Distribusi histopatologis tumor ganas. Distribusi frekuensi tumor ganas berdasarkan lokasi tumor.

4.8 Distribusi frekuensi tumor jinak terhadap lokasi asal tumor.

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi tumor jinak terhadap lokasi asal tumor. Lokasi tumor jinak n Kavum nasi 2 18.2 Sinus paranasal 1 9.1 Kavum nasi dan sinus paranasal 8 72.7 Total 11 100.0 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lokasi tumor jinak terbanyak di kavum nasi dan sinus paranasal sebanyak 8 orang 72,7 diikuti kavum nasi sebanyak 2 penderita 18,2 dan si

4.9 Distribusi histopatologis tumor ganas.

Tabel 4.9 Distribusi histopatologis tumor ganas. Histopatologis tumor ganas n Keratinizing skuamous cell carcinoma 7 24.1 Non keratinizing skuamous cell carcinoma 7 24.1 Undifferentiated carcinoma 12 41.5 Limfoma maligna 1 3.4 Adenokarsinoma 2 6.9 Total 29 100.0 Dari tabel diatas, diketahui frekuensi histopatologis tumor ganas tertinggi pada undifferentiated carcinoma sebanyak 12 penderita 41,5 , Keratinizing skuamous cell carcinoma sebanyak 7 penderita 24.1, Non Universitas Sumatera Utara Keratinizing skuamous cell carcinoma 24,1, Adenokarsinoma sebanyak 3 penderita 6,9, limfoma maligna sebanyak 1 penderita 3,4.

4.10 Distribusi frekuensi tumor ganas berdasarkan lokasi tumor.

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi tumor ganas berdasarkan lokasi tumor. Lokasi tumor ganas n kavum nasi 1 3.4 Sinus paranasal 5 17.3 Kavum nasi dan sinus paranasal 23 79.3 Total 29 100.0 Dari tabel diatas diketahui bahwa frekuensi lokasi tumor ganas di hidung dan sinus paranasal sebanyak 23 penderita 79,3, diikuti sinus paranasal sebanyak 5 penderita 17,3 dan kavum nasi 1 penderita 3,4. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian yang dilakukan terhadap 40 penderita dijumpai frekuensi tumor ganas lebih besar daripada tumor jinak yakni 72,5 dan tumor jinak 27,5. Hal ini sesuai dengan penelitian Iqbal dan Hussain 2006 yang menemukan tumor ganas lebih banyak dari tumor jinak yakni 62, 75 dan 37,25. Mazlina et al 2006 dan Nepal et al 2010 pada penelitiannya juga menemukan tumor ganas lebih banyak yakni 59 dan 77 serta tumor jinak yakni 41 dan 23 . Hal ini disebabkan karena diagnosis dari keganasan tumor kavum nasi dan sinus paranasal sangat sulit, bukan saja dikarenakan tumor ini sangat jarang, tetapi juga dikarenakan tumor ganas juga sukar dibedakan dengan tumor yang jinak sehingga akan membuat keterlambatan yang signifikan karena pasien menganggap penyakitnya tidak berbahaya Tufano et all, 1999. Kelompok umur 41-50 tahun merupakan kelompok yang paling banyak dijumpai pada tumor jinak dan ganas,yakni sekitar 42,5 dengan rata-rata umur 46,6 tahun, umur termuda adalah 17 tahun dan tertua adalah 72 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Chukezy dan Nwosu 2010 sebesar 25,7 dengan rata-rata umur berkisar antara 38 tahun sampai 49 tahun. Penelitian hampir serupa juga ditemui oleh Nepal et al 2010 yang menemukan 77 keganasan berasal dari usia tua yakni usia 41 sampai 60 tahun. Kelompok usia tua lebih banyak menderita tumor ini disebabkan karena pada usia tua sistem imunitas dan mekanisme perbaikan DNA yang mengalami mutasi kurang berfungsi dengan baik. Mekanisme perbaikan DNA yang dibutuhkan guna memperbaiki rangkaian asam amino pada kode genetik DNA yang mengalami mutasi. Jika mekanisme perbaikan DNA ini mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya maka mutasi gen DNA Universitas Sumatera Utara