Self Disclosure Johari Window Model

kesalahan sehingga wajar kalau pendapat dan kenyakinan diri sendiri dapat berubah.

4. Rasa positif positiveness

Ialah komunikasi antar pribadi yang akan terbina bila seseorang memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri. Sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukan sikap menghargai keberadaan, pendapat dan pentingnya orang lain.

5. Kesetaraan equality

Suatu komunikasi akan lebih akrap jika terjalin hubungan antarpribadi yang kuat, dengan kesetaraan yaitu kesetaraan pandangan, sikap, ideology, dan sebagainya dapat memperkuat hubungan antarpribadi tersebut. Rahmat mengatakan persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal, tidak menunjukkan diri sendiri yang lebih hebat atau lebih rendah Jalaluddin, 2005:135. Komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang yang sifatnya dialogis yaitu berupa percakapan, dan adanya arus balik langsung sehingga komunikator mengetahui tanggapan dari komunikannya Liliweri, 1991:13 .

II.2. Self Disclosure Johari Window Model

Model Johari Window Jedela Johari merupakan perangkat sederhana dan berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Model ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus Universitas Sumatera Utara mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima feedback. Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog Amerika, Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti untuk program proses dari kelompok mereka. Uniknya, nama Johari sendiri sebenarnya diambil dari potongan masing- masing nama mereka. Jo untuk Luft, dan Harry untuk Ingham. Dalam selang waktu yang tak lama, Jendela Johari banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan kesadaran diri, peningkatan personal dan komunikasi. Hubungan inter-personal, kelompok-kelompok dinamis, dan peningkatan tim dan hubungan inter-grup. Terminologi kata Jendela Johari mengarah pada-personel diri pribadi dan orang lain. Personal untuk diri individu itu sendiri, sebagai subjek manusia dalam analisa Jendela johari. Selanjutnya, orang lain berarti objek lain dari kelompok pribadi. Dalam kebanyakan training atau pelatihan, proses memberi dan menerima feedback adalah unsur terpenting. Melalui proses feedback tersebut, kita bisa melihatmengenal orang lain, dan demikian sebaliknya. Individu lain juga belajar bagaimana pandangan kita terhadap mereka. Feedback menginformasikan kepada individu ataupun kelompok, baik secara verbal maupun non-verbal dalam berkomunikasi. Informasi yang diberikan seseorang menceritakan kepada yang lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi dia, Universitas Sumatera Utara bagaimana perasaannya, dan apa yang diterimanya feedback dan self disclosure. Feedback juga bisa diartikan sebagai reaksi yang diberikan oleh orang lain, biasanya lebih menonjol pada persepsi dan perasaan mereka, menceritakan bagaimana perilaku seseorang bisa mempengaruhi mereka menerima feedback. Ketika Jendela Johari digunakan untuk membangun hubungan antar kelompok personal dikategorikan sebagai kelompok dan orang lain menjadi kelompok lain. Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan daerah atau kuadran. Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan, motivasi, dan lain-lain yang dikenali oleh individu, dengan catatan apakah informasi tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si individu, dan apakah informasi tersebut juga bisa dikenali oleh kelompok lain, atau malah tidak tahu sama sekali. Adapun daerah pengenalan diri dari Jendela Johari tersebut dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 3 Jendela Johari Diketahui diri sendiri Tidak diketahui diri sendiri Diketahui orang lain

1. Terbuka 2. Buta

Tidak diketahui orang lain

3. Tersembunyi 4. Tidak

dikenal Universitas Sumatera Utara Gambar diatas mengambarkan dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain terdapat empat macam kemungkinan yang akan dihadapi. Bidang 1, menggambarkan kondisi dimana dua orang mengembangkan hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah dalam hubungan mereka. Bisa juga disebut dengan daerah terbuka atau areal bebas atau diri bebas ataupun arena. Bidang 2, menggambarkan masalah hubungan antara kedua pihak yang diketahui oleh orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. bisa juga disebut blind spot: atau :blind area. Bidang 3, menggambarkan masalah tersebut diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain. Bisa juga disebut daerah tersembunyi atau daerah yang dihindari. Bidang 4, komunikan dan komunikator sama-sama tidak megetahui masalah hubungan diantara mereka. Keadaan yang ideal adalah seperti yang ditunjukan pada bidang satu, dimana komunikator dan komunikan saling terbuka. Namun setiap orang memiliki peluang dalam mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Penelitian telah menunjukan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kesediaan membuka diri dengan kepercayaanm kesukaan dan sama-sama membuka diri. Jika saling percaya antar pribadi meningkat, maka ketersediaan membuka diri juga semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara Dan dengan adanya kesediaan membuka diri maka lebih besar kemungkinannya bahwa kesukaan terhadap orang lain akan terjadi, walaupun belum tentu setiap keterbukaan diri pasti menghasilkan dampak positif. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mampu mengungkapkan diri secara tepat terbukti lebih mampu menyesuaikan diri adaptif, lebih percaya diri, lebih kompeten, ekstrovert, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif dan percaya pada orang lain, lebih obyektif dan terbuka Johnson dalam www.e-psikologi.com.

II.3 Komunikasi Kelompok Kecil

Dokumen yang terkait

Konsep Diri Pengguna NAPZA di Pusat Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre

1 74 146

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Dan Konsep Diri Mahasiswa ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

3 48 111

Komunikasi Antarpribadi dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan).

1 25 142

Komunikasi Kelompok Kecil Geng “Bushido Population” Dengan Pembentukan Konsep Diri Anggotanya ( Studi Kasus )

2 58 107

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

12 128 56

PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari).

0 4 15

PEMBENTUKAN KONSEP DIRI MAHASISWA LUAR JAWA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Luar Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Angkatan 2014 yang Beras

0 3 11

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PEMBENTUKAN KEMBALI KONSEP DIRI (Studi Kualitatif Pola Komunikasi Pendamping Yayasan Sahabat Kapas dan Klien Anak di Lapas Klas IIB Klaten dalam Pembentukan Kembali Konsep Diri) - UNS Institutional Repository

1 0 14