mereka berprofesi sebagai pegawai swasta dan pedagang yang rata-rata pendapatannya berkisar Rp 1.000.000,00 sampai Rp 2.000.000,00 perbulan.
Tidak semua responden yang bekerja sebagai pedagangwiraswasta memiliki pendapatan dengan level tersebut, terdapat pula yang berpenghasilan
pada level yang terendah yaitu kurang dari Rp 1.000.000,00 perbulan. Responden yang pendapatannya pada level rendah tersebut selain terdiri dari responden yang
bekerja sebagai pedagangwiraswasta usaha kecil, juga terdiri dari responden yang bekerja sebagai buruh dan pemulung.
Sedangkan responden yang level pendapatannya berada pada level tertinggi yaitu lebih besar dari Rp 4.000.000,00 perbulan merupakan responden
yang bekerja sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, dan pedagangwiraswasta yang cukup berhasil dalam usahanya, misalnya pengusaha toko bangunan.
Distribusi tingkat pendapatan responden di Kelurahan Cipayung dapat dilihat pada Gambar 11.
Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.001,00-Rp 2.000.000,00
Rp 2.000.001,00-Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.001,00-Rp 4.000.000,00
Rp 4.000.000,00
Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
5.3.6 Jumlah Tanggungan
Persentase jumlah tanggungan responden terbesar adalah memiliki tiga orang tanggungan, yaitu sebesar 44. Hal ini dikarenakan di Kelurahan
Cipayung program keluarga berencana KB sudah diterapkan masyarakatnya.
Jumlah tanggungan yang dimaksudkan disini mencakup keluarga inti istrisuami dan anak serta tambahan tanggungan bukan keluarga inti yang tinggal di rumah
responden. Perbandingan persentase jumlah responden sesuai dengan jumlah tanggungan masing-masing dapat dilihat pada Gambar 12.
2 ora ng 3 ora ng
4 ora ng 5 ora ng
6 ora ng 6 orang
Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
5.3.7 Lama Tinggal di Kelurahan Cipayung
Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan lamanya responden tersebut berdomisili di Kelurahan Cipayung,
yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang. Mayoritas Responden merupakan penduduk asli karena sudah tinggal di wilayah Cipayung selama lebih dari 20
tahun yaitu sebesar 72. Sebagian responden yang merupakan penduduk pendatang ke Cipayung karena memanfaatkan TPAS menjadi sumber pendapatan,
tetapi ada pula penduduk pendatang yang tinggal di wilayah Cipayung karena terpaksa tidak punya anggaran untuk membeli rumah di kawasan lain yang lebih
mahal dan alasan lainnya. Persentase jumlah responden sesuai dengan lama responden tersebut tinggal di kelurahan Cipayung dapat dilihat pada Gambar 13.
10 tahun 11-20 tahun
21-30 tahun 31-40 tahun
40 tahun
Gambar 13.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
5.3.8 Jarak Tempat Tinggal Dari TPAS Cipayung
TPAS Cipayung terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk, maka dari itu tempat tinggal penduduk berada mengelilingi TPAS dan sangat dekat
jaraknya. Berdasarkan survei yang dilakukan dari seluruh responden diketahui tempat tinggal mereka merupakan milik sendiri. Persentase responden terbesar
yaitu responden yang bertempat tinggal pada jarak terdekat dengan TPAS kurang dari 200 meter sebesar 30 dan responden yang bertempat tinggal pada jarak
lebih dari 200 sampai 400 meter sebesar 27. Rata-rata responden yang betempat tinggal pada level terdekat adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai
pemulung, namun terdapat pula responden yang bukan berprofesi sebagai pemulung. Sedangkan Jarak tempat tinggal responden pada level yang terjauh
yaitu 800 meter adalah responden dengan keadaan ekonomi yang cukup baik. Persentase jumlah responden sesuai dengan jarak tempat tinggal dari TPAS
Cipayung dapat dilihat pada Gambar 14.
200 meter 201-400 meter
401-600 meter 601-800 meter
800 meter
Gambar 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal dari TPAS di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Persepsi Masyarakat Kelurahan Cipayung Terhadap Keberadaan
TPAS Cipayung
Persepsi masyarakat Cipayung terhadap keberadaan TPAS terlebih dahulu dilihat berdasarkan persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan Kelurahan
Cipayung sebelum dan sesudah keberadaan TPAS. Setelah itu baru dilihat berdasarkan persepsi masyarakat atas keberadaan TPAS. Persepsi masyarakat
tersebut diukur mengunakan skala perbedaan semantik dengan tujuan mengukur persepsi responden melalui skala bipolar, yaitu skala yang berlawanan seperti
sangat baik-sangat buruk, sangat bersih-sangat kotor, sangat tidak berbahaya- sangat berbahaya, dan sebagainya.
6.1.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi Lingkungan Sebelum dan Sesudah
Keberadaan TPAS
Lingkungan merupakan salah satu bagian dari ekosistem tempat manusia hidup dan berinteraksi. Keberadaan lingkungan memiliki arti penting dalam
menunjang kehidupan manusia. Kondisi dan kualitas lingkungan yang baik dapat dapat membantu mewujudkan kualitas manusia yang lebih baik.
Pembangunan TPAS memberikan perubahan yang besar bagi kondisi dan kualitas lingkungan di Kelurahan Cipayung. Perubahan tersebut berupa
pencemaran udara dan air, berkembangnya bibit penyakit yang bersumber dari lalat, terganggunya keindahan alam, dan lainnya.
Perubahan kondisi lingkungan dari sebelum keberadaan TPAS dan sesudah keberadaan TPAS sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Hasil
penelitian terhadap 100 responden di Kelurahan Cipayung menunjukan bahwa sebagian besar responden menilai kondisi lingkungan sebelum keberadaan TPAS