mengganggu atau tidaknya keberadaan TPAS terhadap kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada Gambar 22.
Biasa sa ja Mengga nggu
Sa nga t Mengga nggu
Gambar 22. Persepsi Responden Berdasarkan Penilaian Mengganggu atau Tidaknya Keberadaan TPAS di Kelurahan Cipayung Tahun
2009 Sebagian besar responden menilai bahwa keberadaan TPAS sangat
mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini terkait dengan persepsi responden mengenai dampak negatif dari sampah yang berbahaya, kondisi air,
udara dan lingkungan yang bermasalah, kondisi pemukiman saat ini yang buruk, serta kondisi sampah di TPAS yang buruk.
6.2 Analisis Kesediaan Menerima Responden Terhadap Dana
Kompensasi Keberadaan TPAS memberikan dampak negatif terhadap kondisi
lingkungan di sekitar TPAS. Hal ini berdampak pada masyarakat yang bermukim di sekitar TPAS. Dampak yang ditimbulkan berupa pencemaran udara bau,
pencemaran air, merusak pemandangan alam, dan berjangkitnya penyakit. Dampak negatif tersebut dirasakan masyarakat sangat mengganggu kehidupan
sehari-hari mereka. Kondisi ini merugikan masyarakat yang terkena dampak negatif atas
keberadaan TPAS. Kerugian yang dirasakan masyarakat tidak hanya berupa non materi tetapi juga kerugian materi. Masyarakat yang tinggal di sekitar TPAS
terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk menanggulangi dampak negatif keberadaan TPAS.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berpikir perlu adanya ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi TPAS. Ganti rugi ini
berupa dana kompensasi atas penurunan kualitas lingkungan tempat tinggal mereka akibat keberadaan TPAS. Maka itu diperlukan adanya informasi mengenai
kesediaan masyarakat menerima dana kompensasi. Variabel respon yang digunakan dalam analisis kesediaan menerima
masyarakat terhadap dana kompensasi adalah peluang responden memilih bersedia atau tidak bersedia menerima dana kompensasi yang diberikan
pemerintah atas diterimanya penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS Cipayung. Jika responden bersedia menerima dana kompensasi, maka
diberi nilai satu, sedangkan jika responden tidak bersedia menerima dana kompensasi, maka diberi nilai nol.
Berdasarkan 100 responden yang dimintai pendapatnya mengenai kesediaan atau ketidaksediaan menerima dana kompensasi, terdapat 80
responden yang bersedia menerima dana kompensasi dan 20 responden yang tidak bersedia menerima dana kompensasi. Adapun alasan responden tidak
bersedia menerima dana kompensasi antara lain karena kesehatan tidak dapat dibeli dengan uang, dampak negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat
akibat keberadaan TPAS tidak sebanding dengan dana kompensasi yang akan diberikan, dan seharusnya pemerintah membuat kebijakan realokasi tempat
tinggal penduduk ke lokasi yang lebih baik dan layak untuk dijadikan pemukiman. Pengolahan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan
menerima responden terhadap dana kompensasi dalam penelitian ini dengan memasukan beberapa variabel bebas. Variabel tersebut yaitu tingkat pendidikan
responden, jumlah tanggungan, jarak tempat tinggal dari lokasi TPAS, besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak keberadaan
TPAS, lama tinggal responden di sekitar lokasi TPAS, dan pendapatan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, maka didapat model yang tepat
untuk peluang responden bersedia atau tidak bebersedia menerima dana kompensasi dan variable-variabel yang secara nyata dapat mempengaruhi
peluang. Model ini sebagai model terbaik dari beberapa alternatif dengan memperhatikan persyaratan kriteria spesifikasi model yaitu kriteria ekonomi,
kriteria ekonometrika, dan kriteria statistik. Hasil analisis regresi logit untuk peluang responden bersedia atau tidak bersedia menerima dana kompensasi dapat
dilihat pada Tabel 9. Data pada Tabel 9 menyajikan informasi mengenai variabel-variabel
penjelas yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi peluang jawaban bersedia atau tidak bersedia menerima dana kompensasi. Variabel yang berpengaruh secara
signifikan terhadap model dilihat dari nilai P-value dan nilai odds ratio. Hasil perhitungan analisis regresi logistik menampilkan statistik G, derajat bebas DF,
dan P-value. Statistik G adalah pengujian hipotesis untuk melihat apakah semua koefisien faktor-faktor yaitu tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak tempat
tinggal dari lokasi TPAS, dan lama tinggal responden di sekitar lokasi TPAS sama dengan nol.
Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Logistik Kesediaan Menerima Responden Terhadap Dana Kompensasi
Variabel
Koefisien P- value
Odds Ratio
Constant
23,389
0,003 X
1
-1,583
a
0,005 0.21
X
2
-0,968
0,245 0,38
X
4
0,006
c
0,076 1,01
X
5
0,038
0,467 1,04
X
6
0,1E-6
0,812 1,00
Log-Likelihood = -15,422 Test that all slopes are zero : G = 69,236, DF= 5, P-value = 0,000
Goodness-of-Fit Test Method
Chi-Square DF
P
Pearson 26,117
88 1,000
Deviance 30,845
88 1,000
Hosmer-Lemeshow 3,601
8 0,891
Ket: Taraf nyata a, b, c, d, dan e untuk masing-masing 1 , 5, 10 , 15, dan 20
Berdasarkan hasil log-likelihood sebesar -15,422 menghasilkan statistik G sebesar 69,236 dan P-value bernilai 0,000 yang berarti tolak hipotesis nol pada
taraf nyata 0,01. Hal tersebut berarti bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nol atau variabel-variabel bebas secara serentak
berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia atau tidak bersedia menerima dana kompensasi. Selain itu, dengan melihat nilai P pada Pearson
bernilai 1,000, Deviance bernilai 1,000, dan Hosmer-Lemeshow bernilai 0,891 dimana nilai P tersebut lebih besar dari taraf nyata 0,01, maka model regresi yang
dihasilkan cukup layak. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh model logit yang sesuai untuk analisa kesediaan menerima responden terhadap dana
kompensasi, yaitu: Li = 23,389 1,583 X
1
0,968 X
2
+ 0,006 X
4
+ 0,038 X
5
+ 0,1E-6 X
6
+ Pada model tersebut variabel-variabel bebas yang memiliki pengaruh
nyata terhadap peluang kesediaan responden menerima dana kompensasi yaitu tingkat pendidikan dan jarak tempat tinggal dari lokasi TPAS. Hal ini dilihat
berdasrkan nilai P-value masing-masing yaitu 0,005 dan 0,076 dimana nilai tersebut tidak melebihi nilai alpha sebesar 0,1. Ini berarti ketiga variabel tersebut
berpengaruh nyata terhadap kesediaan menerima responden terhadap dana kompensasi. Berikut ini akan diuraikan variabel-variabel bebas yang berpengaruh
nyata, yaitu: 1.
Tingkat pendidikan Variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata pada taraf 1 dan memiliki
nilai koefisien bertanda negatif - yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka peluang responden untuk bersedia menerima
kompensasi akan semakin kecil. Responden tersebut akan berpikir kembali jika akan menyatakan bersedia menerima dana kompensasi. Nilai odds ratio
sebesar 0,21 dapat diartikan bahwa responden yang tingkat pendidikannya 1 tahun lebih tinggi, maka peluang kesediaan menerima dana kompensasinya
0,21 kali lebih rendah dibandingkan penduduk yang tingkat pendidikannya 1 tahun lebih rendah, dengan asumsi cateris paribus. Dengan kata lain
responden dengan tingkat pendidikan yang tingggi memiliki peluang yang kecil dalam kesediaan menerima dana kompensasi, dengan asumsi cateris
paribus. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan, maka responden semakin mengerti arti penting lingkungan yang baik serta
memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai dampak negatif atas keberadaan TPAS. Sehingga responden akan berpikir bahwa penurunan kualitas
lingkungan dan kerugian yang dialami tidak layak diganti dengan uang, maka responden cenderung untuk tidak akan bersedia menerima dana kompensasi.
2. Jarak rumah dari lokasi TPAS
Variabel jarak berpengaruh nyata pada taraf 10 dan memiliki nilai koefisien bertanda positif + yang berarti semakin jauh jarak rumah responden dari
lokasi TPAS, maka peluang reponden untuk bersedia menerima dana kompensasi akan semakin besar. Hal ini berarti responden cenderung akan
bersedia menerima dana kompensasi. Nilai odds ratio sebesar 1,01 dapat diartikan bahwa responden yang jarak
rumahnya dari lokasi TPAS lebih jauh 1 meter, maka peluang kesediaan menerima dana kompensasinya 1,01 kali lebih tinggi dibandingkan responden
yang jarak rumahnya dari lokasi TPAS 1 meter lebih dekat, dengan asumsi cateris paribus. Dengan kata lain responden yang lebih jauh jarak rumahnya
dari lokasi TPAS memiliki peluang lebih besar dalam menerima dana kompensasi, cateris paribus.
Sedangkan semakin dekat jarak rumah responden dari lokasi TPAS, maka responden cenderung tidak bersedia menerima dana kompensasi. Hal ini
berdasarkan fakta dilapangan bahwa semakin dekat jarak rumah responden dari lokasi TPAS maka akan semakin banyak dampak negatif yang dialami.
Dampak negatif yang dialami responden yang jarak rumahnya jauh dari TPAS hanyalah bau. Namun responden yang jarak rumahnya dekat dengan
TPAS mengalami dampak yang lebih banyak yaitu bau, rawan terkena penyakit, dan sampah-sampah yang berserakan di lingkungan mereka.
Maka apabila dilihat dari dampak negatif yang dialami responden, semakin dekat jarak rumah responden dari lokasi TPAS maka semakin banyak
kerugian yang dialaminya. Sehingga responden lebih memilih tidak bersedia
menerima dana kompensasi dan lebih memilih untuk dipindahkannya lokasi TPAS dari lingkungan Cipayung. Sedangkan semakin jauh jarak rumah
responden dari lokasi TPAS maka kerugian yang dilami tidak terlalu banyak, sehingga responden akan cenderung bersedia menerima dana kompensasi.
Sedangkan variabel bebas yang tidak berpengaruh nyata dalam model ini adalah variabel jumlah tanggungan, lama tinggal responden di sekitar lokasi
TPAS, dan pendapatan. Hal ini dilihat dari nilai P-value masing-masing yaitu 0,245, 0,467, dan 0,812. Nilai P-value ini lebih besar dari 0.2, yang berarti lebih
besar dari taraf nyata yang ditolerir yaitu 20, sehingga variabel tersebut tidak berpengaruh nyata dalam model.
Jadi variabel yang berpengaruh nyata terhadap peluang kesediaan responden menerima dana kompensasi adalah tingkat pendidikan dan jarak rumah
dari lokasi TPAS, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah jumlah tanggungan, lama tinggal responden di sekitar lokasi TPAS, dan pendapatan. Hal
ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harianja 2006 bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap peluang
kesediaan responden menerima dana kompensasi atas keberadaan TPAS Bantar Gerbang adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan kepuasan responden
terhadap dana kompensasi yang telah diberikan.
6.3 Analisis