25
mengusahakan agar dana zakat yang berhasil dihimpun dapat disalurkan ke post-post asnaf zakat yang sesuai dengan yang dianjurkan dan
ditetapkan oleh syariat Islam. Sedangkan pendistribusian termasuk juga pendayagunaan.
Lembaga amil zakat harus mampu membuat program yang bersifat pendayagunaan agar dana zakat yang akan disalurkan kepada asnaftidak
habis sia-sia dan dapat diproduktifkan. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa lembaga amil zakat berperan stategis untuk meningkatkan ekonomi para
mustahiq. Dalam melakukan pengelolaan zakat diperlukan lembaga khusus untuk mengelola zakat yang memiliki kekuatan hukum formal, karena
memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk: a.
Menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.
b. Mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skla prioritas yang ada pada suatu tempat.
c. Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan
pemerintahan yang islami.
20
Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi
disamping akan terabaikannya manfaat tersebut, hikmah dan tujuan zakat terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat juga akan sulit
20
Ibid, h.125-126
26
diwujudkan.
3. Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat
Laporan keuangan lembaga amil zakat merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut pelaporan atas penghimpunan,
pendistribusian, dan pendayagunaan ZIS zakat, infak, sedekah. Laporan keuangan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau
pengguna laporan keuangan muzaki, otoritas pengawasan, pemerintah, lembaga mitra, dan masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi
dan sosial yang rasional. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan LAZ adalah:
a. Basis kas untuk penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah
selain pemanfaatan aset kelolaan. b.
Basis akrual untuk penyaluran zakat dalam bentuk pemenfaatan aset kelolaan dan transaksi pada dana amil.
21
Dalam akuntansi keuangan, ada lima laporan yang harus dikerjakan divisi Pengelolaan Keuangan, yaitu:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan pada waktu tertentu. Tujuannya untuk mengetahui kekayaan atas harta
yang dimiliki, berbagai kewajiban yang harus ditunaikan serta mengetahui saldo dananya. Dengan neraca ini, posisi keuangan
21
Teten Kustiawan, dkk., Pedoman Akuntansi Amil Zakat: Panduan Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis PSAK 109, Jakarta: Forum Zakat, 2012, h.27-28.
27
organisasi atau lembaga dapat tergambarkan secara jelas. 2.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana LSPD Tujuan dari LSPD adalah menggambarkan aktivitas lembaga,
terutama dalam menjelaskan asal sumber-sumber pendanaan serta penyalurannya sesuai dengan bidang garapan masing-masing. Dengan
demikian, LSPD ini tak lain menggambarkan kinerja lembaga ditinjau dari aspek finance.
3. Laporan Perubahan Dana Termanfaatkan LPDT
Tujuan dari LPDT adalah menggambarkan berbagai aktivitas pendanaan non-cash. Contohnya adalah pinjaman utang dan pemberian
piutang. 4.
Laporan Arus Kas Tujuan laporan arus kas adalah menggambarkan aliran kas keluar
masuk. Pertimbangan alur keluar masuk didasarkan pada tiga jenis aktivitas yakni operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Berisi penjelasan atas ke-4 jenis laporan di atas, sebagai catatan khusus yang lebih rinci sifatnya. Catatan ini tentu tidak untuk
dipublikasikan kepada masyarakat luas. Fungsinya untuk menjelaskan bagian yang dianggap perlu. Dalam kondisi tertentu, catatan ini bisa
diberikan pada muzaki atau donatur yang membutuhkan.
22
Manajemen amil zakat bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sesuai dengan karakteristiknya, maka laporan
22
Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004, h.214-215.