dilakukan dengan uji Keandalan yang melihat R squared dari model Ordinary Least Square OLS.
4.4.4 Analisis Fungsi Willingness to Accept
Analisis fungsi WTA bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi WTA masyarakat Kelurahan Cipayung terhadap peningkatan
kesejahteraan melalui penerimaan kompensasi. Alat analisis ini akan digunakan model regresi berganda. Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori yang berkaitan
dengan WTA, maka persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5 4
3 2
1
X X
X X
X
5 4
3 2
1 i
midWTA
+ +
+ +
+ =
i
+ +
+ +
8 8
7 7
6 6
X X
X . ...........................................4.5
Estimasi parameter yang diharapkan adalah
0, 1 2, 4, 6
0; dan
3, 5, 7, 8
dimana: midWTA
i
= nilai
tengah WTA
responden =
konstanta
1
, ,
7
= koefisien regresi X
1
= tingkat
pendidikan tahun
X
2
= jumlah
tanggungan orang
X
3
= jarak
tempat tinggal
meter X
4
= tingkat gangguan bernilai 1 untuk sangat tidak mengganggu , nilai 2 untuk tidak mengganggu , nilai 3 untuk biasa saja ,
nilai 4 untuk mengganggu , dan nilai 5 untuk sangat mengganggu
X
5
= penilaian kondisi sampah bernilai 1 untuk sangat buruk , nilai 2 untuk buruk , nilai 3 untuk biasa saja , nilai 4 untuk
baik , dan nilai 5 untuk sangat baik X
6
= besar biaya yang harus dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak kebenaran TPAS rupiah
X
7
= penilaian responden terhadap pengelolaan sampah bernilai 1 untuk sangat buruk , nilai 2 untuk buruk , nilai 3 untuk
biasa saja , nilai 4 untuk baik , dan nilai 5 untuk sangat baik
X
8
= pendapatan
rupiahbulan i
= responden
ke-i yang
bersedia menerima
dana kompensasi
i =
1, 2, ,80
= galat
Variabel yang diduga berbanding lurus dengan nilai WTA adalah variabel tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, tingkat gangguan dan besarnya biaya
yang harus dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS. Tingginya tingkat pendidikan seseorang maka orang tersebut memiliki
pengetahuan yang tinggi mengenai dampak negatif atas keberadaan TPAS dan akan berpikir bahwa kerugian yang ditanggung harus diganti dengan nilai yang
layak dan dapat menutupi semua kerugian yang dialami. Jumlah tanggungan terkait dengan banyaknya anggota keluarga yang harus
menanggung dampak dari TPAS. Semakin tinggi jumlah tanggungan maka semakin tinggi pula nilai kompensasi yang diinginkan responden. Tingginya
tingkat gangguan yang dirasakan masyarakat diduga juga berpengaruh positif terhadap nilai WTA. Semakin tinggi tingkat gangguan yang dirasakan maka
semakin tinggi nilai kompensasi yang bersedia diterima responden. Variabel terakhir yang diduga berpengaruh positif terhadap nilai WTA adalah biaya.
Apabila semakin tinggi biaya yang dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak negatif TPAS maka nilai kompensasi yang bersedia diterima responden
akan semakin tinggi. Biaya yang dikeluarkan responden mencakup biaya pengobatan dan pencegahan penyakit yang diakibatkan dampak dari keberadaan
TPAS.
Sedangkan variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTA adalah variabel jarak rumah dari lokasi TPAS, penilaian kondisi sampah,
penilaian responden terhadap pengolahan sampah, dan pendapatan. Jarak tempat tinggal diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTA, semakin dekat jarak
tempat tinggal responden dengan TPAS akan semakin banyak pula dampak yang dirasakan responden sehingga nilai kompensasi yang diinginkan lebih tinggi
dibandingkan responden yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi TPAS. Penilaian kondisi sampah juga diduga berpengaruh negatif terhadap nilai
WTA. Penilaian kondisi sampah yang dimaksudkan disini terkait dengan volume sampah yang masuk ke TPAS setiap harinya. Jika sampah sudah melebihi
kapasitas yang sanggup di tanggung TPAS, artinya kondisi sampah sudah buruk dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyrakat di sekitar TPAS.
Penilaian kondisi sampah disini dinilai dengan nilai 1 untuk sangat buruk , nilai 2 untuk buruk , nilai 3 untuk biasa saja , nilai 4 untuk baik , dan nilai 5 untuk
sangat baik . Sehingga semakin buruk kondisi sampah menyebabkan semakin tingginya nilai kompensasi yang bersedia diterima responden.
Penilaian responden terhadap pengolahan sampah terkait dengan baik atau buruknya penilaian responden terhadap pengolahan sampah yang telah dilakukan
di TPAS. Semakin buruk penilaian responden terhadap pengelolaan sampah, maka semakin tinggi nilai kompensasi yang bersedia diterima masyarakat. Pendapatan
responden diduga berpengaruh negatif, yang berarti semakin tinggi pendapatan responden, maka responden tersebut merasa berkecukupan untuk mengeluarkan
biaya untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS.
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1