Tugas dan Fungsi Lembaga Amil Zakat

27 organisasi atau lembaga dapat tergambarkan secara jelas. 2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana LSPD Tujuan dari LSPD adalah menggambarkan aktivitas lembaga, terutama dalam menjelaskan asal sumber-sumber pendanaan serta penyalurannya sesuai dengan bidang garapan masing-masing. Dengan demikian, LSPD ini tak lain menggambarkan kinerja lembaga ditinjau dari aspek finance. 3. Laporan Perubahan Dana Termanfaatkan LPDT Tujuan dari LPDT adalah menggambarkan berbagai aktivitas pendanaan non-cash. Contohnya adalah pinjaman utang dan pemberian piutang. 4. Laporan Arus Kas Tujuan laporan arus kas adalah menggambarkan aliran kas keluar masuk. Pertimbangan alur keluar masuk didasarkan pada tiga jenis aktivitas yakni operasi, investasi, dan pendanaan. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Berisi penjelasan atas ke-4 jenis laporan di atas, sebagai catatan khusus yang lebih rinci sifatnya. Catatan ini tentu tidak untuk dipublikasikan kepada masyarakat luas. Fungsinya untuk menjelaskan bagian yang dianggap perlu. Dalam kondisi tertentu, catatan ini bisa diberikan pada muzaki atau donatur yang membutuhkan. 22 Manajemen amil zakat bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sesuai dengan karakteristiknya, maka laporan 22 Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004, h.214-215. 28 keuangan LAZ mencerminkan kegiatan amil zakat sebagai penerima dan penyalur yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami perlakuan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan agar sesuai dengan PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat, Infak, Sedekah sehingga meningkatkan daya banding laporan keuangan di antara LAZ. 23

D. Efisiensi

1. Pengertian Efisiensi

Efisiensi adalah ketepatan cara usaha, kerja dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya. 24 Efisiensi secara tradisional didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilan output tertentu dengan menggunakan input dalam porsi seminimum mungkin, sehingga efisiensi merupakan tingkat input dibagi dengan tingkat outputnya. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio output keluaran dan atau input masukan atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan. Secara 23 Ibid, h.23. 24 Departemen Pendidikan Nasional, h.352. 29 sederhana efisiensi terdiri dari dua komponen, yaitu: a. Efisiensi Teknis Mencerminkan kemampuan untuk menghasilkan output semaksimal mungkin dengan input yang ada, efisien secara teknis bukan berarti efisien secara hargaalokatif. b. Efisiensi AlokatifHarga Menggambarkan kemampuan untuk mengggunakan input dalam proporsi yang juga memasukkan perhitungan biaya. DMU dianggap efisien alokatif bila mampu menghasilkan output dengan biaya seminimal mungkin. 25 Efisiensi selalu dihubungkan dengan penggunaan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Aktivitas dapat dikatakan efisien apabila dapat memperoleh hasil yang sama dengan aktivitas lain tetapi sumber daya yang digunakan lebih sedikit. Tingkat efisiensi diukur dengan menggunakan indikator dari rasio antara nilai tambah value added dan nilai output. Ini berarti, semakin tinggi nilai rasio tersebt maka semakin tinggi pula tingkat efisiensinya. 26 Efisiensi mengacu pada hubungan antara output dan input sehingga efisiensi diartikan sebagai rasio antara output dan input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu: a. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih 25 Muharram, H. dan Pusvitasari, R. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data envelopment Analysis Periode 2005.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,Vol. II, No. 3, Yogyakarta, 2007. 26 Muhammad Ghafur, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini: Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah, Yogyakarta: Biruni Press, 2007, h.119