Laju Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kota Tangerang

kebutuhan dasar serta meningkatkan taraf hidup. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang sangat memengaruhi penerimaan upah. Upah kepada pekerja di Kota Tangerang mengalami kenaikan setiap tahun yang akan menyesuaikan dengan hasil survey kebutuhan layak minimum.

4.2. Perekonomian Kota Tangerang

4.2.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi

PDRB merupakan indikator pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang. Jika terjadi peningkatan PDRB dalam jumlah yang besar maka pertumbuhan ekonomi tersebut juga mengalami peningkatan. Adanya perubahan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi. Tabel 4.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1998-1999 dan 2007-2009 No. Lapangan Usaha Tahun 1998 1999 2007 2008 2009 1 Pertanian 4,94 8,04 6,08 16,82 11,20 2 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Industri Pengolahan 74,63 9,10 8,06 7,91 4,06 4 Listrik, Gas, dan Air bersih 21,35 15,96 -13,08 0,13 3,27 5 Konstruksi -13,96 3,49 17,77 26,60 20,49 6 Perdagangan, Hotel Restoran 74,21 9,19 22,58 21,75 14,52 7 Pengangkutan Komunikasi -8,71 6,10 7,50 15,26 21,05 8 Keuangan, Real estate Jasa Perusahaan -23,99 9,65 17,02 20,21 19,47 9 Jasa-jasa 16,17 12,54 15,40 22,38 24,07 Total 51,89 8,88 12,05 13,55 10,39 Sumber: BPS Kota Tangerang Berdasarkan informasi pada Tabel 4.3, pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi yang paling besar di Kota Tangerang adalah sektor konstruksi yaiu sebesar 26,60 persen dan diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 22,38 persen dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 21,75 persen. Sedangkan di tahun 2009, laju pertumbuhan ekonomi yang paling besar adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 24,07 persen. Pada tahun 2008 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 13,52 triliun dan pada tahun 2009 nilalinya mencapai Rp 14,73 triliun. Sektor-sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB tahun 2009 adalah sektor indstri pengolahan 47,54 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 31,06 persen, serta sektor pengangkutan dan komunikasi 12,17 persen. Walaupun presentase distribusi PDRB sektor perdagangan hotel dan restoran bukan yang terbesar dibanding industri pengolahan, namun dapat dilihat pada Tabel 4.3. laju pertumbuhan sektor perdagangan hotel dan restoran pada masa otonomi daerah lebih besar dan lebih stabil dibanding laju pertumbuhan sektor industri pengolahan.

4.2.2. Perkembangan Keuangan Daerah