Pengukuran Efisiensi pada Lembaga Amil Zakat

34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan dalam sub-bab Pembatasan Masalah, objek dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat Nasional LAZNAS. Adapun LAZ yang dimaksud adalah beberapa LAZ yang telah dikukuhkan oleh pemerintah sebagai LAZ Nasional yang resmi dan boleh beroperasi dalam mengelola dana zakat, infak dan sedekah di Indonesia, yaitu: Tabel 3.1 Nama Lembaga Amil zakat No. Nama Lembaga Amil Zakat

1. PKPU Pos Keadilan Peduli Umat

2. BAMUIS BNI Baitul Maal Umat Islam BNI 3. RZ Rumah Zakat Keterangan: 1. PKPU Berdiri pada 10 Desember 1999 Kemudian ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai LAZNAS berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 441 pada 8 Oktober 2001. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar. Sesuai dengan misinya, PKPU bertekad untuk membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional. 35 2. BAMUIS BNI Baitul Maal Umat Islam Bank Negara Indonesia Didirikan dengan Akte Nomor 10 Notaris R. Soerjo Wongsowidjojo tanggal 5 Oktober 1967. Dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 330 Taggal 20 Juni 2002, BAMUIS BNI dikukuhkan sebagai LAZNAS. Tujuan dari keberadaan BAMUIS BNI ini adalah melakukan penghimpunan dana ZIS dari para pegawai, pensiunan, pengurus BNI, dan masyarakat umum untuk mengelola dana tersebut dengan cara-cara yang sah dan menyalurkannya kepada yang berhak menerima menurut hukum Islam. 3. Rumah Zakat Berdiri pada tanggal 12 Juli 2001 dengan akta notaris DR. Wiratni Ahmadi, SH. Dilengkapi Keputusan Menteri Agama Nomor 157 Tahun 2003 dan disahkan menjadi LAZNAS. Rumah Zakat mempunyai beberapa visi di antaranya, meningkatkan pelayanan zakat melalui pertumbuhan lembaga yang terpadu; pertumbuhan terpadu menuju LAZ yang sehat, kuat, dinamis, dan kredibel; LAZ profesional yang menjadi model pemberdayaan donasi philanthropy Islam di dunia.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan Lembaga Amil Zakat yang dipublikasikan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan efisiensi pengelolaan dana zakat. 36 Adapun sumber data dalam penelitian ini berasal dari 3 LAZ sebagai lembaga pengelola zakat yang mempublikasikan laporan keuangannya sebagai bentuk dari transparansi dan akuntabilitasi dalam mengelola dana zakat yang diperolehnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh OPZ Organisasi Pengelola Zakat yang beroperasi di Indonesia. Di Indonesia, pengelolaan zakat dilakukan oleh dua institusi, yaitu pemerintah dan swasta, bentukan pemerintah adalah BAZ Badan Amil Zakat dengan BAZNAS sebagai pusat koordinator, sedangkan swasta adalah Lembaga Amil Zakat LAZ yang dibentuk baik sebelum adanya Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat maupun setelah adanya Undang-undang. Lembaga-lembaga Amil Zakat tersebut memiliki klasifikasi lembaga pembentuk yang bervariasi, ada yang dibentuk oleh Lembaga Bisnis Perbankan, ORMAS Organisasi Masyarakat, LSM Lembaga Masyarakat, dan Komunitas. Beberapa tahun terakhir muncul juga lembaga pengelola zakat dengan bentuk badan hukum yayasan ataupun lembaga kemanusiaan lainnya, namun tidak semua lembaga-lembaga pengelola zakat tersebut dikukuhkan keberadaannya oleh pemerintah. Sampel adalah bagian dari populasi. Adapun sampel penelitian ini adalah OPZ yang dikelola oleh swasta atau disebut juga LAZ. LAZ yang diteliti adalah 37 Lembaga Amil Zakat yang termasuk ke dalam 18 LAZNAS yang disahkan pemerintah untuk melakukan pengelolaan dana zakat di indonesia. Mengingat banyaknya LAZ yang berkembang di Indonesia beberapa tahun ini, maka penulis hanya meneliti 3 LAZ saja. Pertimbangannya adalah bahwa 3 LAZ yang diteliti sudah resmi masuk ke dalam LAZNAS yang dikukuhkan pemerintah sehingga tidak terbentur masalah hukum dalam menjalankan aktivitasnya. Pertimbangan lain adalah melihat dari klasifikasi lembaga pembentuk LAZ tersebut. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan efisiensi dari masing-masing lembaga yang berbeda latar belakang pembentuknya, misalnya BAMUIS BNI dari golongan lembaga bisnis perbankan, PKPU dari golongan lembaga sosial masyarakat, dan Rumah Zakat dari golongan yayasan. Selain itu, tiga lembaga yang diteliti ini sudah masuk dalam kategori LAZ besar dan berpredikat baik serta dikenal masyarakat di indonesia sehingga dapat mewakili lembaga-lembaga lain di bawahnya. Tiga lembaga ini juga memiliki laporan keuangan tahunan sesuai periode yang dibutuhkan penulis sehingga memudahkan dalam proses pengolahan data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa desk riset yang dikenal juga dengan studi kepustakaan dokumentasi dan observasi. Dalam teknik desk riset, peneliti memperoleh data dengan cara melihat laporan keuangan Lembaga Amil Zakat, baik itu datang langsung kelembaga