalah sebagai berikut : a. Pengirim-penerima Komunikasi antar pribadi paling tidak melibatkan dua orang. Fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat. Hal ini menegaskan bahwa proses komunikasi antar pribadi tidak dapat terjadi pada diri sendiri intrapersonal, selain itu, juga berkaitan dengan manusia, bukan dengan hewan, mesin, atau benda lain. b. Encoding-Decoding Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan-pesan di kode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata, symbol-simbol dan sebagainya. Decoding adalah tindakan untuk menginterprestasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima. Universitas Sumatera Utara c. Pesan-pesan Dalam komunikasi antar pribadi, pesan-pesan ini berbentuk verbal atau nonverbal, atau hubungan antara verbal dan nonverbal. d. Saluran Dalam komunikasi antar pribadi, lazimnya para pelaku bertemu secara tatap muka. e. Gangguan noise Dalam komunikasi antar pribadi, gangguan mencakup tiga hal, yaitu: 1. Gangguan fisik, seperti kegaduhan, interupsi 2. Gangguan psikologis, seperti emosi, sikap, nilai, atau status peserta. 3. Gangguan sematik, terjadi karena kata-kata atau symbol yang digunakan seringkali memiliki makna ganda, sehingga penerima gagal menangkap maksud si pengirim pesan. f. Umpan balik Umpan balik memainkan peran yang sangat penting dalam proses komunikasi antar pribadi. Karena pengirim dan penerima pesan secara terus-menerus dan secara bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik verbal maupun nonverbal. Universitas Sumatera Utara g. Konteks Ada tiga dimensi konteks dalam proses komunikasi antar pribadi: 1. Dimensi fisik, yaitu tempat dimana komunkasi berlangsung. 2. Dimensi social psikologis, misalnya status hubungan diantara orang yang terlibat komunikasi, misalnya akrab-tidak akrab, norma dan nilai budaya. 3. Dimensi temporal, adanya suatu pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian peristiwa komunikasi. Tiga dimensi konteks ini saling berkaitan dan juga saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya suhu di ruangan sangat panas perubahan dimensi fisik membuat orang- orang diruangan tersebut menjadi gelisah dan tidak nyaman dimensi psikologis. h. Bidang pengalaman Komunikasi akan semakin efektif apabila para pelaku mempunyai bidang pengalaman yang sama. Begitupun sebaliknya. i. Efek Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik positif maupun negative. Universitas Sumatera Utara Reardon mengungkapkan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai paling sedikit 6 ciri, yaitu: 1. Dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong 2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak di sengaja 3. Kerapkali berbalas-balasan 4. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang antar pribadi, 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan 6. Menggunakan berbagai lambang yang bermakna Liliweri, 1991:13 Menurut De Vito ciri komunikasi antar pribadi, yaitu: Liliweri, 1991:13

1. Keterbukaan openness

2. Empati empathy

3. Dukungan supportiveness

4. Rasa positif positiveness

5. Kesetaraan equality

1. Keterbukaanopenness

Keterbukaan merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita dimasa kini. Dalam keterbukaan komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala idea tau gagasan bahkan permasalahan secara bebas dan terbuka tanpa rasa takut dan malu, kedua-duanya saling memahami dan mengerti pribadi masing-masing. Universitas Sumatera Utara

2. Empati empathy

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain tersebut.

3. Dukungan supportiveness

Adalah sikap mendukung, dalam hal ini merupakan pelengkap daripada kedua hal sebelumnya, karena komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. R.Gibb menyebutkan beberapa prilaku yang menimbulkan prilaku suportif, yaitu : a. Deskripsi, yaitu menyampaikan perasaan dan persepsi kepada orang lain tanpa menilai, tidak memuji atau mengancam, mengevaluasi pada gagasan bukan pada pribadi orang lain. b. Orientasi masalah, yaitu mengajak untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah, tidak mendikte orang lain, tetapi bersama- sama menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana mencapainya. c. Spontanitas, yaitu sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam. d. Provisionalisme, yaitu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat diri sendiri, mengakui bahwa manusia tidak luput dari Universitas Sumatera Utara kesalahan sehingga wajar kalau pendapat dan kenyakinan diri sendiri dapat berubah.

4. Rasa positif positiveness

Ialah komunikasi antar pribadi yang akan terbina bila seseorang memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri. Sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukan sikap menghargai keberadaan, pendapat dan pentingnya orang lain.

5. Kesetaraan equality

Suatu komunikasi akan lebih akrap jika terjalin hubungan antarpribadi yang kuat, dengan kesetaraan yaitu kesetaraan pandangan, sikap, ideology, dan sebagainya dapat memperkuat hubungan antarpribadi tersebut. Rahmat mengatakan persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal, tidak menunjukkan diri sendiri yang lebih hebat atau lebih rendah Jalaluddin, 2005:135. Komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang yang sifatnya dialogis yaitu berupa percakapan, dan adanya arus balik langsung sehingga komunikator mengetahui tanggapan dari komunikannya Liliweri, 1991:13 .

II.2. Self Disclosure Johari Window Model

Dokumen yang terkait

Konsep Diri Pengguna NAPZA di Pusat Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre

1 74 146

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Dan Konsep Diri Mahasiswa ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

3 48 111

Komunikasi Antarpribadi dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan).

1 25 142

Komunikasi Kelompok Kecil Geng “Bushido Population” Dengan Pembentukan Konsep Diri Anggotanya ( Studi Kasus )

2 58 107

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

12 128 56

PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari).

0 4 15

PEMBENTUKAN KONSEP DIRI MAHASISWA LUAR JAWA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Luar Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Angkatan 2014 yang Beras

0 3 11

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PEMBENTUKAN KEMBALI KONSEP DIRI (Studi Kualitatif Pola Komunikasi Pendamping Yayasan Sahabat Kapas dan Klien Anak di Lapas Klas IIB Klaten dalam Pembentukan Kembali Konsep Diri) - UNS Institutional Repository

1 0 14