41
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan menggunakan analisis kuantitatif, yaitu dalam pengolahan data berupa input dan ouput yang diambil dari neraca keuangan,
laporan arus kas, laporan perubahan dana yang dimiliki oleh masing-masing lembaga. Dalam analisis kuantitatif ini, untuk menghitung tingkat efisiensi,
peneliti menggunakan Data Envelopment Analysis DEA yang merupakan metode yang telah distandarisasi sebagai alat untuk mengukur kinerja suatu
aktifitas unit, dimana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak WDEA . Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
sebagai perangkat lunak pendukung.
1. Metode Pengukuran Efisiensi dengan DEA
Data Envelopment Analysis, sesuai dengan namanya merupakan metode yang mengelompokkan data observasi yang berbentuk frontier yang nantinya
digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari objek penelitian. DEA tidak hanya digunakan untuk entitas bisnis tetapi bisa juga digunakan secara luas untuk
bentuk organisai-orgaisai seperti sekolah, rumah sakit, yayasan, dan lain-lain. DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam
penelitian ini karena beberapa alasan, pendekatan non-parametrik merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu, yaitu
parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya, penggunannya lebih sederhana, dan mudah digunakan karena tidak membutuhkan banyak
spesifikasi bentuk fungsi sehingga kemungkinan kesalahan pembentukkan
42
fungsi lebih kecil.
3
Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu UKE Unit Kegiatan Ekonomi dalam kondisi banyak
input maupun output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan. Kondisi ini biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh
teknik analisis suatu UKE dibanding dengan UKE lainnya. DEA memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari
solusi, apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan output.
4
Ada tiga manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi dengan DEA, yaitu:
a. Sebagai tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk
mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama. b.
Mengukur berbagai informasi efisiensi antar unit kegiatan ekonomi untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.
c. Menentukan implikasi kebijakan sehingga dapat meningkatkan tingkat
efisiensinya.
5
Sedangkan keterbatasan DEA adalah: a.
Mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur. b.
DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit
3
Saleh Samsubar, Metode Data Envelopment Analysis, Yogyakarta: FEUGM, 2000, h.19.
4
Ibid, h.19-20.
5
Indah Susilowati, dkk., Modul Perkuliahan: “Pengukuran Efisiensi Melalu Data Envelopment
Analysis DEA”, Semarang: FEUNDIP, 2004, h.2.
43
lain dalam tipe yang sama. c.
Dalam bentuk dasarnya, DEA berasumsi adanya CRS Constant Return to Scale.
d. Bobot input dan output yang dihasilkan DEA sulit untuk ditafsirkan dalam
nilai ekonomi.
6
Efisiensi relatif UKE dalam DEA juga didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbang. Inti dari DEA adalah
menentukan bobot atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel-variabel
input maupun output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan, yaitu:
a. Bobot tidak boleh negatif
b. Bobot harus bersifat universal
7
Hal ini berarti setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya dan rasio tersebut
tidak lebih dari 1. DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang
memaksimumkan rasio efisiensinya. Asumsi maksimalisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini menggunakan orientasi output dalam
menghitung efisiensi teknik. Orientasi lainnya adalah minimalisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil yang sama. Setiap UKE
6
Ibid, h.3.
7
Huri, M. D. dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data envelopment Analysis”, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol.1, No.2, Desember 2004.
44
menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot
yang mencerminkan keragaman tersebut.
8
Setiap UKE cenderung memiliki pola penggunaan input minimum pada input yang memiliki bobot tinggi atau pola produksi output secara maksimum
pada otuput yang memiliki bobot tinggi untuk pencapaian tingkat efisiensi yang maksimum. Bobot yang dipilih tersebut tidak semata-mata
menggambarkan suatu nilai ekonomis, tetapi lebih merupakan suatu kuantitatif rencana untuk memaksimumkan efisiensi bersangkutan.
9
Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan dan setiap input-outputnya
memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya
per unitnya termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harganya tertinggi.
10
Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 efisien 100 persen, sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1,
maka UKE yang bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif.
11
8
Ibid, h.5.
9
Ibid, h.5.
10
Cooper William, Lawrence M. Seiford dan Kaoru Tone, Introduction to Data Envelopment Analysis and Its Uses, Newyork: Business Media Inc, 2006, h.xx
11
Ibid, h.xx