menerima dana kompensasi dan lebih memilih untuk dipindahkannya lokasi TPAS dari lingkungan Cipayung. Sedangkan semakin jauh jarak rumah
responden dari lokasi TPAS maka kerugian yang dilami tidak terlalu banyak, sehingga responden akan cenderung bersedia menerima dana kompensasi.
Sedangkan variabel bebas yang tidak berpengaruh nyata dalam model ini adalah variabel jumlah tanggungan, lama tinggal responden di sekitar lokasi
TPAS, dan pendapatan. Hal ini dilihat dari nilai P-value masing-masing yaitu 0,245, 0,467, dan 0,812. Nilai P-value ini lebih besar dari 0.2, yang berarti lebih
besar dari taraf nyata yang ditolerir yaitu 20, sehingga variabel tersebut tidak berpengaruh nyata dalam model.
Jadi variabel yang berpengaruh nyata terhadap peluang kesediaan responden menerima dana kompensasi adalah tingkat pendidikan dan jarak rumah
dari lokasi TPAS, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah jumlah tanggungan, lama tinggal responden di sekitar lokasi TPAS, dan pendapatan. Hal
ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harianja 2006 bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap peluang
kesediaan responden menerima dana kompensasi atas keberadaan TPAS Bantar Gerbang adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan kepuasan responden
terhadap dana kompensasi yang telah diberikan.
6.3 Analisis
Willingness to Accept
Pendekatan CVM dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis WTA responden terhadap keberadaan TPAS Cipayung. Hasil pelaksanaan enam
langkah kerja dalam metode CVM adalah sebagai berikut:
1. Membangun pasar hipotetis setting up the hypothetical market
Pemkot Depok berencana memberikan ganti rugi kepada masyarakat Cipayung atas penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS. Ganti
rugi ini berupa dana kompensasi yang akan diberikan Pemkot Depok kepada masyarakat di sekitar lokasi TPAS yang terkena dampak negatif. Berdasarkan
hal tersebut responden diberikan informasi mengenai rencana pemberian dana kompensasi tersebut. Informasi ini bertujuan agar tercipta singkronisasi antara
Pemkot Depok dan masyarakat Cipayung yang terkena dampak negatif atas keberadaan TPAS. Selain itu pemberian dana kompensasi ini ditujukan
sebagai pertanggungjawaban atas dipakainya tanah seluas 11,6 ha di wilayah Cipayung yang dijadikan TPAS.
Besar dana kompensasi akan ditanyakan kepada masyarakat di sekitar TPAS Cipayung. Besarnya dana kompensasi adalah nilai yang bersedia mereka
terima atas penurunan kualitas lingkungan sebagai dampak dari keberadaan TPAS. Kisaran nilai dana kompensasi yaitu berkisar antara Rp
30.000,00KKbulan sampai Rp 50.000,00KKbulan. 2.
Memperoleh nilai WTA obtaining bids Berdasarkan pernyataan dan interval nilai yang ditawarkan dalam kuesioner,
maka diperoleh pilihan besarnya nilai dana kompensasi yang bersedia diterima responden. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh rata-
rata nilai WTA responden sebesar Rp 54.300,00. Nilai ini mencerminkan keinginan responden terhadap nilai WTA. Umumnya responden
menginginkan dana kompensasi yang tinggi karena biaya hidup yang semakin
meningkat sekarang ini. Nilai tersebut dianggap dapat menutup biaya hidup termasuk biaya kesehatan dan air minum yang semakin tinggi.
3. Menghitung dugaan nilai tengah WTA estimating mean WTAEWTA
Dugaan nilai tengah WTA EWTA responden dihitung berdasarkan data distribusi WTA responden. Data distribusi WTA responden dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi WTA Responden di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
Sumber: Data diolah
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh rataan WTA EWTA sebesar Rp 52.750,00. Nilai ini lebih besar dibandingkan
nilai dana kompensasi yang direncanakan DKP Kota Depok yaitu berkisar Rp 30.000,00 sampai Rp 50.000,00.
4. Menduga bid curve
Kurva WTA responden berdasarkan nilai WTA responden terhadap dana kompensasi. Kurva WTA ini menggambarkan hubungan tingkat WTA yang
diinginkan dalam Rpbulan dengan jumlah masyarakat orang. Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden, didapatkan kurva WTA yang dapat
dilihat pada Gambar 23.
No Kelas
WTA RpKKbulan
Frekuensi orang
Persentase
1 20.000-29.000
4 5,00
2 30.000-39.000
13 16,25
3 40.000-49.000
15 18,75
4 50.000-59.000
20 25,00
5 60.000-69.000
6 7,50
6 70.000-79.000
8 10,00
7 80.0000-89.000
3 3,75
8 90.000-100.000
11 13,75
Jumlah Sampel 80
100,00
Gambar 23. Dugaan Kurva WTA Responden di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
5. Menentukan WTA total
Hasil perhitungan TWTA dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTA responden sebesar Rp 4.666.500,00
Pemkot Depok tidak pernah memberikan dana kompensasi sebelumnya kepada masyarakat Cipayung. Jika Pemkot berencana memberikan dana
kompensasi, maka nilai dana kompensasi yang akan diberikan dalam satuan Rpbulan. Nilai rata-rata yang diinginkan responden adalah sebesar Rp
52.750,00KKbulan. Total WTA TWTA responden adalah sebesar Rp 4.585.500,00bulan. Setelah diperoleh nilai total WTA responden maka dapat
diduga nilai total WTA masyarakat sebesar Rp 279.231.700,00bulan.
Tabel 11. Total WTA TWTA Responden di Kelurahan Cipayung Tahun 2009
Sumber: Data diolah
6. Evaluasi pelaksanaan CVM
Berdasarkan hasil analisa regresi berganda, diperoleh nilai R square sebesar 75,7 dan adjusted R square sebesar 73,7 . Penelitian yang berkaitan
No Kelas WTA RpKKbulan Frekuensi
orang Jumlah
Rp
1 20.000-29.000
4 98.000,00
2 30.000-39.000
13 448.500,00
3 40.000-49.000
15 667.500,00
4 50.000-59.000
20 1.090.000,00
5 60.000-69.000
6 387.000,00
6 70.000-79.000
8 596.000,00
7 80.0000-89.000
3 253.500,00
8 90.000-100.000
11 1.045.000,00
Jumlah Sampel 80
4.585.500,00
dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R square sampai dengan 15 Mitchell dan Carson, 1989 dalam Harianja, 2006 dan nilai
adjusted R square bertanda positif maka uji t dan uji F dapat dilakukan. Oleh karena itu hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian mengenai WTA ini
dapat diyakini kebenarannya atau keandalannya realible. Nilai WTA responden yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebesar
Rp 54.300,00bulan. Nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utari tentang WTP dan WTA masyarakat
terhadap TPAS Pondok Rajeg Kabupaten Bogor, yaitu nilai WTA sebesar Rp 37.300,00. Hal ini dikarenakan sekarang ini harga-harga sudah meningkat akibat
krisis ekonomi yang terjadi belakangan ini, sehingga nilai WTA sebesar RP 54.300,00bulan dirasa responden cukup layak.
6.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai