Upah Minimum Regional UMR

pengaturan ini adalah untuk menjaga agar tingkat upah tidak merosot terlalu bawah, meningkatkan daya beli pekerja, dan mempersempit kesenjangan secara bertahap antara mereka yang berpenghasilan tertinggi dan terendah. Penetapan upah minimum oleh pemerintah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja Kusnaini, 1998.

2.7. Upah Minimum Regional UMR

Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-03Men1997 tentang Upah Minimum Regional Bab 1 Pasal 1 ayat a menyebutkan bahwa: Upah Minimum Regional adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan termasuk tunjangan tetap di wilayah tertentu dalam suatu provinsi. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada bagian kedua mengenai pengupahan pasal 111 menyebutkan bahwa “2 Penetapan upah minimum dilaksanakan untuk tingkat daerah; Penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat 2 untuk daerah tertentu dapat dilaksanakan menurut sektor dan sub sektor”. Lebih lanjut PP No.81981 memberi pengertian tentang upah minimum adalah upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional, maupun sub sektoral. Dalam hal ini upah minimum adalah upah pokok dan tunjangan. Simanjuntak 2002 menyatakan bahwa pemerintah setiap tahun atau sekali dalam dua tahun menetapkan upah minimum untuk setiap provinsi atau untuk beberapa daerah kabupaten yang berdekatan. Tujuan penetapan upah minimum adalah untuk: a. Menghindari atau mengurangi persaingan yang tidak sehat sesama pekerja dalam kondisi pasar kerja yang surplus, yang mendorong mereka menerima upah dibawah tingkat kelayakan; b. Menghindari atau mengurangi kemungkinan eksploitasi pekerja oleh pengusaha yang memanfaatkan kondisi pasar kerja untuk akumulasi keuntungannya; c. Sebagai jaring pengaman untuk tingkat upah karena satu dan lain hal jangan turun lagi; d. Mengurangi tingkat kemiskinan absolut pekerja, terutama apabila tingkat upah minimum tersebut dikaitkan dengan kebutuhan dasar pekerja dan keluarganya; e. Mendorong peningkatan produktivitas baik melalui perbaikan gizi dan kesehatan pekerja maupun melalui upaya manajemen untuk memperoleh kompensasi atas peningkatan upah minimum; f. Meningkatkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum; g. Menciptakan hubungan industrial yang lebih aman dan harmonis. Upah W S L W 2 E 2 E 3 Upah Minimum W 1 E 1 D L N 2 N 1 N 3 Jumlah Tenaga Kerja N Gambar 2.3. Kurva Kebijakan Upah Minimum Pada gambar 2.3. terlihat bahwa keseimbangan pasar tenaga kerja berada pada titik keseimbangan E 1 dengan tingkat upah sebesar W 1 dan tingkat penggunaan tenaga kerja sebesar N 1 yang ditentukan dari interaksi permintaan D dan penawaran S terhadap tenaga kerja. Adanya penetapan nilai upah minimum akan meningkatkan tingkat upah menjadi W 2 sehingga keseimbangan akan bergeser menjadi E 2 dan permintaan tenaga kerja turun menjadi N 2 . Penetapan nilai upah minimum mengakibatkan penawaran tenaga kerja yang lebih tinggi E 3 dibandingkan permintaan tenaga kerja oleh perusahaan E 2 sehingga akan terjadi pengangguran N 2 -N 3 Prastyo, 2010. Dalam menetapkan upah tersebut perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain: kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya, tingkat upah pada umumnya di negara yang bersangkutan, biaya hidup dan perubahannya, sistem jaminan sosial nasional, kondisi dan kemampuan perusahaan, serta tujuan nasional seperti mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan produktivitas. Ketentuan upah minimum dapat ditetapkan berlaku untuk seluruh daerah di suatu negara, atau semua sektor di seluruh daerah atau berbeda menurut daerah dan sektor. Semakin banyak variasi ketentuan upah minimum semakin lebih mencerminkan kondisi pasarnya akan tetapi semakin besar beban administrasinya Simanjuntak, 1996.

2.8. Penelitian Terdahulu