digambarkan sebagai vaskularisasi sub mukosal pada lobus ataupun kluster yang terdiri dari kapiler – kapiler sentral Nair, Bahal Bhadauria, 2008.
Penatalaksanaan dari hemangioma adalah eksisi luas dari tumor termasuk batas dari mukosa sehat dan perikondrium Lazar et al, 2004.
2.7 Tumor ganas kavum nasi dan sinus paranasal
Fansula dan Lasisi 2007 pada penelitian menemukan 59,42 dari 138 tumor ganas sinus parasanal selama periode 1996 sd 2006. Pada penelitian
ini, ditemui 5668,29 laki- laki dan 26 31,71 perempuan. Usia sekitar 4 sd 69 tahun dengan umur rata- rata 4- 69 tahun.
Analisis histopatologis menjelaskan bahwa sekitar 91,46 adalah tumor ganas epitelial dan 8,54 adalah tumor non epiehelial. Karsinoma sel
skuamosa sekitar 90,67 dari tumor epitelial dan 82, 93 dari tumor ganas sinus parasanal sedangkan Rhabdomyosarcoma sekitar 14, 29 dari
sekitar tumor non epitelial Fansula Lasisi, 2007 Gambaran dari tumor ganas sinus parasanal 55 dari sinus maksilaris,
35 dari kavum nasi, 9 dari sinus etmoid, dan sisanya berasal dari sinus frontal dan sinus sfenoid Fansula Lasisi, 2007. Pada penelitian, ditemui
92 dengan kasus karsinoma sel skuamosa , dimana adenokarsinoma sekitar 10 -25 dari seluruh keganasan dan limfoma sekitar 57,14 dari
seluruh keganasan non epitelial di sinus paranasal. Iqbal 2006 pada penelitiannya yang dilakukan di tahun 1995 sd 1998 menemukan bahwa 85
adalah karsinoma sel skuamosa dan 60 ditemui di maksila, 30 di kavum nasi dan 10 melibatkan sinus etmoid. Adenokarsinoma biasanya ditemui
pekerja kayu dan 5 – 20 dari tumor ganas sinonasal melibatkan sinus etmoid. Gejala yang paling sering dari tumor ganas sinus parasanal adalah
sumbatan hidung 42, diikuti epistaksis 31 dan nyeri wajah 27.
2.7.1 Karsinoma sel skuamosa
Universitas Sumatera Utara
Karsinoma sel skuamosa merupakan karsinoma tersering yang ditemukan pada keganasan di sinus paranasal Bailey, 2006
Karsinoma sel skuamosa terutama ditemukan di dalam sinus maksilaris sekitar 60-70, kavum nasi sekitar 10-15, sinus sfenoidalis dan frontalis
sekitar 1 Dhingra, ; Adams, 1997. Secara histopatologis, karsinoma sel skuamosa dibagi menjadi 2 tipe
yakni : keratinizing dan non keratinizing. Dalam karsinoma sel skuamosa keratinizing, sel tumor menunjukkan keratinisasi antar jembatan dan
gambaran seperti mutiara. Sel tumor biasanya memiliki inti membesar, hiperkromatik, dengan inti anaplastik. Sedangkan pada karsinoma sel
skuamosa non keratinizing berbentuk padat, bersarang dengan ukuran bervariasi, sering dengan perbatasan yang smooth. Sel tumor secara
individual menunjukkan inti besar yang seragam, bulat atau oval dengan nukleolus yang menonjol Thomson, 2006.
2.7.2 Undifferentiated Carcinoma
Tumor ini sangat jarang dan sangat agresif berdiferensiasi menunjukkan pleomorphism dan nekrosis. Pada pasien dengan tumor ganas sinus
parasanal berdiferensiasi, gejala biasanya sulit dibedakan dengan tumor lain. Umur rata – rata pada pasien ini biasanya pada dekade ke- 6 dan dengan
predominan laki – laki sebagai penderita terbanyak. Secara histopatologis, Sel-sel tersebut diatur dalam sarang, lobulus dan lembaran tanpa diferensiasi
skuamosa atau kelenjar. Sel-sel memiliki rasio nuklir untuk sitoplasma tinggi dengan medium sampai besar inti yang dikelilingi oleh sedikit sitoplasma.
Nukleolus biasanya menonjol dan yang paling sering adalah
comedonekrosis. Angka mitosis biasanya meningkat. Invasi limfe- vaskular biasanya sering ditemukan Thomson, 2006.
2.7.3 Limfoma Maligna
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan limfoma yang timbul di dalam kavum nasi berasal dari sel natural killer NK. Meskipun demikian, beberapa laporan kasus
mengindikasikan bahwa limfoma primer dapat juga berasal dari sel B dan T. Limfoma pada nasal jarang ditemukan di Negara barat, umumnya dijumpai di
negara-negara Asia. Karakteristik morfologi dari limfoma ini adalah nekrosis masif dan apaptosis, serta di jumpai infasi pembuluh darah dan
angiodestruksi oleh sel neoplastik. Sel ini agak memanjang dengan inti slender dengan inti kromatin. Sel-sel ini biasanya dijumpai dengan sel-sel
blastoid Kitamura et al, 2005.
2. 7.4 Adenokarsinoma
Adenokarsinoma pada sinus paranasal dikenal sebagai tumor glandular maligna dan tidak menunjukkan gambaran spesifik. Adenokarsinoma
dijumpai 10 hingga 14 dari keseluruhan tumor ganas nasal dan sinus paranasal. Secara klinis merupakan neoplasma agresif lokal, sering
ditemukan pada laki-laki dengan usia antara 40 hingga 70 tahun. Tumor ini timbul di dalam kelenjar salivari minor dari traktus aerodigestivus bagian atas.
Sering ditemukan pada sinus maksilaris dan etmoid. Simptom primer berupa hidung tersumbat, nyeri, massa pada wajah dengan deformasi danatau
proptosis dan epistaksis, bergantung pada lokasinya Abecasis et al, 2004 . Prognosis jelek dan biasanya penderita meninggal dunia disebabkan
penyebaran lokal tanpa adanya metastasis Leivo, 2007.
2.7.5 Melanoma Maligna