sampah dan persepsi responden terhadap keberadaan TPAS Cipayung. Analisis deskriptif ini akan diukur menggunakan skala perbedaan semantik.
Persepsi responden mengenai mengganggu atau tidak atas keberadaan TPAS dinilai menggunakan skala perbedaan semantik dengan pemberian nilai
oleh responden pada skala yang terdiri dari lima butir mulai dari skala terendah hingga tertinggi, misalnya sangat tidak berbahaya diberi nilai 1, tidak berbahaya
diberi nilai 2, cukup berbahaya diberi nilai 3, berbahaya diberi nilai 4 dan sangat berbahaya diberi nilai 5 Nazir, 1988. Analisis awal yang dilakukan adalah
mendeskripsikan data yang diperoleh dengan mempresentasikan hasil tersebut dengan menggunakan software Microsoft Excell 2007 dan tahap akhir adalah
menginterpretasikannya.
4.4.2 Analisis Kesediaan Menerima dari Responden Terhadap Dana Kompensasi
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat bersedia atau tidak untuk menerima dana kompensasi dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Analisis data ini menggunakan alat analisis regresi logistik, dengan menggunakan model logistik dapat diduga peluang responden untuk
menerima atau tidak menerima kompensasi. Berdasarkan teori yang berkaitan dengan WTA, maka bentuk persamaan regresi logistik untuk responden yang
bersedia menerima dan tidak bersedia menerima kompensasi adalah sebagai berikut :
i 1
i
L +
+ +
+ +
+ +
=
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1
X X
X X
X X
........ 4.1 Estimasi parameter yang diharapkan adalah
0, 2,
3, 5
0 dan
1, 4,
6
dimana:
L
i
= peluang responden bersedia menerima dana kompensasi yang diberikan bernilai 1 untuk bersedia dan bernilai 0 untuk tidak
= konstanta
1 4
= koefisien
regresi X
1
= tingkat pendidikan tahun
X
2
= jumlah
tanggungan orang
X
3
= besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak
dari TPAS
rupiahbulan X
4
= jarak tempat tinggal dengan lokasi TPAS meter X
5
= lama tinggal di sekitar lokasi TPAS tahun X
6
= pendapatan
rupiahbulan i
= responden
ke i
i=1, 2, ,
100 =
galat Variabel bebas yang digunakan untuk menganalisis kesediaan atau
ketidaksediaan responden dalam menerima dana kompensasi adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, besarnya biaya yang dikeluarkan responden
untuk menanggulangi dampak dari TPAS, jarak tempat tinggal dengan lokasi TPAS, lama tinggal di sekitar lokasi TPAS, dan pendapatan.
Variabel tingkat pendidikan diduga berbanding terbalik dengan peluang responden bersedia menerima dana kompensasi. Semakin lama waktu pendidikan
formal yang diperoleh responden, maka akan semakin banyak pengetahuan responden tentang pentingnya kualitas lingkungan dan bahwa kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh keberadaan TPAS tidak terbayarkan. Sehingga responden cenderung untuk tidak bersedia menerima dana kompensasi.
Variabel jarak diduga memiliki hubungan negatif dengan peluang kesediaan menerima kompensasi. Semakin dekat jarak tempat tinggal responden
dengan TPAS, maka dampak yang harus ditanggung responden semakin besar, terutama dampak bau, pencemaran air, dan adanya lalat-lalat yang dapat menjadi
sumber penyakit. Sehingga responden akan cenderung tidak menyukai TPAS dan cenderung untuk tidak bersedia menerima dana kompensasi. Begitu juga dengan
variabel pendapatan yang berbanding terbalik dengan peluang responden bersedia menerima dana kompensasi.
Jumlah tanggungan diduga berbanding lurus dengan peluang responden tersebut bersedia menerima kompensasi. Semakin banyak tanggungan responden,
semakin banyak pula materi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga responden akan bersedia menerima dana kompensasi. Begitu juga
dengan biaya dan lama tinggal responden di sekitar lokasi TPAS diduga memilki hubungan positif dengan peluang kesediaan menerima kompensasi, maka
responden akan cenderung bersedia menerimanya.
4.4.3 Analisis Nilai WTA dari Masyarakat Terhadap Keberadaan TPAS Cipayung