Penanaman Modal Asing PMA Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN

dicerminkan oleh besarnya Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB. Sedangkan yang dimaksud dengan PMTB adalah mencakup pengadaan, pembuatan, dan pembelian barang modal baru baik dalam negeri maupun luar negeri, yang termasuk dalam PMTB adalah perbaikan barang modal yang mengakibatkan tambahan umur pemakaian ataupun meningkatkan kemampuan barang modal tersebut dikurangi dengan penjualan barang modal bekas. Barang yang dikategorikan sebagai barang modal mempunyai ciri-ciri yaitu barang tersebut memiliki unsur ekonomis lebih dari satu tahun, nilai barang relatif besar dibandingkan dengan output yang dihasilkan, serta dapat digunakan berulang kali dalam proses produksi. Yang termasuk dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi, bangunangedung yang baru.

2.5.1. Penanaman Modal Asing PMA

Investasi asing atau biasa disebut Penanaman Modal Asing PMA adalah salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah modal untuk pembangunan ekonomi yang bersumber dari luar negeri. Salvatore 1997 menjelaskan bahwa PMA terdiri atas: 1. Investasi portofolio portfolio investment, yakni investasi yang melibatkan hanya asset-aset finansial saja, seperti obligasi dan saham yang didenominasikan atau ternilai dalam mata uang nasional. Kegiatan-kegiatan investasi portofolio atau finansial ini biasanya berlangsung melalui lembaga-lembaga keuangan seperti bank, perusahaan dana investasi, yayasan pensiun dan sebagainya. 2. Investasi asing langsung Foreign Direct Investment, merupakan PMA yang meliputi investasi ke dalam asset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik- pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, dan sebagainya. Wiranata 2004 berpendapat bahwa investasi asing secara langsung dapat dianggap sebagai salah satu sumber modal pembangunan ekonomi yang penting. Semua negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, pada umumnya memerlukan investasi asing, terutama perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk kepentingan ekspor. Di negara maju seperti Amerika modal asing tetap dibutuhkan guna memacu pertumbuhan ekonomi domestik, menghindari kelesuan pasar dan penciptaan kesempatan kerja. Apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, modal asing sangat diperlukan terutama sebagai akibat dari modal dalam negeri yang tidak mencukupi. Untuk itu berbagai kebijakan di bidang penanaman modal perlu diciptakan dalam upaya menarik pihak luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Masuknya PMA di Indonesia diatur oleh pemerintah dalam UU No 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan dilengkapi serta disempurnakan oleh UU No 11 tahun 1970 juga tentang penanaman modal asing. UU itu didukung oleh berbagai kemudahan yang dilengkapi dengan berbagai kebijakan.

2.5.2. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN

Pengertian PMDN yang terkandung dalam UU No.6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN mencakup kriteria sebagai berikut Bank Indonesia, 1995: a. Bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia; b. Dimiliki oleh negara ataupun swasta nasional dan swasta asing yang berdomisili di Indonesia; c. Guna menjalankan suatu usaha; d. Modal tersebut tidak termasuk dalam pengertian pasal 2 UU No.1 tahun 1967 tersebut diatas Pasal 1 ayat 1 PMDN merupakan bagian dari penggunaan kekayaan yang dapat dilakukan secara langsung oleh pemilik sendiri atau secara tidak langsung, antara lain melalui pembelian obligasi, saham, deposito, dan tabungan yang jangka waktunya minimal tahun. Menurut Undang-Undang tersebut, perusahaan yang dapat menggunakan modal dalam negeri dapat dibedakan antara perusahaan nasional dan perusahaan asing, dimana perusahaan nasional dapat dimiliki seluruhnyaa oleh negara dan atau swasta nasional ataupun sebagai usaha gabungan antara negara dan atau swasata nasional dengan swasta asing dimana sekurang-kurangnya 51 modal dimiliki oleh negara atau swasta nasional. Pada prinsipnya semua bidang usaha terbuka untuk swastaPMDN kecuali bidang-bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak dan strategis seperti listrik, dan air.

2.6. Teori Tenaga Kerja dan Upah