objek dalam suatu skala bipolar dengan lima buah titik. Skala bipolar adalah skala yang berlawanan seperti baik-buruk, cepat-lambat, bersih-kotor, dan sebagainya.
Alternatif jawaban misalnya, nilai 5 untuk sangat bersih , nilai 4 untuk bersih , nilai 3 untuk biasa saja , nilai 2 untuk kotor , nilai 1 untuk sangat kotor
Nazir, 1988. Menurut Rakhmat 2007, skala perbedaan semantik berusaha mengukur
makna suatu objek pada diri seseorang. Responden diminta untuk menilai konsep tertentu. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek pada skala yang
terdiri dari beberapa butir. Skala ini terdiri dari tiga dimensi : 1 jujur-tidak jujur, bersih-kotor, baik-buruk, bernilai-tidak bernilai dimensi evaluasi; 2 besar-
kecil, kuat-lemah dimensi potensi; 3 aktif-pasif, cepat-lambat, hangat-dingin dimensi aktivitas.
2.4 Eksternalitas
Ekternalitas secara umum diartikan sebagai dampak yang terjadi oleh pihak yang melakukan suatu kegiatan terhadap pihak lain. Mangkoesoebroto
1993 mendefinisikan eksternalitas sebagai keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar. Eksternalitas terjadi bila suatu
kegiatan menimbulkan manfaat danatau biaya bagi kegiatan atau pihak di luar pelaksana kegiatan tersebut.
Mangkoesoebroto 1993 juga membagi ekternalitas menjadi dua berdasarkan dampak yang ditimbulkannya yaitu ekternalitas negatif dan
ekternalitas positif. Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya
kompensasi dari pihak yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas negatif adalah
apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan. Eksternalitas dalam suatu aktivitas dapat menimbulkan inefisiensi
apabila tindakan yang mempengaruhi pihak lain akibat dilakukannya aktivitas tersebut tidak tercermin dalam sistem harga.
2.5 Metode
Estimasi Penilaian Lingkungan
dengan Contingent Valuation
Method
Terdapat berbagai metode untuk mengukur nilai dari suatu barang lingkungan, diantaranya adalah Hedonic Pricing HPM, Travel Cost Method
TCM, Production Function Approach, dan Contingent Valuation Method CVM Hanley dan Spash, 1993. Penelitian ini menggunakan metode CVM.
Metode valuasi kontingensi yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1963, merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan semua komoditas yang
tidak diperjualbelikan di pasar dapat diestimasi nilai ekonominya, termasuk nilai ekonomi dari barang lingkungan. Metode ini merupakan cara perhitungan secara
langsung dengan titik berat preferensi individu menilai benda publik yang penekanannya pada standar nilai uang.
Metode CVM menggunakan pendekatan secara langsung yang pada dasarnya menanyakan kepada masyarakat berapa besarnya maksimum kesediaan
untuk membayar WTP manfaat tambahan yang diperoleh dari penggunaan danatau berapa besarnya kesediaan untuk menerima WTA kompensasi dari
penurunan kualitas barang lingkungan Hanley dan Spash, 1993. Asumsi dasar dari CVM adalah bahwa individu-individu memahami benar
pilihan masing-masing dan cukup mengenal kondisi lingkungan yang dinilai. Selain itu, apa yang dikatakan individu-individu tersebut adalah apa yang
sungguh-sungguh akan dilakukan jika pasar untuk barang-barang lingkungan benar-benar terjadi. Tujuan dari CVM adalah untuk menghitung nilai atau
penawaran yang mendekati, jika pasar dari barang-barang lingkungan tersebut benar-benar ada. Oleh karena itu, pasar hipotetik kuesioner dan responden harus
sebisa mungkin mendekati kondisi pasar yang sebenarnya. Responden harus mengenal dengan baik barang yang ditanyakan dalam kuesioner dan alat hipotetik
yang dipergunakan untuk pembayaran, seperti pajak dan biaya masuk secara langsung.
Terdapat beberapa tahap dalam penerapan analisis CVM Hanley dan Spash, 1993, yaitu :
1. Membuat Pasar Hipotetik Setting Up the Hypothetical Market
2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTAWTP Obtaining Bids
3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP danatau Nilai Tengah WTA
Calculating Average WTP andor Mean WTA 4.
Memperkirakan Kurva Penawaran Estimating Bid Curve 5.
Menjumlahkan Data Agregating Data 6.
Mengevaluasi Penggunaan CVM Evaluating the CVM Exercise Pendekatan WTA merupakan suatu ukuran dalam konsep penilaian
ekonomi dari barang lingkungan. Ukuran ini memberikan informasi tentang besarnya dana kompensasi yang bersedia diterima oleh masyarakat atas penurunan
kualitas lingkungan di sekitarnya yang setara dengan biaya perbaikan kualitas lingkungan tersebut. Penilaian barang lingkungan dari sisi WTA mempertanyakan
berapakah jumlah minimum uang bersedia diterima oleh seseorang rumah tangga setiap bulan atau setiap tahunnya sebagai kompensasi atas diterimanya kerusakan
lingkungan.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam perhitungan WTA untuk menilai peningkatan atau kemunduran kondisi lingkungan antara lain :
1. Menghitung jumlah yang bersedia diterima oleh individu untuk mengurangi
dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan 2.
Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat akibat semakin menurunya kualitas lingkungan.
3. Melalui suatu survei untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat
menerima dana kompensasi dalam rangka mengurangi dampak negatif pada lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik.
Perhitungan WTA dapat dilakukan secara langsung direct method dengan melakukan survei dan secara tidak langsung indirect method dengan
menghitung nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang terjadi. Dalam penelitian ini perhitungan WTA dilakukan secara langsung direct method
dengan cara survey dan melakukan wawancara terhadap masyarakat Kelurahan Ciapayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
2.6 Regresi Logistik