Teori Tenaga Kerja dan Upah

2.6. Teori Tenaga Kerja dan Upah

Tenaga kerja adalah orang yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat UU RI No.13 Tahun 2003 Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada dalam batas usia setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja disebut juga dengan golongan produktif. Upah W S L = Penawaran tenaga kerja W e D L = Permintaan tenaga kerja N e Jumlah tenaga kerja N Gambar 2.1. Kurva Tenaga Kerja Jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, yaitu masing-masing sebesar Ne pada tingkat upah keseimbangan We. Dengan demikian, titik keseimbangan adalah titik E. Pada tingkat upah keseimbangan We, semua orang yang ingin bekerja telah dapat bekerja. Berarti tidak orang yang menganggur. Secara ideal keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We Walad, 2011. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pertumbuhan tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun sehingga mengakibatkan timbulnya pengangguran. Pengangguran ini adalah mereka yang tidak bekerja tetapi sedang berusaha mencari pekerjaan. Penduduk yang tidak aktif secara ekonomi digolongkan dalam kelompok bukan angkatan kerja yang terdiri dari kelompok mereka yang bersekolah, kelompok yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah dan golongan lainnya. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran maka akan meningkatkan jumlah penduduk miskin karena masyarakat tidak mempunyai pendapatan untuk menghidupi kebutuhan hidupnya. Upah W Excess Supply of Labour W 1 S L = Penawaran tenaga kerja D L = Permintaan tenaga kerja N 1 N 2 Jumlah Tenaga Kerja N Gambar 2.2. Kurva Excess Supply of Labour Pada gambar 2.2, terlihat adanya excess supply of labor. Pada tingkat upah W 1 , penawaran tenaga kerja S L lebih besar daripada permintaan tenaga kerja D L . Jumlah orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja adalah sebanyak N 2 , sedangkan yang diminta hanya N 1 . Dengan demikian, ada orang yang menganggur pada tingkat upah W 1 sebanyak N 1 -N. Walad, 2011. Upah bagi pekerja memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai imbalan atau balas jasa terhadap produksi yang dihasilkan dan sebagai pendorong bagi peningkatan produktivitas serta sebagai pemenuhan hidup sehari-hari. Bagi pekerja, kenaikan upah minimum akan memperbaiki daya beli pekerja yang akhirnya akan mendorong kegairahan bekerja dan peningkatan produktivitas bekerja, sedangkan bagi perusahaan, upah merupakan salah satu komponen biaya produksi yang dipandang dapat mengurangi tingkat laba yang dihasilkan. Kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi, sehingga akan meningkatkan harga per unit produk yang dihasilkan. Apabila harga per unit produk yang dijual ke konsumen naik, reaksi yang biasanya timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi membeli produk tersebut. Sehingga akan muncul perubahan skala produksi yang disebut efek skala produksi scale effect dimana sebuah kondisi yang memaksa produsen untuk mengurangi jumlah produk yang dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat mengurangi tenaga kerja perusahaan Kusnaini, 1998. Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-barang modal yang lain tetap, membuat pengusaha mempunyai kecenderungan untuk menggantikan tenaga kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya penggantian dengan mesin disebut efek substitusi substitution effect. Oleh karena dipandang sebagai biaya faktor produksi, maka pengusaha berusaha menekan upah tersebut sampai pada tingkat yang paling minimum, sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan. Untuk menghindari perbedaan kepentingan antara pengusaha dan pekerja, maka pemerintah memandang perlu untuk mengatur masalah pengupahan ini. Tujuan pengaturan ini adalah untuk menjaga agar tingkat upah tidak merosot terlalu bawah, meningkatkan daya beli pekerja, dan mempersempit kesenjangan secara bertahap antara mereka yang berpenghasilan tertinggi dan terendah. Penetapan upah minimum oleh pemerintah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja Kusnaini, 1998.

2.7. Upah Minimum Regional UMR